Share

MANA MAMPU!

"KAK LILAC!" panggil Adik kelas yang sedang berlari menuju Lilac. Lilac dan Voscar segera menghentikan langkahnya dan menatap adik kelasnya dengan bingung. 

"Kalian kenapa?" tanya Lilac yang melihat adik kelasnya sedang mengatur nafasnya.

"Kak, aku pengen tanya," ucap adik kelas yang tengah. Lilac mengintip name tag adik kelasnya bernama Laura, Britney dan Jessica.

"Tanya apa?" heran Lilac. Voscar hanya berdiri di samping Lilac tanpa ikut campur. Voscar tahu masalahnya antara exskul paduan suara atau Basketnya.

"Kita akan latihan paduan suara kapan, Kak?" tanya Laura yang sudah selesai mengaturnya nafasnya begitupun dengan dua temannya yang lain.

Lilac tersenyum tipis lalu berjalan mendekat Laura dengan pelan. "Voscar engga nafsu lihat yang beginian," ucap Lilac yang mengalihkan jawaban. Lilac membereskan kerah serta menjepit rambut Laura dengan rapih setelah selesai Lilac langsung menepuk pelan baju Laura.

"Latihan hari Sabtu," beritahu Lilac dengan tersenyum miring. Lilac langsung mengambil lengan Voscar dan menariknya menjauh dari adik kelasnya. Laura menatap kepergian Lilac dengan kesal dan menghentakkan kakinya.

"Serangga kecil," gumam Lilac dengan melirik ke arah Laura begitupun dengan Voscar yang tersenyum miring. 

"Serangga yang memasuki kandang macan," ejek Voscar dengan tertawa pelan. Lilac menatap Voscar sebal, Lilac memukul pelan lengan Voscar sedangkan Voscar hanya tertawa pelan lalu berlari kecil meninggalkan Lilac. Lilac yang ditinggal langsung memelototkan matanya, tidak berlangsung lama Lilac langsung tertawa pelan dan mengejar Voscar.

"Al, lu bantu gua sini!" perintah Nando yang sedang memain game mobil legend bersama Alendro dan beberapa teman sekelasnya. Voscar dengan tidak tahu dirinya langsung mengambil ponsel Nando membuat Nando terkejut.

"VOSCAR!" teriak Nando kesal. Nando langsung berdiri dan mencoba merebut ponselnya.

"Vos, balikin dulu. Kita lagi seru nih!" kesal Alendro yang berusaha mematikan lawannya sendirian.

"Gua aja yang mainin," ucap Voscar sambil duduk di samping Alendro dan memainkan game Nando. Nando yang melihat hanya mampu menahan kekesalannya dan langsung duduk di samping Voscar.

"Lilac," panggil Nando membuat Lilac langsung menatap Nando dengan bingung.

"Bawa nih peliharaan lu pergi!" kesal Nando yang jengah dengan kelakuan Voscar. Lilac tersenyum miring lalu mengedikkan bahunya acuh. 

Aluna memasuki kelas dengan nafas yang kelelahan seperti habis berlari. Aluna langsung duduk di samping Lilac dan memegang lengan Lilac.

"Lu harus tahu bahwa Laura mencoba menggeser kapten basket," ucap Aluna dengan sedikit panik. Lilac yang mendengar hanya biasa saja.

"Terus lu panik?" tanya Lilac.

"Engga, biasa aja," jawab Aluna dengan tersenyum lebar lalu meminum air dari botol yang biasa ia bawa.

"Terus kenapa lari-lari?" tanya Lilac dengan bingung.

"Gua kira, gua telat," jawab Aluna dengan santai.

"Kenapa engga panik saat ada yang ancam posisi lu?" tanya Aluna. Pasalnya, setiap ada yang mengancam posisi Lilac sebagai kapten basket putri, Lilac tidak pernah panik malah terkesan biasa saja.

"Untuk apa gua panik? Engga ada gunanya ...," jawab Lilac dengan menatap Aluna sinis. "Lagian dia mana mampu bersaing sama gua," sombong Lilac membuat Aluna menggelengkan kepalanya.

Aluna mengakui jika kesombongan Lilac tidak bisa disebut sebagai kesombongan karena memang itu faktanya. Menurut Aluna, hidup Lilac tidak pernah ada yang dicemaskan. Semua seolah tertata dengan rapih.

"Sombongnya sampai benua Antartika," ucap Aluna dengan tertawa pelan diikuti Lilac.

"Kapan-kapan kita main basket bareng yuk, Lun," ajak Lilac. Aluna langsung menggelengkan kepalanya pelan dan menunjukkan wajah sedihnya.

"Lil, lu tahu kalau gua lemah. Lu mau gua tinggal di rumah sakit lagi selama beberap bulan?" tanya Aluna membuat Lilac merasa bersalah.

