Share

LAKON YANG TERLARANG 2

Keduanya masih memainkan bibirnya yang saling menempel. Anna sungguh mabuk, penglihatannya buram, berkunang-berkunang, dia lupa dengan apa yang terjadi. Anna mulai melepas satu per satu kancing baju Dae Song. Pria itu membantunya hingga tubuh kekarnya terpampang, Anna begitu bringas menyesap aroma tubuh Dae Song. 

Dia luar kesadaran, Dae Song melepas kerudung Anna, melepas kemeja juga celana. Hanya tersisa bra dan celana kain segitiga. Dari bibir hingga ke leher, iramanya lembut turun ke bawah di gundukan gempal itu. Dae Song berhenti sejenak lalu berbisik.

."Aku sangat mencintaimu, bahkan aku rela mati demi kebahagiaanmu."

Anna tak menjawab. Otaknya tak mampu menyusun kalimat karena efek dari obat  yang terlalu banyak ia teguk. Di pikirannya hanya Dae Jung semata. Karena hasrat mulai membara, Anna malah menarik wajah Dae Song lalu menenggelamkan di dadanya. Pria itu sudah melahap keduanya silih berganti, meracau tak jelas. Mengiggit. dan memilin-milin.

Selama ini dia hanya membayar wanita malam untuk menuntaskan hasrat birahinya. Bila melakukan itu, wajah Anna selalu ia jadikan objek fantasi.

Dae Song melepas bra adik iparnya. Lama bermain disana. Punya Anna masih kencang. Itu karena perawatan yang ia lakukan agar ketika suaminya siuman, bisa memberi hadiah terindah dari tubuhnya.

"Ahhss .." Anna mendesis. Hatinya memangil nama Dae Jung.

Dae Song turun ke bawah sana. Tangannya melorotkan kain segitiga berwarna merah itu. Di ciuminya bagian lembut Anna. Di sana sudah basah.Dae Song melahap semua cairan yang merembes. 

Anna mendongakkan wajah ke atas. Dia mendesah, menginggit bibir bawahnya. Lima tahun dia berpuasa, menunggu suaminya dengan setia. Tapi ..Minzi yang jahat merubah semua. Bahkan lakon cinta ini dilakukan pada kakak iparnya sendiri.

Dae Song lama memainkan daging terlembut Anna. Buat Anna menggelinjang. Tangan Anna menjambak halus rambut pria yang  mencintainya itu. 

"Ahh ..oppa," rintih Anna.

Dae Song pria yang menguasai teknik bercinta itu pandai memainkan lidah di bawah sana. Begitu piawai membuat para wanita terlena padanya.

Karena merasa tidak nyaman di sofa, Dae Song menggendong tubuh Anna ke ranjang. Dia merebahkan ibu dua anak itu lalu menindihnya.

Dengan satu tangan yang begerak Dae Song melepaskan celana dalamnya.  Kepemilikannya bersiap-siap menerjang kedalaman milik Anna. 

Bles !

Benda keras hidup itu sudah tenggelam  dalam lingkup hangat Anna. 

"Iiissshh .." keduanya meringis.

Anna Binar Bintang bukan perempuan suci lagi. Dia sudah ternoda tanpa sengaja oleh kakak iparnya sendiri. Bukan lagi istri suci Kim Dae Jung. Kini nasib buruk  menimpa korain lagi.

Dae Song menjilati daun telinga Anna. Memainkan ritme pelan, kedua tangannya mendekap tubuh mungil itu. 

"Sayang .." lirih Dae Song.

Makin cepat hentakkannya buat Anna mendesah tak karuan. Desahan itu di sumpal oleh Dae Song dengan bibirnya. Meremas dua gumpalan cukup besar itu dengan kasar. 

"Aku bahagia .." racau Dae Song lagi.

Anna memeluk erat tubuh Dae Song. Nafasnya tersengal-sengal berhembus di telinga lawan ranjangnya. Mendapat serangan panas, Dae Song makin menggila.

"Anna, kau memang luar biasa," ujar Dae Song. Dia merasakan nikmatnya tubuh Anna sangat berbeda dari wanita yang pernah ia coba. Pantas saja, adiknya begitu mencintai Anna. Tak ingjn Anna lelas darinya.

Pintu kamar hotel itu tidak tertutup rapat. Saat masih keadan normal, keduanya memang membiarkan pintu itu terbuka lebar, cara untuk menghindari penilaian buruk terhadap keduanya.

Dae Song membalikkan tubuh Anna. Dia membuat wanita itu bertumpu di pahanya. Menghujam dari arah bawah, pekik keduanya makin binal. 

