Mencari pekerjaan di zaman modern ini benar-benar sangatlah susah. Sudah bebrapa kali Alya memasukkan Lamaran di beberapa Perusahaan. Namun tak satupun yang lolos.
Siang itu Alya sedang duduk di koridor sebuah Hotel ternama. Alya bersama dengan Ratusan pelamar lainnya sedang menunggu Giliran untuk di panggil Interview. Jabatan yang dilamarnya adalah asissten pribadi.
Alya yang tidak pernah bekerja sebagai asissten pribadi itu tidak begitu paham dengan tugas Seorang Asissten."Alya Angraeni!" Ucap Salah seorang staf yang memanggil namanya di depan pintu sebuah ruang wawancara.
" Silahkan Masuk"Alya yang mendengar namanya dipanggil bergegas berdiri dan menuju sumber suara itu."Silahkan Masuk"Saat Alya memasuki Ruangan wawancara, tampak seorang wanita yang baru keluar dengan wajah yang tampak Frustasi.
Alya yang melihat itu mencoba untuk tenang dan berpikir positif.Teapat di depan Alya, Ada tiga staf Hotel yang sedang duduk di belakang meja. Dan siap mewawancarai Alya." Apakah kamu bisa Buat Kopi?" Tanyua salah seorang pewawancara.
"Bisa Pak." Jawab Alya dengan sedikit keraguan. Pasalnya Alya masih Ragu apakah nanti Kopi buatan Alya sesuai dengan Selera Calon Bosnya Itu.
" Apakah Kamu termasuk Cekatan, dan bisa mengangkat barang berat?"Mendengar itu, Alya pun semakin ragu dengan jabatan yang akan ia lamar ini." Kok pertanyaannya seperti ini sih? seperti ingin melamar jadi kuli aja." tanya Alya dalam hati.Alyapun Hanya mengangguk dan menjawab singkat." Bisa Pak, dan saya juga termasuk Cekatan"Setelah mendengar jawaban yang dilontarkan Alya, tiba-tiba salah seorang dari yang mewawancarainya itu membuang berkas dengan Kasar." Kamu lihat berkas yang ada disana"? Ucap salah seorang pewawancara tadi sambil menunjuk meja yang penuh dengan berkas yang sangat berantakan." Kamu bereskan itu. Sekarang!"Tanpa berlam lama, Alya berlari menuju meja itu. Ia menyusun berkas-berkas yang sangat berantakan itu dengan Sangat Cepat dan Rapi. Kemudian diletakkan kembali di atas meja.Setelah Alya Merapikan Berkas berkas itu datanglah seorang pria untuk mrngrcek hasil kerjaannya, dengan raut wajah yang sangat datar. Alya yang melihat itu semakin Ragu kalau kali ini ia akan diterima." Coba kamu buatkan segelas kopi" Ucap pria itu.Alya benar benar bingung. Baru kali ini dia mendapatkan interview seaneh ini. Berbeda dengan interview di beberapa perusahaan sebelumnya.Alya segera bergegas menuju pantry untuk membuat segelas kopi. Alat untuk membuat kopi di meja itu cukup lengkap. Abahkan ada mesin espresso dan kompor juga. Kali ini Alya akan membuat Kopi Espresso.Namun ia kembali teringat dengan apa yang pria tadi katakan kalau dia harus cekatan dalam bekerja. Alya kemudian mengalihkan pandangannya Ke sebuah kertas filter yang berada di atas meja. Kali ini dia berubah pikiran, ia akan membuat kopi dengan menggunakan Syphon. Cara paling cepat dan simple.Alya langsung mengambil bubuk kopi, sambil melihat tiga staf yang mewawancarainya tadi. " Untunglah mereka tidak memperhatikanku, Jadi aku bisa sedikit santai membut kopi" Ucap Alya dalam Hati.Membuat kopi adalah satu