"Dasar Kampret! Kalau kau bukan Calon Bosku Akan ku colok matamu" Gerutu Alya dalam Hati.
Alya yang sadar dirinya tidak dianggap berada di ruangan itupun merasa sangat Kesal." Ada perlu apa lagi?" Tanya Arya dengan Nada yang datar.
" Oh itu pak, Kopinya" Ucap Alya sambil menunjuk Kopi yang ada di depan Arya." Akan saya minum nanti."" Apa nggak sebaiknya diminum sekarang pak? Takutnya kalau nanti sudah dingin."Arya yang mendengar itu langsung meletakkan berkas yang ada di tangannya " Namamu siapa tadi?" Tanya Arya." Alya Angraeni pak."" Alya sudah berapa lama kamu bekerja disini?" Tanya Arya lagi." saya belum bekerja di sini pak. Hari ini saya datang wawancara untuk menjadi asissten pribadi pak Arya. Bukan bermaksud lancang pak, saya hanya menyarankan saja. Alangkah baiknya kalau kopi diminum selagi masih panas" Ucap Alya sembari meminta maaf pada Arya." HAHAHA, Kamu belum bekerja di sini, tapi sudah berani memerintah saya ya?" Ucap Arya sambil tertawa."Maaf pak, saya tidak bermaksud seperti itu." Ucap Alya Sambil menunduk. Alyapun berusah untuk diam dan tidak berkata apa apa lagi, Karena Takut dirinya tidak akan diterima.Mendengar apa yang dikatakan Alya, arya pun melepar berkas yang ada di tangannya. Arya mendengkus kesal dan mencoba untuk meneguk kopi itu. Namu Saat kopi ityu menyentuh Lidahnya, Raut muka yang tadinya sangat masam sketika berubah. Sudut bibirnya terangkat ke atas, sambil tersenyum tipis." Namamu tadi?"" Dasar Pria Tuli. Harus berapa kali aku memperkenalkan diri?" Teriak Alya dalam hati yang mumali memanas."Nama saya Alya Angraeni Pak." Ucap Alya memperkenalkan dirinya kembali." Oh Ok ALya. Terima kasih atas Kopinya. Sekarang kamu boleh kemabli. Kamu tunggu saja kabar selanjutnya." Kalau begitu saya undur diri dulu pak." Ucap Alya sambil meninggalkan Ruangan Itu. Perasann Alya bercampur aduk. Mulai dari bahagia, senang dan Tegang. Iapun berusaha untuk tersenyum sambil keluar.Sesampainya di luar, Alya menyandarkan punggungnya di dinding sambil menatap pintu Ruangan Arya dengan tatapan yang penuh harap." Bagaimana Reaksi pak Arya? Apakah dia suka dengan Kopi buatanmu?" tanya seorang wanita Padanya.
Alyapun kaget ketika ratna menepuk pundaknya. Ia tak sadar kalau Ratna sudah berada di Sampingnya." Saya jyga nggak tahu kak. Sepertinya nggak ada harapan deh." Ucap Alya dengan Wajah yang lesu." Nggak apa apa. Jangan Patah semangat gitu donk. kalau ada lowongan Lain Kamu bisa mencobanya lain kali. Sudah bagus kamu bisa sampai bertemu dengan pak Arya. Sejauh ini Cuma Kamu yang bisa bertemu dengan Pak Arya dari sekian ribu Pelamar" Ucap Ratna yang mencoba untuk menyemangati Alya.Alya pun kembvali mencoba untuk tersenyum kembali. " Buat apa bertemu Pak Arya, Kalau ujung ujungnya juga tidak akan lolos. Kalau perlu saya tidak usah beretemu dengan pria yang menjengkelkan itu." Gerutu Alya dalam hati."Kalau begitu saya pamit dulu ya Mbak. sampai Jumpa nanti." Ucap Alya yang berpamitan pada Ratna." Iya semangat ya!" Ucap ratna sembari memberikan semangat pada Alya. Dengan wajah yang sangat lesu, Alya berjalan menuju Lift. Walaupun hanya sebentar, Namun Sangat menguras tenaga dan pikiran Alya." Ada ya, Orang yang semenyebalkn dia." Ucap alya sembari menuju lift.Saat Alya hendak ingin keluar dari Lift. Tiba tiba ada notifikasi E-mail Masuk di Ponselnya. ia buru buru membukanya saat melihat yang yang mengirim E-mail itu adalah HRD dari Hotel dimana dia melamar saat ini.
Melihat Kata selamat Yang tertulis dalam isis E-mail Itu. Mata Alya sontak melebar. Ternyata Ia diterima menjadi Asissten Arya Nugraha.
