Hari ini hari pertama Alya bekerja jadi seorang Asissten Dari Arya Nugraha. Alya datang Tiga puluh menit lebih awal karena takut terlambat. Sambil menunggu waktu kerja Mulai, alya menunggu di Loby Hotel sambil membaca Informasi tentang Hotel.
Saat Alya sedang asyik membaca Informasi. Tiba tiba Alya memanggil Mbak Ratna yang Baru saja melewatinya. " Mbak Ratna" Teriak Alya sambil melambaikan tangan." Eh, Alya. Ini hari pertama kamu bekerjakan kan. Slamat ya, kamu sudah diterima kerja di sini." Ucap Ratna sambil menyalami Alya." Siapa Yang harus saya temui pagi ini mbak? Soalnya saya belum tahu Apa yang harus saya kerjakan?" Tanya Alya pada Ratna." Kamu naik aja di Ruangan Kemarin. nanti kamu akan ketemu satu Ruangan Tepat di sebalah Ruangan pak Arya. nanti kamu bertanya dengan Sekertaris Pak Arya di sana. Namanya Dewi. Tapi mungkin kalau sekarang dia belum datang, Tapi paling sebentar lagi dia sampai kok." Ucap Ratna yang sambil mengarahkan Alya." Tapi mbak Ratna Bisa kan kasi Gambaran tentang pekerjaanku nanti,? Takutnya aku bingung Mbak kalau nggak dapat pengarahan terlebih dahulu." ucap Alya Yang kembali meminta arahan pada Ratna lagi."" Gimana ya Al.? Pokoknya bisa di Bilang seperti Pesuruh lah." Jawab Ratna sambil tertawa."Aku sih mendengar ini cuma dari Asisstennya Pak Arya sebelumnya. Dia lebih dulu bekerja di sini dibanding aku. Namun Pak Arya memecatnya karena Kurang disiplin dan banyak pekerjaannya yang Kurang rapi." Ucap Ratna menjelaskan.Mendengar Itu Alya Langsung bergegas menuju Ruangan Yang Telah di Tunjukkan Oleh Ratna." Kok Bisa di pecat nanti setelah enam Bulan Mbak? kenapa Nggak dari awal aja. Kan pekerjaannya Berantakna. Kenapa Harus dipertahankan?" Tanya Alya penasaran." Kalau itu sih Mbak juga nggak tahu Al. soalnya semua keputusan berada di tangan Pak Arya. Dan Pak Arya juga Orangnya sangat Susah ditebak."" Terus mbak. Apakah ada Asissten lain yang menjadi Asissten Pak Arya?""Ada sih beberapa. Namun semuanya nggak Ada yang bisa bertahan.""Loh kenapa Mbak?"" Mbak Juga nggak tahu. pokoknya sekarang kamu jalani aja dulu dan Paling nnti juga kamau akan rasain." Jelas ratna.Saat Alya menuju Ruangan yang telah di Tunjuk Ratna Tadi. Tiba tiba Jantungnya Deg degan.
Alya Yang baru sampai di depansalah satu ruangan yang di tunjuk Ratna merasa bingung harus ngapain. Karena Saat Tes Wawancara kemarin, Alya Tidak pernah melihat Sosok Yag beranama Dewi ini.Sambil menunggu Dewi Tiba, Alya Duduk di sebuah Sofa Yang Tepat Berada di samping Ruangan Pak Arya. Sambil melihat pemandangan Kota Jakarta Dari Kaca Jendela." Wow, Indah Banget ya." Ucap Alya Sambil mengambil Ponsel yang ada di Tasnya Untuk memotret beberapa Gambar.Saat Alya sedang mengambil Gambar Pemandangan Kota Jakarta itu, Tiba tiba ia di Kagetkan dengan Sentakan Kaki yang sedang berjalan. Alya yang mendengar Itu langsung berbalik dan menyimpan Ponselnya di dalam tas. Ternyata Itu adalah Dewi, Sekertaris arya.Alyapun langsung memperkenalkan dirinya. " Halo Mbak. Nama saya Alya angraeni. Saya Asissten Barunya Pak Arya."" Oh, Asisstennya Pak Arya. Unglah Kamu sudah datang. Cpat bantu aku. Sebentar Pak Arya akan ada rapat jam sembilan. Tolong kamu Print berkas berkas yang ada di sini habis itu kamu Fotocopy di ruangan sebelah sana". Ucap Dewi sambil menunjuk Ruangan Fotocopy."Saat Alya hendak Pergi untuk melaksanakan Tugas yang diberikan Oleh Dewi. Tiba tiba Dewi Memanggilnya kembali." Oh iya Alya. waktu wawancara kemarin Kamu diminta membuatkan Kopi kan. Sekarang Tolong kamu buatkan Kopi Untuk Pak Arya. Aku akan keluar sebentar membeli Sarapan Untuk pak Arya. Soalnya Tadi aku buru