hal yang sangat disukai Alya, dia pernah berniat untuk menjadi barista saat lulus nanti. Namun itu tak kesampaian. Alya pernah memiliki Coffe shop Namun itu bangkrut karena orang tuanya tertipu investasi bodong.Saat selesai membuat Kopi ALya kemudian Membawanya ke meja tiga pewawancara itu dia juga sempat menawarkan kopi itu keada salah seorang wanita yang berada di samping meka tempat berkas berantakan tadi,namun wanita itu hanya menggeleng. "Mungkin dia tisak suka kopi" Gumam Alya Dalamhati. Setelah Meletakkan itu Alya kembali duduk.Ketiga Pewwancara itu menikmati kopi buatan Alya, seketika Raut Wajah yang tadinya sangat datar tiba tiba berubah menjadi ceria dan itu membuat Alya sangat sedikit lega."Apakah sisa Kopinya masih ada?" Tanya Salah satu pewawancara."Masih Pak" Ucap ALya sambil menunjuk segelas kopi yang sempat ia tawarkan pada wanita tadi." Antar itu ke ruangan Pak Arya."Nanti Ratna yang akan mengantarmu kesana.Ternyata Wanita yang menyukai kopi itu bernama Ratna. Wanita itu menganggukkan kepala setelah menerima Instruksi." Ayo saya Antar" Ucap Ratna.
Alya kemudian bergegas mengambil Brang barangnya dan mengambil kopi itu. tak lupa dia letakkan diatas nampan dan menggunakan tutup, Agar Panas kopinya tetap terjada dantidak terjatuh saat membawanya. Kemudian ia mengituti wanita tadi menuju ke salah satu ruangan.Saat Alya keluar dari ruangan wawancara itu, semua mata tertuju padanya. Namun Untung saja Ratna menuntunnya ke arah yang berlawanan.Saat perjalanan mereka menuju ruangan Pak Arya. Wanita itu tiba tiba saja mengucapkan selmat padanya." Selamat ya. Baru kamu orang yang lulus sampai ke tahap ini" Ucap Ratna." Terima kasih bu Ratna" Ucap Alya.mendengar apa yang di Ucapakn Alya, Ratna pun tertawa. " Panggil saja aku Ratna, seprtinya kita seumuran. aku juga masih baru kok bekerja di sini, Baru sekitar setengah tahunan". Ucap Ratna." Oh.. Oh iya Pak Arya itu pemilik Hotel ini ya?" Tanya Alya penasara." Bukan. Dia Hanyalah CEO di perusahaan ini. Pemilik Hotel ini adalah Ayahnya. Sudah Berapa tahun ini Pak arya dipercaya untuk mengurus Hotel ini." Ucap ratna menjelaskan."Kenapa wawancara untuk masuk di sini sangat aneh?" Ucap Alya yang semakin penaasaran dengan pa yang ia lalui tadi." Kalian kan mau jadi Asissten, yah wajarlah kalau seperti itu testnya dan itu merupakan standart hotel ini untuk mengerjakan seseorang menjadi Asissten, aplagi asissten pribadi. Oh iya satu lagi, PAk arya juga orangnya sangatv perfeksionis, juga Cerewet. Dia nggak suka melihat satu kesalahn saja. Makanya wawancaranya seketat dan seaneh itu." kemudian Ratna kembali memastikan keadaan sekitar smabil menoleh ke kanan dan kiri " Jangan bilang siapa siapa ya, kalau aku mengatakan ini. Bisa bisa aku dipecat".ALya yang mendengar apa yang Ratna katakan itupun tertawa " Saya Nggak akan bislang siapa siapa"Akhirnya sampailah mereka di depan ruangan yang dituju." Itu Ruangan Pak Arya. Semoga berhasil" Ucap Ratna sambil menunjuksalah satu ruangan Di ujung Koridor." Hah? emangnya Kamu nggak Ikut ke sana?"" AKu akan menunggumu di sini" Ucap Ratih sambil