Share

MENEPI

Pagi tiba, Anna terbangun karena matahari  yang menyelinap dari kaca jendela mengusik tidurnya. Mengucek mata yang bengkak, sedikit perih, namun tak ada yang lebih perih dari hatinya yang begitu sakit dengan suratan takdir.

Berdiri memandangi diri di depan cermin, menyorot perutnya yang masih rata. Kelak, perut itu akan semakin membesar, anak dari pria yang bukan suaminya akan tumbuh bersamanya. Sanggupkah dia mengikhlaskan ketetapan Tuhan, belum, tidak.

Anna memukuli wajahnya sendiri, dia merasa imannya begitu lemah hingga dia tak bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang istri.

"Aku benci dengan diriku sendiri!" Anna memukul wajahnya sendiri. Menghardik tiada henti. Tangis Anna pecah menggema di rumah Korain. Seluruh pelayan yang saat itu tengah membersihkan kebingungan dengan sikap Anna yang tiba-tiba aneh di pagi hari.

Di luar ada Bu Nas panik mendengar suara Anna yang mulai meronta lagi.

"No
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sifa Fatimah
ga mo nebak2 ah gimana kedepannya. soalnya takut salah, hehehe. ka alna tolong bnyak yg typo kadang aku bacanya bingung mo artiin nya apa. maaf ya ka jgn tersinggung. tetap semangat d tunggu bab srlanjutnya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status