Vanya langsung pulang menuju rumahnya menggunakan kendaraan online yang dipesannya lewat aplikasi yang berada diponselnya. Setelah sampai rumah vanya langsung berlari menuju kamarnya yang berada dilantai dua. vanya membersihkan tubuhnya dan mencuci almamaternya. Setelah dirasa sudah bersih vanya langsung keluar kamar mandi.
Namun baru saja vanya keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handukyang menutupi tubuhnya dan berada di kepalanya karena baru saja ia mencucu rambutnya. Tiba tiba nata sudah ada di kamar masih lengkap dengan kemejanya yang sudah digulung sampai sikunya.
“Eh kapan datang.” Tanya vanya sambil berjalan menuju lemari pakaiannya.
“Barusan. Kenapa kamu sudah pulang? Bolos kan kamu?.”
Vanya langsung tak berkutik sedikit pun. Setelah itu vanya tersenyum seperti tak punya salah.
Nata langsung menatanya tajam. “Cukup sekali ini saja jangan diulangi lagi.”
”Siap bos.” Jawab vanya sa
Malam tlah tiba vanya dan anggel masih berada disebuah salon dan nata sudah pergi sebelum maghrib tadi. Vanya dengan dres berwarnah hitam selutut namun ada belahan 5 cm dari lutut sebelah kanan. dan juga tas kecil warna hitam dengan rambut yang di keriting dan high hills berwarna senada. Dan juga angel dengan dres warna hitam juga namun berbeda modelnya saja.Vanya terlihat sangat cantik dan menawan pasti banya yang melliriknya nanti saat di pesta tersebut. Angel tersenyum melihat kearah vanya. “Sudah?.”“Sudah.” Vanya pun menjawabnya seraya tersenyum menatap angel.“Yuk berangkat sekarang.” Ajak anggel sambil menarik tangan vanya.“Kamu pasti akan menyesal karena tidak mengajak istri kecilmu yang menawan ini kak.” Batin anggel dengan seringai samar dibibirnya.“Tante aku bengkat dulu ya bye.” Teriak anggel kepada pemilik salon tersebut sambil melambaikan tangannya.Vanya dan anggel
Ariel dan vanya sedang berdansah dan sepasang bola mata yang dari tadi melihatnya dengan wajah yanng sangat merah padam melihatnya. Nata lansgung melepaskan paksa rangkulan dari senja dan berjalan menuju kedua pasangan dansah tersebut.Saat sampai didekat mmereka nata langsung mmenarik vanya dan membawanya keluar. Ariel yang sedang berdansah pun langsung kaget saat vanya ditarik oleh nata. “Eh lo apaan narik narik pacar gue. Lepasin gak tangan lo.”Nata yang mendengarnya pun wajahnya bertambah merah padam dan cekalan ditangan vanya juga makin erat. Sudah dipastikan sekarang tangan vanya sudah merah akibat cekala nata.“Masih pacarkan. Gue suaminya.” jawabnya dengan suara dingin.Vanya langsung kaget saat mendengarnya begitupun dengan ariel. Karena dari dulu ucapan nata gak pernah ada yang bercanda dan tidak benar. Apa yang dikatakan nata pasti beneran. Ariel pun melepaskan tangan vanya.“Lo yang minggir.
Tringgg tringg tringgg.Bunyi alaram di ponsel vanya berbunyi. Vanya yang merasa terganggu pun ahirnya meraba raba mencari ponselnya berada. Setelah ditemukannya vanya langsung mematikan alaramnya. Dengan setengah sadar dari tidurnya vanya merasakan ada yang menimpah perutnya dan uga kakinya serta terdengar suara hembusan nafas yang teratur. Vanya pun ahirnya tersenyum karena mengingat kejadian tadi malam sebelum ia tidur.Flashback on. Setelah mendengar gemercik air yang bertabrakan dengan lantai alias air yang terjatuh dilantai. Vanya dengan segera berjalan menuju tempat tidur yang ada disana. Vanya merebahkan tubuhnya sambil melihat kelangit langit tempat tidur dengan tangannya memegang bibirnya yang barusan telah ciman pertama kalinya dengan nata suaminya. Vanya sesekali tersenyum saat mengingatnya. “Ternyata cakep juga. Bisa cemburu juga anak onta satu itu, eh enggak ding anaknya mami nesya ding
Setelah sampai dikelasnya vanya berjalan kearah fida yang sudah ada dimejanya dengan novel yang ada ditangannya.“Woyyyy.” Teriak vanya saat sudah sampai didekat fida sambil melempar tasnya kemeja yang membuat fida terkejut.“He unta lo bisa santuy gak sih jadi cewek. Terkejut gue dodol.”Vanya hanya tertawa terbahak bahak melihat wajah fida yang konyol akibat kaget karena ulahnya.“Malah tertawa memang lo teman laknat sumpah.”“Maaf maaf sayang. Lonya sih yang baca novel sampai sampai gue disini gak lo perhatiin.”“Jatuh hati lo sama gue sampai lo minta gue erhatiin segala.” Katanya dengan bete.“Maafin dong kan kita teman. Gue beliin makan deh nanti pas istirahat.”Fida yang mendengar ada geratisan pun langsung tersenyum melihatnya. “gitu dong itu baru namanya sahabat.”“Kalau geratisan aja lo semangat dasar anak sapi.&rdquo