buru, sampai Lupa Beli Sarapan." Ucap Dewi." Iya mbak. Nanti akan saya Buatkan." Ucap alya Sambil mengangguk menegrti.Dewipun meninggalkan Alya untuk membeli Sarapan Pak Arya.Ssedangkan Alya Langsung bergegas menuju Ruang Fotocopy.Saat itu tidak ada orang di Ruang Fotocopy. Alya langsung menyalakan mesin fotocopy dan memfotocopy semua berkas yang diberikan Dewi."Fotocopy Dan print berkas sudah Seslesai. Sekarang saatnya Buat Kopi." Ucap Alya Berlalu menuju Pantry.Saat Alya hendak pergi ke pantry, Alya Di kagetkan dengan kedatangan Arya yang baru saja keluar dari Lift." Maaf Pak" Ucap alya."mau kemana Kamu?" Tanya Arya." Saya mau ke pantry buat kopi untuk bapak""Oh ok. Kalau begitu kamu cepat sedikit ya, Sebentar lagi akan ada rapat." Ucap Arya." Baik Pak"Alya langsung buru buru menuju Pantry membuatkan Kopi untuk Arya. Saat berada di dalam Lift, Alya meletakkan Tangannya di dada. Alya merasakan Jantungnya yang bergegup Kencang." Sudah seperti Jailangkung saja. Datang tak di jemput, Pulang Tak Di antar. Munculnya sangat tiba tiba, bikin Orang jantungan Saja.' Gerutu Alya yang melihat Arya Muncul Secara Tiba tiba tadi.Saat di Pantry Alya bertemu dengan Staf dan OB. ia tak punya banyak waktu untuk berbasa basi dengan mereka. Alya hanya menyapa sekedarnya dan bergegas menuju mesin kopi.Saat alya sedang ingin membuat kopi, Tiba tiba ia teringat pada saat iya wawancara. Saat itu Alya membuat kopi dengan menggunakan Metode Shypon dan itu yang membuatnya bisa bekerja di sini." Aku harus membuat Kopi yang sama seperti wawancara kemarin." Ucap alya dalam hati.Alya pun langsung membuat kopi sesuai dengan yang Arya sukai. Setelah Alya selesai membuat kopi, ia langsung segera bergegas menuju Ruangan Arya dan membawa kopi buatannya itu.Tok tok tok!
" Masuk" Ucap Arya dari dalam Ruangannya.
" Ini pak Kopinya. Silahkan diminum." Ucap Alya sambil Meletakkan Kopi Disamping piring Sandwich yang tadi dibeli Dewi dan menawarkan kopi Pada Arya." Terima kasih. Oh iya, Tim HRD pasti sudah menjelaskan apa pekerjaanmu kan.? Jadi, nanti kamu lansgung saja menuju Ke alamat ini ya?" Ucap Arya sambil meletakkan memberikan Selembar kertas pada Alya." Apa ini pak?" Tanya Alya dengan Wajah Heran.
" Itu alamat Rumahku. Mulai nanti malam Kamu tinggal di Rumahku." Ucap Arya.Alya yang mendengar Perkataan Arya langsung melongo Kaget. Ia Baru saja masuk kerja Hari ini, dan dia sama seklai Belum beretemu dengan HRD Hotel Itu." Kok aku nggak tahu sama sekali ya kalau aku harus tinggal di Rumah Pak Arya. Apa sebenarnya kemarin aku harus ke ruang HRD dulu ya, sbelum ke Ruangan Pak Arya.?" Ucap alya yang bertanya tanya dalam hati." Tinggal Di Rumah Bapak?' Tanya Alya heran." Iya kamu kana Asissten Pribadiku, jadi kamu harus bisa mengontrol semua apa yang aku lakukan. Termasuk Saat aku di Rumah." Jelas Arya.Alya yang mendengar Itu Hanya Heran dan tidak bisa berkata kata lagi." kenapa saya harus Tinggal di Rumah pak Arya?" Rumah saya tidak jauh kok dari sini pak. Bapak Bisa lihat saja kan sendiri, hari ini saya datang tiga puluh menit lebih awal dari jam Kantor. Lagian Nggak enak Pak kalau saya harus Tinggal di Rumah bapak. Apa Kata Orang nantinya, melihat Seorang Pria dan wanita yang bukan Muhrimnya sudah Tinggal Satu Atap." Ucap Alya.Arya yang mendengar perkataan Alya itu merasa Bingung. "Kan tadi saya sudah bilang. Kamu harus bisa mengontrol semua apa yang aku lakukan. Termasuk Saat aku di Rumah.Sebenarnya, kamu sudah tahu tugas kamu atau belum sih? Atau jangan jangan Kamu juga belum tanda tangan Kontrak?" tanya Arya yang bingung dengan semua jawaban Alya." Belum pak." Jawab Alya sambil menggelengkan kepalanya." Apa kamu bilang? Belum Tanda tangan Kontrak?. Pergi ke ruangan HRD sekarang!" Ucap Arya dengan Raut wajah yang sangat Emosi.Melihat kemarahan di wajah Arya. Alya buru buru keluar dan menuju Ruangan HRD. Saat Alya keluar dari Ruangan Arya, dia
