Share

VOSLI

Lilac sedang menunggu Voscar di depan kelasnya. Bel pulang sekolah sejak satu jam yang lalu dan Voscar pamit mengambil dokumen di ruang OSIS.

"Hufft," hela nafas Lilac yang kesekian kali. Lilac menatap kanan dan kiri koridor lalu melihat jam tangannya.

"Voscar kemana ya?" gumam Lilac yang sudah mulai kesal. Lilac menundukkan kepalanya dengan kesal dan menghentakkan kakinya.

"Awas aja! Kalau dia udah dateng gua pukul sampai jadi perkedel!" gerutu Lilac. Voscar yang mendengar gerutuan Lilac hanya tersenyum miring.

"Dari pada gerutu mending minum," saran Voscar yang menempelkan Es susu coklat pada pipi Lilac. Lilac yang terkejut langsung mengangkat wajahnya dan menatap Voscar.

"Nyebelin banget si lu!" kesal Lilac yang langsung mengambil susu coklatnya dan meminumnya.

"Suap-nya bisa banget lagi," gumam Lilac dengan tersenyum tipis. Voscar mengacak rambut Lilac dengan pelan sambil tertawa pelan.

"Gua engga tahu kalau gua punya pacar se-menggemaskan seperti ini," goda Voscar membuat pipi Lilac memerah.

"Apaan sih! Receh banget!" ejek Lilac menutupi salah tingkahnya.

"Ayo, pulang," ajak Voscar dengan mengulurkan tangannya yang dibalas dengan Lilac.

"Mau mampir dulu engga?" tanya Voscar. Memang sekolah mereka pulang jam 2 siang kalau tidak ada kegiatan tambahan dan kini mereka tidak memiliki kegiatan hanya saja Lilac yang harus menunggu Voscar mengambil dokumen sangat lama.

"Engga," jawab Lilac dengan menggelengkan kepalanya.

"Lain kali engga usah bawa mobil. Gua engga mau kena hukum," ucap Lilac yang memasuki mobil Voscar. Voscar yang mendengar hanya mengedikkan bahunya acuh lalu menutup pintu mobil.

"Bawa motor males, panas," jawab Voscar yang baru saja memasuki mobilnya.

"Tapi—" Ucapan Lilac terpotong begitu saja ketika Voscar menjepit bibir Lilac.

"Ma'af untuk hari ini karna lu harus dihukum. Gua janji ke depannya engga akan kaya gini lagi," janji Voscar dengan menatap Lilac teduh. Lilac yang ditatap seperti itu hanya diam tanpa menjawab apapun padahal jepitan pada bibirnya sudah Voscar lepaskan.

"Gua beliin Mc Flurry, oke?" ajak Voscar yang langsung diangguki oleh Lilac. Voscar tersenyum tipis lalu mengusap rambut Lilac dengan lembut.

"Mau sekalian makan engga?" tanya Voscar.

"Engga, tadi siang aku udah makan di kantin," jawab Lilac sambil merapihkan rambutnya. Lilac membuka dashboard mobil Voscar dan mengambil sisir dari dalam.

"Nyalain musik ya," izin Lilac yang sedang mengotak-atik ponsel Voscar. Voscar hanya menganggukkan kepalanya.

Saat sampai di Drive Thrue, Voscar langsung memesan pesanan Lilac. Voscar membayar dengan cash dan itu membuat Lilac tersenyum miring.

"Tumben cash biasanya debit," celetuk Lilac yang menatap ponselnya tanpa melihat Voscar.

"Lagi kepengen," jawab Voscar dengan datar.

"Mau jadi sugar Daddy ya?" tanya Lilac dengan iseng. Setelah pesanan Lilac selesai, Voscar langsung menutup jendela mobilnya dan menatap Lilac.

"Kalau lu mau jadi sugar baby gua ... Gaslah," ucap Voscar dengan menaik-turunkan alisnya sambil memberikan McFlurry Lilac.

"Boleh, tapi lu harus bilang ke Bunda dan Papah," ucap Lilac sambil memakan es krimnya. Voscar tertawa pelan.

"Nanti pasti Om akan bilang kalau dia masih mampu buat biayain lu," ujar Voscar dengan mengingat wajah papah Lilac. Lilac tertawa dengan puas sambil mengingat juga wajah papahnya.

"Setuju," ucap Lilac.

Kembali hening, mobil Voscar melaju dengan pelan karna macet di sore hari. Lagu yang tadi diputar Lilac sudah dimatikan sejak di McDonald. Voscar melirik Lilac sejenak lalu kembali menatap jalanan.

Saat sampai di depan gerbang rumah Lilac, Voscar sengaja mengunci pintu mobilnya agar Lilac tidak keluar terlebih dahulu.

"Gua engga tahu kalau gua bawa anak kecil," celetuk Voscar yang sedang mengambil tisu di kursi belakang.