"Gua lupa, Lun. Ma'af ya," ucap Lilac. 

"Akting gua bagus engga?" tanya Aluna dengan wajah cerianya. Lilac langsung menatap datar Aluna dan mendorongnya pelan.

"Nyebelin," kesal Lilac.

BRAK

Gebrakan di meja Lilac membuat seluruh teman-teman Lilac menatap meja Lilac dengan bingung.

"Kak Lilac!" panggil Laura dengan wajah datarnya. Lilac melihat beberapa adik kelas yang mengikuti ekskul basket berada di belakang Laura dengan wajah yang sinis. 

"Kan, belum ada sehari gua bilang," bisik Aluna pada Lilac. Lilac tidak menanggapi ucapan Aluna tetapi Lilac menatap Laura dengan tersenyum tipis dan berdiri dari duduknya. Voscar yang melihat langsung menghentikan game nya dan fokus pada Lilac.

"Ada apa, Laura?" tanya Lilac dengan pelan. 

"Kak Lilac harus mundur dari jabatan kapten Basket! Karna kita sudah tidak mau di pimpin oleh Kak Lilac!" tegas Laura membuat Lilac menatap bingung.

"Kalau gua keluar, lalu siapa yang akan menggantikannya?" tanya Lilac sambil memasang wajah menantang.

"Ehmm ... Kak Aluna," tunjuk Laura membuat seluruh murid terdiam yang mendengarnya.

"Heh! Lu gila apa bagaimana? Gua aja engga ikut ekskul basket," kesal Aluna sambil berdiri dan menatap Laura dengan kesal. Lilac tersenyum miring lalu menepuk pelan bahu Aluna.

"Sudah, Lun. Kejadian begini bukannya sudah biasa?" tanya Lilac sambil menatap Aluna. Laura menatap Aluna dengan terkejut, mendengar fakta bahwa Aluna tidak memasuki ekskul basket.

"Bukannya kak Aluna yang jadi wakil kapten?" tanya Laura dengan sedikit ragu. Aluna menghembuskan nafasnya kesal dan menatap Laura dengan rendahan.

"Gua kalau jadi lu bakalan malu, engga akan masuk sekolah untuk selamanya," ucap Aluna. Lilac menatap pintu kelasnya dan tersenyum meremehkan.

"Wakil kapten ada di belakang lu," ujar Lilac. Alina, kembaran Aluna menatap bingung ke arah murid-murid.

"Kalian kenapa?" tanya Alina yang menaruh tas bekal milik Aluna.

"Kejadian yang dulu pernah terulang," jawab Lilac membuat Alina tertawa pelan.

"Kak Lilac!" panggil Laura dengan kesal. Laura melayangkan jemarinya menuju pipi Lilac tetapi sebelumnya sudah ditahan oleh Lilac. Voscar yang melihat langsung berdiri dan berjalan pelan menuju Lilac.

"Jangan pernah sentuh gua dengan kekerasan! Karna apa? Karna lawan lu bukan gua kalau sudah main kekerasan!" jelas Lilac.

"Jangan jadi pengecut yang kalah debat lalu langsung bermain kasar!" datar Lilac sambil menghempaskan lengan Laura dengan kasar.

"Lau, ayo pergi," ajak Jessica sambil menarik Lauara lalu diikuti oleh teman-temannya yang lain.

"Are you oke?" tanya Voscar dengan khawatir. Voscar mengelus pipi Lilac dengan lembut, Lilac mengambil jemari Voscar lalu menciumnya dengan pelan.

"I'm oke," jawab Lilac dengan tertawa pelan.

"Lilac damage-nya tidak main-main," ucap Nando dengan mengacungkan kedua jempol lengannya. Lilac tertawa pelan.

"Terus lu akan tetep terima dia di ekskul basket?" tanya Alina.

Lilac menganggukkan kepalanya sambil berpikir dan tersenyum tipis. "Kalau engga dilolosin gua akan kehilangan sebuah emas," ucap Lilac.

"Maksudnya?" tanya Aluna sedangkan Alina langsung menganggukan kepalanya.

"Oke, gua paham. Kalau begitu gua pamit dulu ... Lun jangan lupa makan sa'at istirahat," peringat Alina yang langsung meninggalkan kelas Lilac.

"Nyebelin ... Jadi, maksudnya apa, Lil?" tanya Aluna.

"Nyali dia besar, Lun. Dia akan cocok jadi kapten di periode selanjutnya," jelas Lilac. Aluna menganggukkan kepalanya sedangkan Voscar menatap Lilac dengan bangga. Voscar mencium puncak kepala Lilac dengan lembut lalu tersenyum tipis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status