"Ahk!" 

Minzi sudah datang menenteng buah tangan untuk si kembar, saat di depan pintu, dia mendengar desahan juga jerit Anna yang menggema karena kenikmatan. 

"Ya ampun, mereka sungguh melakukannya," gumam Minzi panik. 

Dia ketakutan akan akhir  adegan panas itu. Tentu Dae Song tidak akan membuatnya hidup bila mengetahui dialah yang menjebak semua ini.

Minzi enyah dari sana, dia berusaha mencari solusi agar terhapus dari kesalahan. 

Sementara di atas kasur yang sudah berantakan, sudah berbagai macam gaya yang di lalui, kedua insan tak berstatus itu makin terbuai dalam kenikmatan. Keringat Dae Song bercucuran menjatuhi tubuh Anna. Bahkan Dae Song menjilat keringat jelmaan Yama itu tanpa ada rasa jijik.

"Aku ingin selalu seperti ini," gumam Dae Song memainkan temponya kian cepat.

Sejam terlewati, Dae Song sudah hampir di ambang batas. Makin cepat dia menghetakkan rudalnya ke dalaman Anna. Hingga ..

"Ahhhkkkk .." erangan panjang lepas dari mulut Dae Song. Dia menyemburkan benih hangatnya di dalam rahim Anna bekas tempat Haneul dan Micha bernaung.

Nafasnya tak berturan. Dia masih betah di atas tubuh Anna. Mencium leher dan kuping adik iparnya itu dengan mesra.

*******************

Ada deringan ponsel menggelegar. Matanya masih tertutup namun dia meraba mencari telpon genggamnya. Tepat di atas kepala Anna ia menaruh ponselnya.

"Samchon, ibuku mana?" suara Micha terdengar lirih di balik ponselnya.

Dae Song belum juga sadar dengan apa yang sudah terjadi padanya.

"Micha, ibu? ibumu-- Haahpp .." Dae Song terkesiap ketika membuka mata, ada Anna di pelukannya, tanpa sehelai kain menutupi kedua tubuh mereka.

Dae Song terperanjat. Dia menjauhkan tubuhnya dari Anna. 

"Apa yang sudah terjadi?" 

Dia meraba kemaluannya, ada cairan yang sudah mengering. Dae Song terkulai, cairan itu ia yakini bekasnya bersama Anna.

"Bagaimana semua ini terjadi .." lirihnya.

Anna masih terlelap, entah itu tidur atau pingsan. Dae Song menyelimuti adik iparnya itu. Dia segera memakai pakaiannya kembali. Beranjak keluar mencari Minzi. Tapi wanita berambut blonde itu tak ada  di sekitar kamarnya.

Dae Song kembali masuk ke kamar.  Dia memandingi Anna penuh rasa bersalah. Bersalah juga pada adiknya. 'Ah, aku memang brengsek' hardiknya pada diri sendiri.

"Aku memang mencintaimu, tapi bukan dengan cara licik seperti ini yang ku mau .." ujarnya pada Anna.

Dae Song menyelidik ingatan terakhir kalinya. Semua itu berawal dari minuman yang di bawa oleh Minzi. Dia geram, mengambil gelas itu lalu melemparnya ke tembok.

 

"Hallo, kamu di mana Minzi? ke kamar hotel sekarang juga!" Dae Song sudah membentak sekertarisnya itu.

Minzi datang membawa salah satu pramusaji bayarannya. Pelayan itu akan di jadikan kambing hitam. 

Minzi melihat Anna sudah di selimut Dae Song. Pakaian Anna tercecer  di lantai. 

"Kamu pasti tahu apa yang sudah terjadi,"

"Maaf Pak Song, ini kesalahan pramusaji. Dia salah memberi minuman padaku, yang seharusnya di berikan kepada pekanggan sebelah," papar Minzi berkelik.

Dae Song mengusap wajah dengan kasar. Mengepal geram. Rasanya dia ingin memukul kedua wanita di hadapannya itu.

Tapi itu akan menambah masalah lagi. 

"Tugas kamu menjadikan dia saksi kita suatu saat nanti, ini kecelakaan tak di sengaja, kamu mengerti 'kan maksudku?" 

Minzi dan pramusaji itu mengangguk.

"Minzi, pakaikan Anna baju, lengkap dengan kerudungnya," titah Dae Song. 

Dia meyakini Anna tidak akan ingat juga kejadian yang menimpanya. Untuk sementara Dae Song bisa bernafas lega. Bisa menyembunyikan itu jadi rahasia pribadi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status