Share

MY HANDSOME CEO
MY HANDSOME CEO
Author: Alex Avolino

Bab 1 : Secangkir Kopi untuk CEO

Mencari pekerjaan di zaman modern ini benar-benar sangatlah susah. Sudah bebrapa kali Alya memasukkan Lamaran di beberapa Perusahaan. Namun tak satupun yang lolos.

Siang itu Alya sedang duduk di koridor sebuah Hotel ternama. Alya bersama dengan Ratusan pelamar lainnya sedang menunggu Giliran untuk di panggil Interview.  Jabatan yang dilamarnya adalah asissten pribadi.

Alya yang tidak pernah bekerja sebagai asissten pribadi itu tidak  begitu paham dengan tugas Seorang Asissten.

"Alya Angraeni!" Ucap Salah seorang staf yang memanggil namanya di depan pintu sebuah ruang wawancara.

" Silahkan Masuk"

Alya yang mendengar namanya dipanggil bergegas berdiri dan menuju sumber suara itu.

"Silahkan Masuk"

Saat Alya memasuki Ruangan wawancara, tampak seorang wanita yang baru keluar dengan wajah yang tampak Frustasi.

Alya yang melihat itu mencoba untuk tenang dan berpikir positif.

Teapat di depan Alya, Ada tiga staf Hotel yang sedang duduk di belakang meja. Dan siap mewawancarai Alya.

" Apakah kamu bisa Buat Kopi?" Tanyua salah seorang pewawancara.

"Bisa Pak." Jawab Alya dengan sedikit keraguan. Pasalnya Alya masih Ragu apakah nanti Kopi buatan Alya sesuai dengan Selera Calon Bosnya Itu.

" Apakah Kamu termasuk Cekatan, dan bisa mengangkat barang berat?"

Mendengar itu, Alya pun semakin ragu dengan jabatan yang akan ia lamar ini.

" Kok pertanyaannya seperti ini sih? seperti ingin melamar jadi kuli aja." tanya Alya dalam hati.

Alyapun Hanya mengangguk dan menjawab singkat.

" Bisa Pak, dan saya juga termasuk Cekatan"

Setelah mendengar jawaban yang dilontarkan Alya, tiba-tiba salah seorang dari yang mewawancarainya itu membuang berkas dengan Kasar.

" Kamu lihat berkas yang ada disana"? Ucap salah seorang pewawancara tadi sambil menunjuk meja yang penuh dengan berkas yang sangat berantakan.

" Kamu bereskan itu. Sekarang!"

Tanpa berlam lama, Alya berlari menuju meja itu. Ia menyusun berkas-berkas yang sangat berantakan itu dengan Sangat Cepat dan Rapi. Kemudian diletakkan kembali di atas meja.

Setelah Alya Merapikan Berkas berkas itu datanglah seorang pria untuk mrngrcek hasil kerjaannya, dengan raut wajah yang sangat datar. Alya yang melihat itu semakin Ragu kalau kali ini ia akan diterima.

" Coba kamu buatkan segelas kopi" Ucap pria itu.

Alya benar benar bingung. Baru kali ini dia mendapatkan interview seaneh ini. Berbeda dengan interview di beberapa perusahaan sebelumnya.

Alya segera bergegas menuju pantry untuk membuat segelas kopi. Alat untuk membuat kopi di meja itu cukup lengkap. Abahkan ada mesin espresso dan kompor juga. Kali ini Alya akan membuat Kopi Espresso.

Namun ia kembali teringat dengan apa yang pria tadi katakan kalau dia harus cekatan dalam bekerja. Alya kemudian mengalihkan pandangannya Ke sebuah kertas filter yang berada di atas meja. Kali ini dia berubah pikiran, ia akan membuat kopi dengan menggunakan Syphon. Cara paling cepat dan simple.

Alya langsung mengambil bubuk kopi, sambil melihat tiga staf yang mewawancarainya tadi. " Untunglah mereka tidak memperhatikanku, Jadi aku bisa sedikit santai membut kopi" Ucap Alya dalam Hati.

Membuat kopi adalah satu hal yang sangat disukai Alya, dia pernah berniat untuk menjadi barista saat lulus nanti. Namun itu tak kesampaian. Alya pernah memiliki Coffe shop Namun itu bangkrut karena orang tuanya tertipu investasi bodong.

Saat selesai membuat Kopi ALya kemudian Membawanya ke meja tiga pewawancara itu dia juga sempat menawarkan kopi itu keada salah seorang wanita yang berada di samping meka tempat berkas berantakan tadi,namun wanita itu hanya menggeleng. "Mungkin dia tisak suka kopi" Gumam Alya Dalamhati. Setelah Meletakkan itu Alya kembali duduk.