"Maksudnya?" bingung Lilac. Voscar tidak menjawab hanya tersenyum tipis lalu melap bibir Lilac dengan pelan dan teratur.

"Kalau makan es krim cukup bersama gua aja dan gua juga engga akan ijinin lu makan es krim bareng cowo lain," perintah Voscar membuat Lilac mengerutkan keningnya bingung.

"Jangan dikerutin begini, nanti cepet keriput," beritahu Voscar yang langsung dilaksanakan Lilac.

"Engga usah banyak berfikir," perintah Voscar yang langsung membuka kunci mobilnya. Voscar keluar dari mobilnya dan membuka pintu mobil untuk Lilac.

"Besok gua jemput pakai motor," beritahu Voscar yang langsung diangguki oleh Lilac. Voscar mengacak poni Lilac membuat Lilac sebal dan langsung memukul lengan Voscar.

"Good bye," pamit Voscar sambil mencium kening Lilac dengan cepat dan langsung memasuki mobilnya sebelum dimarahi Lilac.

"VOSCAR!" teriak Lilac dengan kesal. Voscar melajukan mobilnya sedangkan Lilac menatap kepergian mobil Voscar dengan senyum mengembang.

Saat mobil Voscar sudah tidak terlihat, Lilac langsung memasuki rumahnya masih dengan senyum mengembangnya.

"Waras kamu, Kak?" tanya bunda Lilac yang bernama Rahayu Larasati. Bunda Lilac kebingungan melihat putri semata wayangnya memasuki rumah dengan senyum seperti manusia kurang waras. Lilac langsung duduk di samping bundanya dan memeluk lengan bundanya.

"Kenapa sih, Kak?" tanya Rahayu. Lilac menggelengkan kepalanya.

"Nothing," jawab Lilac membuat kebingungan Rahayu bertambah tetapi setelahnya Rahayu hanya tersenyum maklum dan menggelengkan kepalanya.

"Paling Voscar," tebak Rahayu. Lilac seketika menghentikan senyumnya dan menatap bundanya dengan terkejut.

"Kok, Bunda tahu?" tanya Lilac.

"Siapa lagi yang bisa buat anak Bunda jadi seperti kurang waras begini kalau bukan Voscar?" tanya Rahayu dengan sedikit mengejek.

"Papah, belum pulang, Bun?" tanya Lilac mengalihkan pembicaraan dengan begitu cepat. Rahayu menaikkan sebelah alisnya bingung dengan tersenyum mengejek.

"Kamu nih," ucap Rahayu sambil meletakkan majalahnya dan mengusap pelan rambut Lilac. Lilac tertawa pelan lalu menyenderkan kepalanya pada bahu bundanya.

"Tetap prioritaskan pendidikan," ucap Rahayu. Lilac menganggukkan kepalanya.

"Bunda dan Papah tidak menuntut kamu untuk menjadi yang terbaik ataupun harus jadi yang pertama, selagi kamu fokus pada pendidikan dan tidak berbuat nakal itu sudah lebih dari cukup untuk kami," ucap Rahayu. Lilac menatap bundanya dengan tersenyum tipis lalu memeluknya.

"Lilac sangat beruntung lahir di keluarga ini," ucap Lilac sambil memejamkan matanya.

"Kalau mau tidur pergi ke kamar jangan di sini. Bunda engga mau angkat kamu, ma'af aja," ucap Rahayu dengan nada yang sedikit menggoda. Lilac langsung menegakkan tubuhnya lalu berdiri.

"Bunda ... Nyebelin!" kesal Lilac yang langsung berjalan menuju lantai 2, letak kamarnya.

Saat sampai di dalam kamar, Lilac langsung menghempaskan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya. Senyum tipis terbit di bibir Lilac.

TING!

Suara ponsel Lilac berbunyi membuat Lilac mau tidak mau harus bangkit dari tidurannya.

"Jangan lupa buka tas." Isi pesan dari Voscar membuat Lilac mengerutkan keningnya lalu mengambil tasnya dan melihat isinya.

Bunga mawar yang berwarna pink serta sebuah kado yang berisi jam tangan berwarna pink. Lilac langsung memakai jam tangannya dan tersenyum lebar.

"Terima kasih," balas Lilac kepada Voscar.

"Gua engga mau terima kasih," balas Voscar.

"Gua mau malam Minggu nanti lu jalan sama gua," lanjut Voscar membuat Lilac hampir berteriak senang.

"Oke," balas Lilac.

Lilac menunggu cukup lama balasan dari Voscar. Lilac berharap Voscar akan membalas pesannya ataupun menelpon tetapi, harapan hanyalah harapan, Voscar tidak melakukannya.

"Untung sayang, untung cinta," gumam Lilac menatap tajam ponselnya. Lilac langsung melempar ponselnya ke tengah kasur lalu berganti baju mengabaikan ponselnya yang sebenarnya terus berdering pertanda telpon masuk.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status