Alya membuang semua ragu yang ada di Hatinya setelah melihat Jumlah gaji yang tertera di kontrak dan yang akan ia dapatkan. Ia tidak munafik. Sekarang ia sangat membutuhkan Uang. Ia yakin akan mendapatkan sangat banyak tekanan dalam pekerjaan ini. Tapi ia tidak menghawatirkan itu semua. Ia hanya perlu bertahan sambil mengumpulkan Uang Untuk modal usahanya sendiri. Ia akan hidup sehemat mungkin dan jika Uangnya sudah terkumpul, ia akan segera pergi dari Hotel ini dan membuat usahanya sendiri.Setelah menandatangani Kontrak. alya kemudian Begegas menuju Ruangan Arya. "Saya sudah membaca Kontrak kerjanya Pak. Saya akan membawa Barang barang saya nanti malam ke Ruamh Bapak."" Kalau begitu, Tak perlu ku jelaskan panjang lebar lagi. Kamu sudah pasti tahu apa yang harus kamu lakukan kan?" Tanya Arya." Iya Pak." Jawab Alya sambil mengangguk." Baguslah Kalau begitu." Ucap Arya sambil memberika sebuah ponsel pada Alya. "Ini ponsel kerjaku. Kamu berikan padaku kalau ada telepon dari orang pe
Alya kembali ke ruang rapat setelah menerima Telpon dari Monica. Ia berjalan Sepelan Mungkin agar tidak menimbulkan suara. Karena ia tidak mau menganggu karyawan yang sedang persentasi. Sejak Awal Rapat, alya sangat bingung dengan pembahasan rapat kali ini. Ia semakin bingun karena sempat keluar sebentar saat menerima Telpon dari Monica, Sementara pembahasn Rapat tetap terus berlanjut. Ia tidak Tahu apa yang harus Ia catat sekarang. Ia hanya menatap ke arah layar Monitor dan sesekali melirik ke Arah Ayra, Yang sedang fokus dengan Rapat kali ini.Setelah Satu jam Raptpun akhirnya selesai. Semua Staff satu per satu meninggalkan Ruangan Rapat.Hanya tersisa Alya dan Arya." apa yang dikatakan Monica tadi?" Tanya Arya." Bu Monica Sedang menunggu bapak di Butik Melati. Dan katanya bapak harus datang ke sana." Jelas Alya." Oke. Terima Kasih Atas Infonya." Ucap Arya sambil beranjak dari tempat duduknya." Apakah bapak Akan pergi ke Butik Itu?" tanya Alya Sembari berjalan di belakang Arya.
" Kamu dengar Aku nggak sih? Ap kamu meremehkanku? Kamu nggak tahu siapa aku ya?"Ucap Monica Lalu melayangkan Tangannya Di udara dan Mendarat di Pipi alya.Alya merasakan Panas di pipinya."Kamu masih nggak mau bilang dimana Arya?" Tambah Monica."Maaf Bu. Bukannya sayaNggak mau. Tapi memang pak Arya pergi setelah menerima telpon tadi. Pak Arya Hanya Bilang ada Rapat di Luar. Tapi Dia tidak mengatakan kalau Tempatnya di mana." Jelas Alya sambil memegang pipinya yang masih memerah." Jadi.Dia sengaja menghindar dariku?. Oke. Aku Akan Buat Kamu agar tidak bisa kabur lagi dariku." Ucap Monica sambil bergegas pergi meninggalkan Alya.Setelah menica Pergi. barulah Dewi menghampiri Alya. " Kamu Nggak Apa apa Al? Maaf ya. Aku nggak Bisa Bantu kamu. Bu Monica Itu orangnya sangat keras kepala dan tidak mau mendengar apa yang orang lain katakan. Kalau ada yang tidak seseuai dengan Kehendaknya, Dia Pasti akan main tangan.Alya yang masih merasa sangat kesal tidak memperdulikan apa yang Dewi katak
