Ponsel Lala tidak berhenti berdering...
"Kenapa tidak diangkat la?" tanya Raline yang sedang duduk di kursi depan sebelah Tristan.
Wajah Lala Tampak masam..
"Loh,kok cemberut?" tanya Raline yang sedang menoleh kepada Lala yang duduk di kursi belakang. Raline dengan sigap mengambil ponsel Milik Lala dan melihat sedari tadi siapa yang menghubungi.
"Roy!" Celetuk Raline.
Raline terkekeh..
ia tahu kenapa Lala tidak mau mengangkat Panggilan ini.
Ponsel Lala Kembali berdering..
"Halo" Jawab Raline
Raline tertawa terbahak-bahak saat menjawab panggilan Roy di ponsel milik Lala.
Sontak Tristan menatap Raline...
"Sayaangg..." Tristan memberi peringatan kepada Raline.
Raline terdiam,ia tidak berbicara lagi. Panggilan itu ia putuskan.
"Kenapa Roy bisa tahu nomor ponsel mu?"Tanya Raline
Lala membusungkan pundaknya,lalu menghela nafas panjang.
"Roy itu seperti apa?" tanya Lala
"Ehmmm.."
Derrttt...Derrttt..drrrrt...Suara ponsel milik Tristan bergetar.Raline yang baru bangun mengambil ponsel milik Tristan di atas Nakas. Dibukanya Kode untuk mengakses Ponsel suaminya ini. Tristan sendiri yang memberitahu Raline kode kunci ponsel nya."Tristan ada yang ingin aku bicarakan,besok bertemu di tempat biasa pukul 12 siang" Kanaya.Mata Raline membelalak melihat pesan tersebut, "Tempat biasa? Bicara?" Gumam Raline.Nafas Raline sedikit sesak, diambilnya air putih di gelas yang ada di atas nakas tempat tidurnya. ia bingung harus melakukan apa, apakah suami nya menyelingkuhinya dibelakangnya atau ada hal lain yang tidak Tristan katakan kepadanya.Raline termenung memikirkan berbagai kemungkinan.Cekreekk..Suara pintu kamar mandi terbuka..Tristan baru saja keluar dari kamar mandi, dengan hanya memakai handuk di tubuh bagian bawahnya. Tubuh Tristan tampak sangat sempurna.Raline masih term
Kanaya menatap tajam interaksi Wanita yang melahirkannya itu dan juga anak tirinya. Ia Berbalik lalu meninggalkan mereka.. Di sisi lain.. Tristan tersenyum melihat betapa telatennya Raline mengurusi Ibu dari Kanaya ini. Raline bahkan Benar-benar menyuruh Orang untuk membawakan lobster Saus tiram. Terdengar suara terbahak-bahak dari Raline saat memberikan suapan makanan kepada wanita yang ia panggil tante itu. “Hahahaha...” “hahhahah...” Raline terus terkekeh,saat ia kelelahan mengejar Ibunda dari Kanaya itu yang terus saja berlari saat akan ia beri makan. Waktu sudah menunjukan Pukul 13.10,Saat Tristan melihat Jam Tangan nya. “Sayang, ayo kita pulang” Ucap Tristan setelah melihat Raline sudah selesai menyuapi ibu kandung kanaya ini. Raline beranjak dan berpamitan. Tampak ketulusan dari raut wajah Raline. “Tante,Nanti Raline kesini lagi ya” Gumamnya,kemudian mencium pipi wanita ini.
Wajah Raline bersemu merah..Ia merasakan cinta yang tulus dari suaminya ini. pelukan Tristan ia balas dengan rengkuhan erat.Cekrekkk..Pintu Ruangan ini terbuka.Tap..Tap..Terdengar Suara langkah kaki yang tegas, Mereka menyadari ada orang yang masuk.Raline terkekeh, lalu menutup Mulutnya dengan telapak tangannya.Dia seperti merasa akan segera tertanggap basah,padahal ia sedang bersama suaminya sendiri sekarang. "Kita keluar" Bisik Tristan."Baiklah" Balas Raline dengan berbisik.Mereka saling menatap sejenak sebelum keluar dari ruangannya yang memiliki empat sekat lemari besi itu.Keduanya tertawa terbahak-bahak,saat baru saja keluar dari ruangan tersebut."Kenapa seperti habis berbuat mesum" Gumam Raline yang masih tertawa.Tristan merengkuh tubuh Raline," Bukannya memang benar" Ucap Tristan dengan suara menggoda. Raline tersenyum menerima Rayuan suaminya ini,kemudian ia membalas denga
"Selamat datang Non Raline" Ucap Istri Pak anton yang selalu ia panggil Ibu ini.Raliine langsung memeluk wanita dengan Rambut digelung ini. Ia seperti sudah sangat Rindu dengan wanita yang sangat ramah ini. Sedangkan Tristan yang baru pertama kali bertemu dengan Keluarga ini,menyapa dengan Hangat."Ini Pasti yang sering buat Non Raline nangis,ya?" Gumam Bu Sital,nama dari istri pak Anton. Raline yang melihat Bu sital sedang mengomel dengan suaminya,Langsung merangkul Tangan wanita berkulit Kuning langsat ini untuk masuk.Tristan yang sudah duduk bersama Raline di sampingnya,menanyakan perihal Ucapan dari istri Pak Anton tadi. " Bisa ceritakan kembali bu" Ucap Tristan yang terlihat sangat penasaranBu Sital kemudian menautkan kaki kanannya diatas kaki kirinya. kemudian ia mulai bercerita."Dulu Non Raline kalau setiap pulang sekolah langsung mengurung diri di kamar" Ucap Bu sital mengingat kenangan beberapa tahun lalu."Ibu...." Gumam Raline