Ia buru buru menuju Kursi yang ada di Loby Untuk menegecek kembali e-mail Itu dan Membacanya berulang Kali." Aku sedang tidak bermimpi kan?" tanya Alya pada dirinya sendiri ambil mencubit lengannya." Ternyata Ini Bukan Mimpi. aku benar benar diterima Bekerja di Hotel Ini." Ucap Alya kegirangan.Alya masih teringat jelas dengan raut wajah Arya, saat mencicipi Kopi Buatannya Itu. Arya yang tak menunjukkan Wajah yang bersahabat bahkan Tidak ada tanda tanda sedikitpun Kalau Alya akan di terima.Saat Alya sedang asyik mengingat Moment wawancaranya yang sangat menegangkan tadi. Tiba Tiba Keluar sosok Arya Berasama Dua orang yang sempat mewawancarai Alya tadi.Alya pun menatap Arya dari atas kepala, Hingga Ujung Kaki. " Ternyata Pria menyebalkan Ini Cakep Juga ya. Apalagi menggunakan Setelan jas, Kelihatan Sangat berwibawa." Gumam Alya dalam hati.
Sebelum Arya melangkah meninggalkan Loby Hotel, Ia sempat menatap Alya dengan tatapan yang sangat tajam. Alya yang melihat Bosnya sedang menatap itu Langsung membuang Senyum Kecil. Namun Senyuman Itu tak dibalas oleh Arya, bahkan Hanya memalingkan wajah dan terus berjalan.
" Sialan. dasar manusia Sombong" Gumam Alya.Alya tak terlalu memikirkan watak Bossnya yang sangat dingin Itu, Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana dia bisa bekerja dengan baik di tempat itu. Dan kalaupun nantinya ia sudah tak sanggup dengan sikap Arya padanya, dia akan keluar tanpa memikirkan apapun.Alya yang merasa sangat Senang setelah mendapat E-mail itupun langsung memesan Ojek, yang walanya ia akan memesan Taxi karena berpikir ia tidak akan diterima. Tiba tiba berubah pikiran agar bisa menghemat.
Saat Alya hendak berjalan ke depan pintu gerbang untuk menunggu ojek Online yang ia pesan, tiba tiba ia melihat mobil sedang berhenti karena di hadang oleh penegendara lain. Namun ia Coba memperhatikan Orang yang keluar Dari Mobil itu secara seksama. Ia Sontak kaget saat melihat orang yang keluar dari mobil itu adalah bosnya, ayra Nugraha. dan mobil yang menghadanhnya adalah moibil seorang wanita yang ia tak kenal.Alya yang tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan hanya berpikir, kalau mereka adalah sepasang kekasih yang sedang berantem. karena tampak jelas terdengar kalau mereka sedang cekcok, walaupun tak tahu arah dan tujuan pembicaraan mereka.
alya yang masih Asyik memperhatikan perkelahian antara dua sejoli itu, tiba tiba di buat kaget saat satu tamparan menadarat di pipi Arya. "Wow. Ayo mbak tampar lagi.! Ucap sean berbisik. Alya yang masih menyimpan dendam dengan sikap Atasannya Tadi, Sangat bahagia melihat atasannya yang menyebalkan itu di Tampar oleh seorang wanita.
Saat Alya Masih saja Fokus dengan pertengkaran itu, tiba tiba ojek Online yang dipesannya menghampiri. "Mbak alya ya?" Tanya Ojek itu.
Arya yang mendengar suara tukang Ojek yang menyebutkan nama Alya Seketika Mengalihkan pandangannya menatap Alya dengan tatapan Sinis.Alya yang sadar akna tatapan itu Sontalk Kaget, dan langsung memasukkan Ponselnya ke dalam saku dan langsung Naik ke Boncengan Ojek itu. "Ayo pak, Cepat Jalan." Ucap Alya sambil menepuk pundak Tukang Ujek Itu.Tukang ojek yang mendengar ucapan Alya itu langsung menancapkan gasnya. Alya yang saat itu melintas di Samping arya menggunakan Ojek, langsung memalingkan Wajahnya Berlawanan dengan arah Arya." Hampir saja aku Ketahuan" Ucap Alya sembari mengusap dadanya.Hari ini hari pertama Alya bekerja jadi seorang Asissten Dari Arya Nugraha. Alya datang Tiga puluh menit lebih awal karena takut terlambat. Sambil menunggu waktu kerja Mulai, alya menunggu di Loby Hotel sambil membaca Informasi tentang Hotel. Saat Alya sedang asyik membaca Informasi. Tiba tiba