Permainan pun dimenangksn oleh kelas vanya. Semua teman teman vanya bersorak gembira dan juga loncat loncat semangat. Setelah itu mereka kembali menuju kelas masing masing karena sudah waktunya pulang.Sebelum kekelas vanya mengantar fida menuju kamar mandi yang searah menuju kelasnya.“Tunggu bentar ya van.”Vanya hnya menganggukkan kepalanya. Setelah fida masuk kebilik toilet vanya pun membenarkan kunciran rambutnya. belum selesai menguncirnya tiba tiba rambut vanya ditarik keras oleh seseorang.“Aww lepasin gak.”“Hahaha. Bitch lo kan udah gue peringatin jangan pernah deketin pacar gue. apa lo budek apa amnesia.”Dengan sekuat tenaga vanya melepaskan dirinya namun dengan kuat pula teman aira yang menjambak rambutnya pun semakin kencang.“Apa apaan sih kalian. Lepaskan gak temen gue.” kata fida yang keluar dari bilik toilet.“Wooo ernyata ada pawangnya. Lo gak usah i
Sudah hampir jam satu malam namun nata belum juga pulang. Vanya mondar mandir di dalam kamarnya dengan perasaan yang sangat campur aduk. Karena tidak biasanya suaminnya pulang hingga larut malam dengan ponsel yang tidak aktif. Pasalnya dari tadi vanya mondar mandir dengan mencoa menghuungi nata.“Tenang vanya tenang mungkin dia sedang dalam perjalanan.” Kata hati vanya dari tadi menenangkan dirinya sendiri. Vanya pun ahirnya berjalan menuju keluar kamar untuk mengambil minum kedapur. Dengan mengendap endapkan langkahnya supaya yang lain tidak mendengarnya.Namun suara dari pintu sebelah kamarnya membuatnya kaget dan nyaris berteriak jika tak ia bungkam sendiri mulutnya. Setelah sang empunya kelitan batang hidungnya nata langsung bernafas lega.“Kak kevin ngagetin vanya aja.” Katanya dengan memegangi dadanya yang sedikit naik turun.Kevin yang melihatnya pun mengangkat sebelah alisnya. “Kamu ngapain jam segini belum tidur mala
Sesampainya disekolah vanya berjalan menuju kelasnya sambil melamun. Sesampainya dikelas vanya duduk dikursinya sambil menaruh tasnya dan dibuat tumpuhan kepalanya. Tak lupa earphon yang bertengger dikedua telinganya. Karena merasa matanya sangat berat karena tadi malam ia begadang karena menunggu nata yang tak pulang pulang ahirnya vanya memejamkan matanya.Fida yang memang baru saja sampai dikelas pun tatapannya langsung tertuju kepada sahabatnya yang sedang menelusupkan kepalanya diatas kedua tangannya dengan earphon yang ada di kedua telinganya. Fida heran tak biasanya sahabatnya itu tidur didalam kelas.Fida pun duduk disebelahnya dan membuka bukunya melanjutkan mengerjakan pr yang tadi malam ada beberapa yang belum ia selesaikan. Karena menurutnya sangat susah. Dan mau minta ajarin sahabatnya namun apalah daya sekarang sahabatnya ini sedang tertidur. Fida mengerjakannya sendiri.Tettt tett tettt... suara bel masuk kelas berbuny. Itu tandanya
Saatnya pulang sekolah. Vanya berjalan keluar kelas bersama dengan fida. Setelah menceritakan semua yang terjadi tentang hubungannya dengan nata vanya sedikit lega karena fida banyak membantu memberikan sarannya. Dari yang dijodohkan hingga lita lita yang tadi pagi mengirim pesan kepada nata.Saat sampai didepan gerbang vanya mengernyitkan kepalanya karena disana sudah ada mobil nata. Vanya tak langsung menuju mobil tersebut. Melainkan vanya masih berdiri disebelah halte yang berada didekat pintu gerbang.Mobil nata pun mendekat kearah halte. Setelah sampai didepan vanya kaca jendela dibuka oleh nata. Dari luar vanya kaget karena disebelah kemudi ada perempuan yang memakai baju kurang bahan. Vanya pun menundukkan kepalanya karena merasa namanya dipanggil oleh nata.“Kamu masuk sekarang kita pulang.”“Enggak aku dijemput sama mang ujang aja.”“Mang ujang lagi jemput kak kevin. Ayo kamu masuk aja cepat jangan buang buang