Alya yang saat itu sudah merasa khawatir akan ketahuan, mencari alasan agar mereka segera pergi dari tempat itu." Aduh.!"Alya merintih sambil memegang perutnya yang terasa sangat sakit."Kamu Kenapa?" Tanya Arya." Sepertinya maag Saya kambuh Pak."Arya mendengar keluhan Alya langsung menggelengkan kepala." Ya. Sudah. Ayo makan. Habis Itu jangan Lupa Minum Obat. Kamu Bawa Obatnya kan?"Alya Mengangguk. Rasa-rasanya ia Ingin menegajak Arya untuk segera pergi dari restoran Itu." Sejak kapan kamu maag?" Tanya Boby sembari melirik ke arah Arya. Boby pun merasa bingung dengan tingkah Alya. Karena setahunya, Alya adalah orang yang sangat memperhatikan pola makannya saat masih kuliah dulu. Bahkan ia tak pernah telat makan walaupun tugas kampus sedang menumpuk."Apa aku harus melapor padamu dulu kalau aku punya maag? memangnya kamu siapa?Arya kemudian mengelengkan kepala saat melihat perdebatan antara Alya dan Boby. Ia lantas melewati Alya, dan berjalan menuju ruangan paling ujung.Alya bar
Pukul lima belas, Arya dan Alya kembali ke kantor. Untunglah, Monica tidak ada disana ketika mereka sampai. Karena waktu yang tinggal sedikit, Arya kembali bekerja di Ruangannya. Begitu pula dengan Alya yang kembali ke ruangannya.Tepat Pukul Setengah Lima sore, Alya meninggalkan kantor. Ia harus pulang dan mengemas barang barangnya untuk pindah ke Rumah Arya.Ia juga sudah mencatat tugasnya di sebuah buku catatan Baru.Karena Alya hanya tinggal seorang diri saja, Ia tak perlu berpamitan pada siapapun. Ia mengemas semua barang barangnya sendirian. Tak banyak yang di bawa. Hanya baju yang biasa ia pakai saja. Satu koper saja sudah cukup.Karena kemacetan jakarta, Tepat Pukul dua puluh barulah Alya sampai di sebuah alamat yang ia tulis di Secarik kertas di tangannya.Keningnya menerut ketika berdiri di depan Gerbang. Rumah yang bernomor 505 di depannya itu tampak sangat sepi. Ia ragu kalau Arya sudah Pulang ke Rumah.Alya kemudian menekan Bel. Ia terus menekan hingga seorang Security berla
Pada kahirnya ia hanya berdiam diri ketika Bibir mereka berpisah dan mereka saling menatap satu sama lain. Untuk beberapa detik mata Alya tak berkedip. Ia memandangi wajah orang yang tepat berdiri di depannya, Tak percaya dengan apa yang terjadi. Marah, Kesal, Bingung bercampur menjadi satu.Mangabaikan Tangannya Yang siap menampar Arya, Jantung Alya berdegup kencang. Seolah belum cukup dengan mencium Alya, Arya menyusuri pergelangan tangan Asisstennya Itu. Arya memaksa Tangan Alya membuka Hingga ia berhasil menautkan Jemarinya."Apa harus aku tunjukkan yang lebih lagi?" Ujar Arya mengangkat tangannya yang menggenggam tangan alya setinggi dada.Mulut Monica Terbuka. Ia menggeleng, Menolak menerima kenyataan ini. Tidak mungkin seporang seperti Arya bisa menyukai Wanita Desa seperti Alya. Ia sudah mencari tahu tentang Arya sebelum mereka bertemu pertama kali. Arya beberapa kali berpacaran. Dan semuanya merupakan Gadis dari keluarga terpandang. Tidak pernah sekalipun Ia berpacaran dengan
Tepat pukul enam pagi, Alya sudah siap siap untuk berangkat ke kantor. Ia berdiri di depan cermin memperhatikan penampilannya. Semuanya sudah sangat rapi. Akan tetapi, Ia masih kepikiran tentang apa yang terjadi antara dia dan Arya. Itu membuat pikiran Alya menjadi tidak karuan.Tepat pukul setengah tujuh, Alya turun ke lantai satu dengan membawa tasnya. Rumah yang sangat besar itu kelihatan tampak sangat sepi. Sejak semalam, Alya hanya melihat Bi Iyem dan Pak Toni yang merupakan pekerja di rumah itu."Kemana keluarga Pak Arya? apakah Pak Arya seorang yatim piatu?" Tanya Alya dalam hatinya.Alya yang sudah merasa lapar, menuju dapur. Disana ia bertemu dengan Bi Iyem."Mbak Alya, tolong bangunkan Pak Arya. Tadi saya sudah mencoba mengetuk pintu kamarnya, tapi nggak ada jawaban. Mungkin Pak Arya masih tidur mbak." Ucap Bi Iyem.Tanpa pikir panjang lagi,Alya pun langsung bergegas menuju kamar Arya. Karena itu juga merupakan salah satu tugasnya sebagai asissten pribadi Arya.Tok...Tok..Tok