Share

42

Raka masih duduk mematung di apartemenya. Ia masih tak bisa berpikir dengan tenang di balkon malam ini walaupun angin malam sudah mendinginkan otaknya. Tapi.... nyatanya, otaknya masih kosong.

                Dan deringan ponsel yang tiada henti itu... membuat Raka menyadari, kalau ia bukan orang yang bisa mengabaikan panggilan. Karena.... itu bisa saja sebuah panggilan yang penting. Dan nyatanya, Raka tak bisa menyangkal. Kalau panggilan ini dari Mayang.

                “Hallo dokter Raka???” sapaan Mayang yang terburu buru membuat Raka mengesampingkan kemelut di hati dan otaknya itu.

                “Mba Mika di ruangan operasi sekarang, Dokter Brian yang menangani. Mba Mika... kritis!!”

   &nb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status