menggelengkan kepala.Alya yang tadinya Mulai merasa tenang setelah berbincang dengan Rata seketika merasa Jantungnya berdetak kencang. Sembari berjalan menuju Ruangan Itu, sesekalai Alya menoleh dan memeperhatikan sekitar.Tibalah Alya di depan pintu Ruangan itu. Alya kemudian membuang Napas." Kamu nggak Boleh Takut Alya, Kesempatan ini tidak akan datang kedua kalinya. Jadi kamu tidak boleh menyianyiakan Kesempatan ini" Bisik Alya.sambil mengumpulkan Kebranian, Alya mengetuk pintu ruangan itu." Masuk!" Terdengar suara pemilik ruangan.Alya kemudian mendorong pintu ruangan itu. Matanya langsung tertuju pada seorang pria yang duduk di belakang meja. Pria yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, bahkan tak menghiarukan kehadiran Alya." Maaf pak. Nama saya Alya Angraeni. Saya mau mengantarkan Kopi." " Letakkan saja di meja".Ucap pak Arya dengan Mata yang masih terfokus pada berkas berkas yang ada di mejanya.Alya kemudian meletakkan kopi itu di atas meja dan menunggu instruksi selajutnya. Namun setelah beberapa menit menunggu,namun pria yang berada di depannya tak menhiraukan kehadiran Alya sama sekali."Dasar Kampret! Kalau kau bukan Calon Bosku Akan ku colok matamu" Gerutu Alya dalam Hati."Dasar Kampret! Kalau kau bukan Calon Bosku Akan ku colok matamu" Gerutu Alya dalam Hati.Alya yang sadar dirinya tidak dianggap berada di ruangan itupun merasa sangat Kesal." Ada perlu apa lagi?" Tanya Arya dengan Nada yang datar." Oh itu pak, Kopinya" Ucap Alya sambil menunjuk Kopi yang ada di depan Arya." Akan saya minum nanti."" Apa nggak sebaiknya diminum sekarang pak? Takutnya kalau nanti sudah dingin."Arya yang mendengar itu langsung meletakkan berkas yang ada di tangannya " Namamu siapa tadi?" Tanya Arya." Alya Angraeni pak."" Alya sudah berapa lama kamu bekerja disini?" Tanya Arya lagi." saya belum bekerja di sini pak. Hari ini saya datang wawancara untuk menjadi asissten pribadi pak Arya. Bukan bermaksud lancang pak, saya hanya menyarankan saja. Alangkah baiknya kalau kopi diminum selagi masih panas" Ucap Alya sembari meminta maaf pada Arya." HAHAHA, Kamu belum bekerja di sini, tapi sudah berani memerintah saya ya?" Ucap Arya sambil tertawa."Maaf pak, saya tidak ber
Hari ini hari pertama Alya bekerja jadi seorang Asissten Dari Arya Nugraha. Alya datang Tiga puluh menit lebih awal karena takut terlambat. Sambil menunggu waktu kerja Mulai, alya menunggu di Loby Hotel sambil membaca Informasi tentang Hotel. Saat Alya sedang asyik membaca Informasi. Tiba tiba Alya memanggil Mbak Ratna yang Baru saja melewatinya. " Mbak Ratna" Teriak Alya sambil melambaikan tangan." Eh, Alya. Ini hari pertama kamu bekerjakan kan. Slamat ya, kamu sudah diterima kerja di sini." Ucap Ratna sambil menyalami Alya." Siapa Yang harus saya temui pagi ini mbak? Soalnya saya belum tahu Apa yang harus saya kerjakan?" Tanya Alya pada Ratna." Kamu naik aja di Ruangan Kemarin. nanti kamu akan ketemu satu Ruangan Tepat di sebalah Ruangan pak Arya. nanti kamu bertanya dengan Sekertaris Pak Arya di sana. Namanya Dewi. Tapi mungkin kalau sekarang dia belum datang, Tapi paling sebentar lagi dia sampai kok." Ucap Ratna yang sambil mengarahkan Alya." Tapi mbak Ratna Bisa kan kasi Gamb