Alya memanggil Mbak Ratna yang Baru saja melewatinya. " Mbak Ratna" Teriak Alya sambil melambaikan tangan." Eh, Alya. Ini hari pertama kamu bekerjakan kan. Slamat ya, kamu sudah diterima kerja di sini." Ucap Ratna sambil menyalami Alya." Siapa Yang harus saya temui pagi ini mbak? Soalnya saya belum tahu Apa yang harus saya kerjakan?" Tanya Alya pada Ratna." Kamu naik aja di Ruangan Kemarin. nanti kamu akan ketemu satu Ruangan Tepat di sebalah Ruangan pak Arya. nanti kamu bertanya dengan Sekertaris Pak Arya di sana. Namanya Dewi. Tapi mungkin kalau sekarang dia belum datang, Tapi paling sebentar lagi dia sampai kok." Ucap Ratna yang sambil mengarahkan Alya." Tapi mbak Ratna Bisa kan kasi Gamb
" kenapa saya harus Tinggal di Rumah pak Arya?" Rumah saya tidak jauh kok dari sini pak. Bapak Bisa lihat saja kan sendiri, hari ini saya datang tiga puluh menit lebih awal dari jam Kantor. Lagian Nggak enak Pak kalau saya harus Tinggal di Rumah bapak. Apa Kata Orang nantinya, melihat Seorang Pria dan wanita yang bukan Muhrimnya sudah Tinggal Satu Atap." Ucap Alya.Arya yang mendengar perkataan Alya itu merasa Bingung. "Kan tadi saya sudah bilang. Kamu harus bisa mengontrol semua apa yang aku lakukan. Termasuk Saat aku di Rumah.Sebenarnya, kamu sudah tahu tugas kamu atau belum sih? Atau jangan jangan Kamu juga belum tanda tangan Kontrak?" tanya Arya yang bingung dengan semua jawaban Alya." Belum pak." Jawab Alya sambil menggelengkan kepalanya." Apa kamu bilang? Belum Tanda tangan Kontrak?. Pergi ke ruangan HRD sekarang!" Ucap Arya dengan Raut wajah yang sangat Emosi.Melihat kemarahan di wajah Arya. Alya buru buru keluar dan menuju Ruangan HRD. Saat Alya keluar dari Ruangan Arya, dia
Alya membuang semua ragu yang ada di Hatinya setelah melihat Jumlah gaji yang tertera di kontrak dan yang akan ia dapatkan. Ia tidak munafik. Sekarang ia sangat membutuhkan Uang. Ia yakin akan mendapatkan sangat banyak tekanan dalam pekerjaan ini. Tapi ia tidak menghawatirkan itu semua. Ia hanya perlu bertahan sambil mengumpulkan Uang Untuk modal usahanya sendiri. Ia akan hidup sehemat mungkin dan jika Uangnya sudah terkumpul, ia akan segera pergi dari Hotel ini dan membuat usahanya sendiri.Setelah menandatangani Kontrak. alya kemudian Begegas menuju Ruangan Arya. "Saya sudah membaca Kontrak kerjanya Pak. Saya akan membawa Barang barang saya nanti malam ke Ruamh Bapak."" Kalau begitu, Tak perlu ku jelaskan panjang lebar lagi. Kamu sudah pasti tahu apa yang harus kamu lakukan kan?" Tanya Arya." Iya Pak." Jawab Alya sambil mengangguk." Baguslah Kalau begitu." Ucap Arya sambil memberika sebuah ponsel pada Alya. "Ini ponsel kerjaku. Kamu berikan padaku kalau ada telepon dari orang pe
Alya kembali ke ruang rapat setelah menerima Telpon dari Monica. Ia berjalan Sepelan Mungkin agar tidak menimbulkan suara. Karena ia tidak mau menganggu karyawan yang sedang persentasi. Sejak Awal Rapat, alya sangat bingung dengan pembahasan rapat kali ini. Ia semakin bingun karena sempat keluar sebentar saat menerima Telpon dari Monica, Sementara pembahasn Rapat tetap terus berlanjut. Ia tidak Tahu apa yang harus Ia catat sekarang. Ia hanya menatap ke arah layar Monitor dan sesekali melirik ke Arah Ayra, Yang sedang fokus dengan Rapat kali ini.Setelah Satu jam Raptpun akhirnya selesai. Semua Staff satu per satu meninggalkan Ruangan Rapat.Hanya tersisa Alya dan Arya." apa yang dikatakan Monica tadi?" Tanya Arya." Bu Monica Sedang menunggu bapak di Butik Melati. Dan katanya bapak harus datang ke sana." Jelas Alya." Oke. Terima Kasih Atas Infonya." Ucap Arya sambil beranjak dari tempat duduknya." Apakah bapak Akan pergi ke Butik Itu?" tanya Alya Sembari berjalan di belakang Arya.