Ketiga Pewwancara itu menikmati kopi buatan Alya, seketika Raut Wajah yang tadinya sangat datar tiba tiba berubah menjadi ceria dan itu membuat Alya sangat sedikit lega.

"Apakah sisa Kopinya masih ada?" Tanya Salah satu pewawancara.

"Masih Pak" Ucap ALya sambil menunjuk segelas kopi yang sempat ia tawarkan pada wanita tadi.

" Antar itu ke ruangan Pak Arya."Nanti Ratna yang akan mengantarmu kesana.

Ternyata Wanita yang menyukai kopi itu bernama Ratna. Wanita itu menganggukkan kepala setelah menerima Instruksi." Ayo saya Antar" Ucap Ratna.

Alya kemudian bergegas mengambil Brang barangnya dan mengambil kopi itu. tak lupa dia letakkan diatas nampan dan menggunakan tutup, Agar Panas kopinya tetap terjada dantidak terjatuh saat membawanya. Kemudian ia mengituti wanita tadi menuju ke salah satu ruangan.

Saat Alya keluar dari ruangan wawancara itu, semua mata tertuju padanya. Namun Untung saja Ratna menuntunnya ke arah yang berlawanan.

Saat perjalanan mereka menuju ruangan Pak Arya. Wanita itu tiba tiba saja mengucapkan selmat padanya." Selamat ya. Baru kamu orang yang lulus sampai ke tahap ini" Ucap Ratna.

" Terima kasih bu Ratna" Ucap Alya.

mendengar apa yang di Ucapakn Alya, Ratna pun tertawa. " Panggil saja aku Ratna, seprtinya kita seumuran. aku juga masih baru kok bekerja di sini, Baru sekitar setengah tahunan". Ucap Ratna.

" Oh.. Oh iya Pak Arya itu pemilik Hotel ini ya?" Tanya Alya penasara.

" Bukan. Dia Hanyalah CEO di perusahaan ini. Pemilik Hotel ini adalah Ayahnya. Sudah Berapa tahun ini Pak arya dipercaya untuk mengurus Hotel ini." Ucap ratna menjelaskan.

"Kenapa wawancara untuk masuk di sini sangat aneh?" Ucap Alya yang semakin penaasaran dengan pa yang ia lalui tadi.

" Kalian kan mau jadi Asissten, yah wajarlah kalau seperti itu testnya dan itu merupakan standart hotel ini untuk mengerjakan seseorang menjadi Asissten, aplagi asissten pribadi. Oh iya satu lagi, PAk arya juga orangnya sangatv perfeksionis, juga Cerewet. Dia nggak suka melihat satu kesalahn saja. Makanya wawancaranya seketat dan seaneh itu." kemudian Ratna kembali memastikan keadaan sekitar smabil menoleh ke kanan dan kiri " Jangan bilang siapa siapa ya, kalau aku mengatakan ini. Bisa bisa aku dipecat".

ALya yang mendengar apa yang Ratna katakan itupun tertawa " Saya Nggak akan bislang siapa siapa"

Akhirnya sampailah mereka di depan ruangan yang dituju.

" Itu Ruangan Pak Arya. Semoga berhasil" Ucap Ratna sambil menunjuksalah satu ruangan Di ujung Koridor.

" Hah? emangnya Kamu nggak Ikut ke sana?"

" AKu akan menunggumu di sini" Ucap Ratih sambil menggelengkan kepala.

Alya yang tadinya Mulai merasa tenang setelah berbincang dengan Rata seketika merasa Jantungnya berdetak kencang. Sembari berjalan menuju Ruangan Itu, sesekalai Alya menoleh dan memeperhatikan sekitar.

Tibalah Alya di depan pintu Ruangan itu. Alya kemudian membuang Napas." Kamu nggak Boleh Takut Alya, Kesempatan ini tidak akan datang kedua kalinya. Jadi kamu tidak boleh menyianyiakan Kesempatan ini" Bisik Alya.

sambil mengumpulkan Kebranian, Alya mengetuk pintu ruangan itu.

" Masuk!" Terdengar suara pemilik ruangan.

Alya kemudian mendorong pintu ruangan itu.  Matanya langsung tertuju pada seorang pria yang duduk di belakang meja. Pria yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, bahkan tak menghiarukan kehadiran Alya.

" Maaf pak. Nama saya Alya Angraeni. Saya mau mengantarkan Kopi." 

" Letakkan saja di meja".Ucap pak Arya dengan Mata yang masih terfokus pada berkas berkas yang ada di mejanya.

Alya kemudian meletakkan kopi itu di atas meja dan menunggu instruksi selajutnya. Namun setelah beberapa menit menunggu,namun pria yang berada di depannya tak menhiraukan kehadiran Alya sama sekali.

"Dasar Kampret! Kalau kau bukan Calon Bosku Akan ku colok matamu" Gerutu Alya dalam Hati.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status