" kenapa saya harus Tinggal di Rumah pak Arya?" Rumah saya tidak jauh kok dari sini pak. Bapak Bisa lihat saja kan sendiri, hari ini saya datang tiga puluh menit lebih awal dari jam Kantor. Lagian Nggak enak Pak kalau saya harus Tinggal di Rumah bapak. Apa Kata Orang nantinya, melihat Seorang Pria dan wanita yang bukan Muhrimnya sudah Tinggal Satu Atap." Ucap Alya.Arya yang mendengar perkataan Alya itu merasa Bingung. "Kan tadi saya sudah bilang. Kamu harus bisa mengontrol semua apa yang aku lakukan. Termasuk Saat aku di Rumah.Sebenarnya, kamu sudah tahu tugas kamu atau belum sih? Atau jangan jangan Kamu juga belum tanda tangan Kontrak?" tanya Arya yang bingung dengan semua jawaban Alya." Belum pak." Jawab Alya sambil menggelengkan kepalanya." Apa kamu bilang? Belum Tanda tangan Kontrak?. Pergi ke ruangan HRD sekarang!" Ucap Arya dengan Raut wajah yang sangat Emosi.Melihat kemarahan di wajah Arya. Alya buru buru keluar dan menuju Ruangan HRD. Saat Alya keluar dari Ruangan Arya, dia
Alya membuang semua ragu yang ada di Hatinya setelah melihat Jumlah gaji yang tertera di kontrak dan yang akan ia dapatkan. Ia tidak munafik. Sekarang ia sangat membutuhkan Uang. Ia yakin akan mendapatkan sangat banyak tekanan dalam pekerjaan ini. Tapi ia tidak menghawatirkan itu semua. Ia hanya perlu bertahan sambil mengumpulkan Uang Untuk modal usahanya sendiri. Ia akan hidup sehemat mungkin dan jika Uangnya sudah terkumpul, ia akan segera pergi dari Hotel ini dan membuat usahanya sendiri.Setelah menandatangani Kontrak. alya kemudian Begegas menuju Ruangan Arya. "Saya sudah membaca Kontrak kerjanya Pak. Saya akan membawa Barang barang saya nanti malam ke Ruamh Bapak."" Kalau begitu, Tak perlu ku jelaskan panjang lebar lagi. Kamu sudah pasti tahu apa yang harus kamu lakukan kan?" Tanya Arya." Iya Pak." Jawab Alya sambil mengangguk." Baguslah Kalau begitu." Ucap Arya sambil memberika sebuah ponsel pada Alya. "Ini ponsel kerjaku. Kamu berikan padaku kalau ada telepon dari orang pe
Alya kembali ke ruang rapat setelah menerima Telpon dari Monica. Ia berjalan Sepelan Mungkin agar tidak menimbulkan suara. Karena ia tidak mau menganggu karyawan yang sedang persentasi. Sejak Awal Rapat, alya sangat bingung dengan pembahasan rapat kali ini. Ia semakin bingun karena sempat keluar sebentar saat menerima Telpon dari Monica, Sementara pembahasn Rapat tetap terus berlanjut. Ia tidak Tahu apa yang harus Ia catat sekarang. Ia hanya menatap ke arah layar Monitor dan sesekali melirik ke Arah Ayra, Yang sedang fokus dengan Rapat kali ini.Setelah Satu jam Raptpun akhirnya selesai. Semua Staff satu per satu meninggalkan Ruangan Rapat.Hanya tersisa Alya dan Arya." apa yang dikatakan Monica tadi?" Tanya Arya." Bu Monica Sedang menunggu bapak di Butik Melati. Dan katanya bapak harus datang ke sana." Jelas Alya." Oke. Terima Kasih Atas Infonya." Ucap Arya sambil beranjak dari tempat duduknya." Apakah bapak Akan pergi ke Butik Itu?" tanya Alya Sembari berjalan di belakang Arya.