" Kamu dengar Aku nggak sih? Ap kamu meremehkanku? Kamu nggak tahu siapa aku ya?"Ucap Monica Lalu melayangkan Tangannya Di udara dan Mendarat di Pipi alya.Alya merasakan Panas di pipinya."Kamu masih nggak mau bilang dimana Arya?" Tambah Monica."Maaf Bu. Bukannya sayaNggak mau. Tapi memang pak Arya pergi setelah menerima telpon tadi. Pak Arya Hanya Bilang ada Rapat di Luar. Tapi Dia tidak mengatakan kalau Tempatnya di mana." Jelas Alya sambil memegang pipinya yang masih memerah." Jadi.Dia sengaja menghindar dariku?. Oke. Aku Akan Buat Kamu agar tidak bisa kabur lagi dariku." Ucap Monica sambil bergegas pergi meninggalkan Alya.Setelah menica Pergi. barulah Dewi menghampiri Alya. " Kamu Nggak Apa apa Al? Maaf ya. Aku nggak Bisa Bantu kamu. Bu Monica Itu orangnya sangat keras kepala dan tidak mau mendengar apa yang orang lain katakan. Kalau ada yang tidak seseuai dengan Kehendaknya, Dia Pasti akan main tangan.Alya yang masih merasa sangat kesal tidak memperdulikan apa yang Dewi katak
Alya yang saat itu sudah merasa khawatir akan ketahuan, mencari alasan agar mereka segera pergi dari tempat itu." Aduh.!"Alya merintih sambil memegang perutnya yang terasa sangat sakit."Kamu Kenapa?" Tanya Arya." Sepertinya maag Saya kambuh Pak."Arya mendengar keluhan Alya langsung menggelengkan kepala." Ya. Sudah. Ayo makan. Habis Itu jangan Lupa Minum Obat. Kamu Bawa Obatnya kan?"Alya Mengangguk. Rasa-rasanya ia Ingin menegajak Arya untuk segera pergi dari restoran Itu." Sejak kapan kamu maag?" Tanya Boby sembari melirik ke arah Arya. Boby pun merasa bingung dengan tingkah Alya. Karena setahunya, Alya adalah orang yang sangat memperhatikan pola makannya saat masih kuliah dulu. Bahkan ia tak pernah telat makan walaupun tugas kampus sedang menumpuk."Apa aku harus melapor padamu dulu kalau aku punya maag? memangnya kamu siapa?Arya kemudian mengelengkan kepala saat melihat perdebatan antara Alya dan Boby. Ia lantas melewati Alya, dan berjalan menuju ruangan paling ujung.Alya bar
Pukul lima belas, Arya dan Alya kembali ke kantor. Untunglah, Monica tidak ada disana ketika mereka sampai. Karena waktu yang tinggal sedikit, Arya kembali bekerja di Ruangannya. Begitu pula dengan Alya yang kembali ke ruangannya.Tepat Pukul Setengah Lima sore, Alya meninggalkan kantor. Ia harus pulang dan mengemas barang barangnya untuk pindah ke Rumah Arya.Ia juga sudah mencatat tugasnya di sebuah buku catatan Baru.Karena Alya hanya tinggal seorang diri saja, Ia tak perlu berpamitan pada siapapun. Ia mengemas semua barang barangnya sendirian. Tak banyak yang di bawa. Hanya baju yang biasa ia pakai saja. Satu koper saja sudah cukup.Karena kemacetan jakarta, Tepat Pukul dua puluh barulah Alya sampai di sebuah alamat yang ia tulis di Secarik kertas di tangannya.Keningnya menerut ketika berdiri di depan Gerbang. Rumah yang bernomor 505 di depannya itu tampak sangat sepi. Ia ragu kalau Arya sudah Pulang ke Rumah.Alya kemudian menekan Bel. Ia terus menekan hingga seorang Security berla
Pada kahirnya ia hanya berdiam diri ketika Bibir mereka berpisah dan mereka saling menatap satu sama lain. Untuk beberapa detik mata Alya tak berkedip. Ia memandangi wajah orang yang tepat berdiri di depannya, Tak percaya dengan apa yang terjadi. Marah, Kesal, Bingung bercampur menjadi satu.Mangabaikan Tangannya Yang siap menampar Arya, Jantung Alya berdegup kencang. Seolah belum cukup dengan mencium Alya, Arya menyusuri pergelangan tangan Asisstennya Itu. Arya memaksa Tangan Alya membuka Hingga ia berhasil menautkan Jemarinya."Apa harus aku tunjukkan yang lebih lagi?" Ujar Arya mengangkat tangannya yang menggenggam tangan alya setinggi dada.Mulut Monica Terbuka. Ia menggeleng, Menolak menerima kenyataan ini. Tidak mungkin seporang seperti Arya bisa menyukai Wanita Desa seperti Alya. Ia sudah mencari tahu tentang Arya sebelum mereka bertemu pertama kali. Arya beberapa kali berpacaran. Dan semuanya merupakan Gadis dari keluarga terpandang. Tidak pernah sekalipun Ia berpacaran dengan