Brak..!!!Suara Pintu terhempas saat kedua tubuh ini sedang melampiaskan gairah cinta mereka.Bibir Tristan terus menaut dalam. yang hampir menelusuk ke rongga mulut istrinya. Ia terus melumat dengan peuh hasrat, Bibir indah nan lembut ini.kaki mereka melangkah dengan tidak beraturan,masih terus sibuk dengan gairah yang terus saja bergejolak.Tristan terus melumat bibir ini,sembari melepaskan kemeja yang hampir saja ia robek karena terlalu mengganggu kesenangannya.Tangan Raline bergerak menelusup ke kemeja putih yang hampir terbuka sempurna, kemudian Tristan meraih tubuh Raline untuk terus di dalam rengkuhannya.Terdengar deru nafas yang ingin segera di lumat kembali..Tristan membuka Kemejanya dan melemparkan asal. Ia kemudian mencumbu kembali bibir Lembut Raline.Di ia hentikan sejenak,ia ingin melihat sesuatu yang indah ada di balik gaun berwarna ungu tua ini. Ia tarik dengan perlahan Tali pengikat di gaun indah ini,
TING...Pintu Lift terbuka..Tristan yang sedang menggandeng Raline masuk ke dalam Lift menuju ke Basemen. Raline kemudian merogo tas tangan hitamnya ini. ia ambil sesuatu yang akan ia berikan kepada suaminya."Ini" Ucap Raline sambil mengeluarkan Ponsel hitam milik Tristan."Kamu saja yang pegang,aku sering salah jawab" Gumam Raline sembari tersenyum.Tristan terdiam,saat melihat ponselnya yang semalam menerima panggilan Telpon dari Kanaya."Kenapa diam,ambil ini" Gumam Raline kemudian memasukan Ponsel di saku celana Tristan.Ia kemudian memeluk tubuh suaminya dan bermanja-manja."Tristan aku benar-benar lelah" Gumam Raline sembari mengusap dada kokoh suaminya ini."Apa kita tidak masuk kerja saja?" Tanya Tristan. ia terus mengelus kepala istrinya,yang tampak lelah."Tidak perlu, masih banyak pekerjaan yang belum selesai. aku hanya ingin bermanja-manja dengan suamiku ini" Gumamnya.Pintu Lift terbuka..
"Tadi ayah ke kantor,dia ke ruanganmu tidak?" Tanya Raline.Tristan yang sedang menyantap makanan buatan Bu sital,menjawab dengan mulut yang sudah penuh terisi makanan."iya..tadi" Tristan menjawab sembari mengunyah makananya terus.Raline terkekeh melihat suaminya terlihat sangat lahap menikmati makanan khas indonesia ini."Tadi takut bau pete,sekarang sepertinya semua pete habis di lahap" Gumam Raline meledek.Tristan terus menikmati makanannya,Sesekali Raline membersihkan sisi kanan kiri bibir suaminya ini.Tok..Tok...Tok.."Masuk" Sahut Raline.Anita masuk dengan membawa satu amplop yang sepertinya undangan."Maaf mengganggu ibu dan bapak, ini ada Undangan Dari SMA GEMS" Ucap Anita.Tristan yang sedang melahap makanannya terhenti,lalu ia lihat surat undangan yang sedang di pegang oleh Anita. Diambilnya,lalu Dibukanya surat undangan resmi tersebut.Raline mendekati Tristan yang sedang
Raline sedang merias dirinya. ia memoleskan bedak dengan tipis ke wajah cantiknya. kemudian Bibirnya ia olesi dengan Lipgloss,lalu Rambutnya ia biarkan tergerai dengan Rapi.Beginilah penampilan Raline sewaktu SMA dulu, dengan mengenakan seragam Sekolah. Raline tampak cantik dan polos.Tidak lama kemudian Tristan keluar dari Kamar Mandi, ia masih mengenakan Handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Senyumnya merekah saat melihat istrinya sudah tampak cantik dengan mengenakan Seragam sekolah mereka dulu.Kakinya melangkah mendekati istrinya yang sedang bercermin sembari merapika rambut panjangnya.Jari jemarinya menjalari pinggul Ramping Raline,lalu ia peluk pinggang istrinya dengan erat."Cantik sekali,Raline 17 Tahun"Gumam Tristan.Raline menoleh.."Jadi sekarang tidak cantik?" Gerutu Raline.Senyum simpul Tristan tersemat,saat melihat wajah masam sang istri."Tentu saja masih sangat cantik,bahkan lebih cantik"