" Kamu dengar Aku nggak sih? Ap kamu meremehkanku? Kamu nggak tahu siapa aku ya?"Ucap Monica Lalu melayangkan Tangannya Di udara dan Mendarat di Pipi alya.Alya merasakan Panas di pipinya."Kamu masih nggak mau bilang dimana Arya?" Tambah Monica."Maaf Bu. Bukannya sayaNggak mau. Tapi memang pak Arya pergi setelah menerima telpon tadi. Pak Arya Hanya Bilang ada Rapat di Luar. Tapi Dia tidak mengatakan kalau Tempatnya di mana." Jelas Alya sambil memegang pipinya yang masih memerah." Jadi.Dia sengaja menghindar dariku?. Oke. Aku Akan Buat Kamu agar tidak bisa kabur lagi dariku." Ucap Monica sambil bergegas pergi meninggalkan Alya.Setelah menica Pergi. barulah Dewi menghampiri Alya. " Kamu Nggak Apa apa Al? Maaf ya. Aku nggak Bisa Bantu kamu. Bu Monica Itu orangnya sangat keras kepala dan tidak mau mendengar apa yang orang lain katakan. Kalau ada yang tidak seseuai dengan Kehendaknya, Dia Pasti akan main tangan.Alya yang masih merasa sangat kesal tidak memperdulikan apa yang Dewi katak
Alya yang saat itu sudah merasa khawatir akan ketahuan, mencari alasan agar mereka segera pergi dari tempat itu." Aduh.!"Alya merintih sambil memegang perutnya yang terasa sangat sakit."Kamu Kenapa?" Tanya Arya." Sepertinya maag Saya kambuh Pak."Arya mendengar keluhan Alya langsung menggelengkan kepala." Ya. Sudah. Ayo makan. Habis Itu jangan Lupa Minum Obat. Kamu Bawa Obatnya kan?"Alya Mengangguk. Rasa-rasanya ia Ingin menegajak Arya untuk segera pergi dari restoran Itu." Sejak kapan kamu maag?" Tanya Boby sembari melirik ke arah Arya. Boby pun merasa bingung dengan tingkah Alya. Karena setahunya, Alya adalah orang yang sangat memperhatikan pola makannya saat masih kuliah dulu. Bahkan ia tak pernah telat makan walaupun tugas kampus sedang menumpuk."Apa aku harus melapor padamu dulu kalau aku punya maag? memangnya kamu siapa?Arya kemudian mengelengkan kepala saat melihat perdebatan antara Alya dan Boby. Ia lantas melewati Alya, dan berjalan menuju ruangan paling ujung.Alya bar
Pukul lima belas, Arya dan Alya kembali ke kantor. Untunglah, Monica tidak ada disana ketika mereka sampai. Karena waktu yang tinggal sedikit, Arya kembali bekerja di Ruangannya. Begitu pula dengan Alya yang kembali ke ruangannya.Tepat Pukul Setengah Lima sore, Alya meninggalkan kantor. Ia harus pulang dan mengemas barang barangnya untuk pindah ke Rumah Arya.Ia juga sudah mencatat tugasnya di sebuah buku catatan Baru.Karena Alya hanya tinggal seorang diri saja, Ia tak perlu berpamitan pada siapapun. Ia mengemas semua barang barangnya sendirian. Tak banyak yang di bawa. Hanya baju yang biasa ia pakai saja. Satu koper saja sudah cukup.Karena kemacetan jakarta, Tepat Pukul dua puluh barulah Alya sampai di sebuah alamat yang ia tulis di Secarik kertas di tangannya.Keningnya menerut ketika berdiri di depan Gerbang. Rumah yang bernomor 505 di depannya itu tampak sangat sepi. Ia ragu kalau Arya sudah Pulang ke Rumah.Alya kemudian menekan Bel. Ia terus menekan hingga seorang Security berla