Share

MCH 3

Pulang sekolah nanti vanya berniat untuk kekantor kakaknya. Vanya mengambil ponselnya yang ada di dalam tasnya. Saat ponselnya sudah ditangannya vanya lansgung membuka aplikasi wattshap nya. Vanya mencari kontak kakaknya.

-raja ttega-

“Kak”

“Kak kevin sayang.”

“Kakak ku yang sangat aku cintai.”

“Kakakku yang sangat aku sayngi.”

“Kakak ku yang kadang juga sangat menyebalkan.”

Kevin yang saat ini sedang menandatangani beberapa berkas sebelum dirinya meeting pun lansgung mengambil ponsel yang berada dalam saku jas mahalnya. Kevin lansgung mmbuka aplikasi wattshapnya. Dan langsung membuka chat dari vanya adiknya.

-bocil kesayangan-

“Kak”

“Kak kevin sayang.”

“Kakak ku yang sangat aku cintai.”

“Kakakku yang sangat aku sayngi.”

“Kakak ku yang kadang juga sangat menyebalkan.”

Kevin membacanya sambil tersenyum penuh arti. “pasti ada maunya nih adak satu ini”. Batin kevin.

“Ada apa?.”

Tak berapa lama ahirnya adiknya membalas pesan chatnya.

“Nanti pulang sekolah vanya kekantor kakak ya.”

“Kakak rapat dek.”

“Yahhhh.. yaudalah kalau gitu gak jadi.”

tuh kan bener pasti ada maunya nih anak”. batin kevin.

“Emang mau ngapain sih.”

“Gapapa kak. Mau aja ketemu sama kakak. Emm sadar gak sih udah seminggu vanya gak pernah ketemu sama kakak. Saat vanya udah tidur kakak baru pulang. Saat vanya bangun kakak udah gak ada dirumah. Kangen tau gak sih.”

“Maafin kakak dek. Kan kakak lagi sibuk.”

“Hmmmm.”

Kevin yang dapat balasan hmmm dari vanya pun merasa kasian sama adiknya.

“Giaman kalau nanti setelah pulang sekolah kakak yang jemput. Setelah itu kamu ikut kakak rapat.”

“Emang boleh?.”

“Boleh lah. Asal kamu gak keburu pulang pas nungguin kakak rapat.”

“Yaudah kalau gitu aku mau. Biar aku izin sama mama pulang bareng kakak.”

“Biar kakak aja yang bilang sama mama.”

“Oke lah terserah kakak aja kalau gitu.”

Setelah itu kevin pun lansgung menelfon mamanya untuk memberi kabar adiknya pulang bareng dengannya.

Vanya pun juga langsung mengembalikan ponselnya kedalam tasnya. Berbarengan dengan seorang guru yang masuk.

“Selamat siang anak anak.”

“Siang pak.” Kata semua murid serempak.

“Baiklah sekarang kalian siapkan kertas kosong sama alat tulis. Dan semua barang yang ada diatas meja segera dibereskan. Keadaan atas meja seteril.”

“Yah bapak mah gitu.”

“Open book aja pak.”

“kok ulangan sih pak”

“Kebiasaan guru satu ini.”

Begitulah celotehan teman temannya vanya satu kelas. Vanya hanya geleng geleng kepalanya.

Saat semua vokus degan soalnya fida menyenggol siku vanya.

“Van nomer dua apa gue belum.”

Vanya pun lansgung melihat keadaan sekitar. Setelah dilihatnya aman vanya lansgung menggeser jawabannya menuju kesebelah fida.

“Waktunya sudah habis sekarang silahkan dikumpulkan semua.”

“Ayo cepat sebelum saya tinggal kekantor.”

“ayo cepat langsung kumpulin.”

“Van nomer tiga apa?”

“Woy gue nomer lima belum liat punya lo dong.”

“Woy liat nomer dua.”

“Cepat kumpulin semuanya jangan ada yang menyontek. Cepat cepat.”

Entah begitulah keributan teman temannya dikelas saat ualangan telah diahiri.

“van lo langsung pulang kah?.”

“Enggak gue langsung kekantor kak kevin.”

“Yahh.. gagal dong gue nebeng lo.”

“motor gue lo bawa aja pulang. Gue dijemput sama kak kevin.”

“Beneran?.”

“Iya gue juga udah janjian sama kak kevin.”

“Yuk lah pulang kalau gitu.”

Setelah itu vanya dan fida keluar dari kelas mereka. Namun saat sudah sampai didekat tangga banyak siswi siswi yang menjerit jerit.

“Kak ariel liat sini dong kak.”

“Kak aril i lop yu.”

“Eh gila cakep amat most wanted.”

“Kak ariel bilang sama mamamu mau gak aku tukar sama cucu.”

Dasar bucin akut. Batin vanya

Vanya pun tetap berlajan seperti biasa kearah tangga.

“Vanya.”

Vanya yang merasa namanya disebut pun langsung menoleh kesumber suara.

“Lo vanya kan?.”

“Iya. Ada apa ya  kak?.”

“Gapapa Cuma mau kenalan aja.”

“Oh. Sudah tau namaku kan. Kalau gitu saya permisi mau pulang dulu.”

“Eh van boleh gak gue minta nomor wa lo?.”

“Buat apa ya?.”

“Ya buat kenalan aja siapa tau cocok.”

Vanya pun langsung merogo tas sekolahnya untuk mengambil ponselnya. Setelah dapat vanya langsung membuka kontaknya. Namun ariel langsung merebut ponsel vanya.

“Lah lah.” Kata vanya sambil melihat ariel yang sedang mengetik diponsel vanya.

“Ini ponsel kamu. Terima kasih ya.” Sambil mengacak puncak rambut vanya. Setelah itu mereka jalan duluan sedangkan vanya hanya geleng geleng kepalanya.

“Dasar cowok kampret.”

Berbeda dengan fida yang dari tadi perasaannya bahagia karena bisa berdekatan dengan most wanted. Biasanya mah boro boro.

Vanya yang melihat temannya senyum senyum sendiri langsung menjitak kepalanya.

Pletak

“Sadar woy sadar. Dimasukin jin iprit tau rasa lo.” Kata vanya sambil berjalan mendahului temannya.

“Lo mah teman laknat van.”

“Semerdeka lo,”

Saat sudah sampai didekat parkiran vanya pun merogoh tasnya untuk mengambil kunci motornya.

“Nih gue kedepan duluan ya.”

“Siap bos.”

“Gak gue beliin bensin ya.”

“Terserah lo.”

Vanya pun langsung berjalan menuju kehalte depan sekolahnya. Untuk menunggu kevin. Namun saat ia sedang mau menghubungi kakaknya ada suara motor yang berhenti didepannya.

“Vanya ngapain kamu disini.”

“Nunggu jemputan kak.”

“Bareng aku aja ayo. Ku antar sampai depan rumahmu dengan selamat.”

“Enggak kak makasih.” Jawabnya sambil tersenyum saat melihat dari jauh mobil kevin sudah mau sampai didepannya.

“Ayo gapapa gak minta bayaran kok.”

“Enggak kak makasih. Itu kakak saya udah jemput.” Bersamaan dengan mobil hitam yang berhenti dibelakang motor ninja ariel.

“Ayo dek cepat.” Teriak kevin yang ada didalam mobilnya sambil kacanya agak dibuka.

“Iya kak.” Teriak vanya.

“Mari kak saya duluan.”  Sambil berjalan menuju mobil kakaknya.

“lo bentar lagi akan jadi milik gue van dan lo gak akan bisa berpaling dengan gue. batin ariel dengan serigai tipis miliknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status