Share

Bab 4 : Istri atau Pegawai?

" kenapa saya harus Tinggal di Rumah pak Arya?" Rumah saya tidak jauh kok dari sini pak. Bapak Bisa lihat saja kan sendiri, hari ini saya datang tiga puluh menit lebih awal dari jam Kantor. Lagian Nggak enak Pak kalau saya harus Tinggal di Rumah bapak. Apa Kata Orang nantinya, melihat Seorang Pria dan wanita yang bukan Muhrimnya sudah Tinggal Satu Atap." Ucap Alya.

Arya yang mendengar perkataan Alya itu merasa Bingung. "Kan tadi saya sudah bilang. Kamu harus bisa mengontrol semua apa yang aku lakukan. Termasuk Saat aku di Rumah.Sebenarnya, kamu sudah tahu tugas kamu atau belum sih? Atau jangan jangan Kamu juga belum tanda tangan Kontrak?" tanya Arya yang bingung dengan semua jawaban Alya.

" Belum pak." Jawab Alya sambil menggelengkan kepalanya.

" Apa kamu bilang? Belum Tanda tangan Kontrak?. Pergi ke ruangan HRD sekarang!" Ucap Arya dengan Raut wajah yang sangat Emosi.

Melihat kemarahan di wajah Arya. Alya buru buru keluar dan menuju Ruangan HRD. Saat Alya keluar dari Ruangan Arya, diapun menghampiri Dewi yang sudah duduk di meja Sekertaris.

" Mbak. Ruangan HRD di lantai Berapa ya?"

"Di lantai Dua belas. Ada apa ya?" Tanya Dewi penasaran.

" Nggak ada apa apa kok Mbak." Jawab Alya danberlalu meninggalkan Dewi.

Alya mengambil tas, lalu turun ke lantai Dua belas menggunakan Lift. Alya pun menyusuri lorong yang ada di sana samapi ia melihat Tulisan Human Rresort Development yang tertera di pintu. Ternyata itu terletak tepat di sebelah ruangan ia diwawancarai kemarin. Namun tak sempat memperhatikan karena guggup.

Tok tok tok!

" Masuk" Jawab seorang wanita dari dalam ruangan trsebut. Ternyata itu adalah ruangan Ratna. 

" Mbak Ratna?" Ucap Alya yang terkejut saat melihat wanita itu membukakan pintu.

" Alya? Ada apa kamu ke sini.?" Tanya Ratna.

" Mba Ratna kerja di bagian HRD?' Tanya Alya penasaran.

"Iya. Makanya kemarin Mba membantu proses wawancara karyawan baru." Ucap Ratna sambil menganggu.

" Aku diminta pak Arya untuk ke Ruangan HRD. Aku belum tanda tangan kontrak." Jelas Alya.

"Tanda tangan Kontrak kerja ya?. kamu masuk aja dulu. Pak Henry belum datang. Dia lagi ada pekerjaan di luar. Tapi apakah Pak Arya nggak akan marah ya, kalau tahu kamu berlama lama disini.?" Ucap Ratna.

Alya yang saat itu sedang bingung tak memperdulikan Jika Arya Akan marah atau tidak. Ia juga tidak akan kembali ke Ruangan Arya. Ia belum tahu pekerjaannya seperti apa. dan ia juga tidak akan kembali kalau tidak menanda tangani kontrak itu.

"Kenapa Mbak Ratna nggak ngomong kalau aku harus tanda tangan kontrak dulu?". Tanya Alya.

" Mbak pikir itu bisa ditanda tangan nanti. Soalnya, Pak Henry bilang kalau mau datang sedikit terlambat hari ini. Memangnya kenapa harus buru buru tanda tangan Kontrak sih? Bukannya Lebih baik nanti saja ? Kan Kamu Bisa Coba dulu bekerja disini. Jadi kalau nantinya kamu nggak cocok, Kamu boleh keluar begitu aja." Jelas Mbak Ratna.

" Alya juga nggak Tahu Mbak. Soalnya Ini permintaan Pak Arya. Oh iya mbak. Apa Asissten sebelumnya juga harus tinggal serumah dengan Pak Arya?" Tanya Alya yang penasaran.

" Hah? Tinggal serumah? Ahahaha" Tanya Ratna sambil tertawa. " Yang Mba dengar,Asisstennya Pak Arya, Hanya selalu datang ke Rumah pak Arya setiap pagi. Tapi nggak Ada yang sampai tinggal dengan Pak Arya. Apa kata orang nantinya kalau melihat Perempuan dan Laki laki yang bukan Muhrimnya Tinggal serumah. Bisa bisa jadi masalah besar." Jelas Ratna.

" Nah itu mba. Yang alya Pikirkan sekarang. Soalnya Pak Arya meminta Alya untuk tinggal di Rumahnya. Oh iya mba, kalau asissten pribadi pertama Pak Arya itu bagaimana mba?bukannya dia itu laki laki ya?"

" Kalau itu, Mba juga Kurang Tahu Alya."

Mendengar apa yang diucapkan Ratna membuat Alya Berpikir. Alya yang awalnya sangat senang karena sudah mendapatkan kerja, namun sekarang ia dibuat gelisah dengan pekerjaanya sendiri. Entah apa sebenarnya yang tertulis di kontrak kerja itu.

Alya yang gelisah karena Kontraknya belum saja ia Baca dan Makin di buat gelisah karena sudah hampir sejam dia meninggalkan Ruangan Arya dan tak kunjung kembali. " Apa kata pak Arya nanti, kalau aku belum kembali juga?" Tanya Alya dalam hati. Seketika Alya di Kagetkan dengan Kedatangan seseorang yang sedang membuka pintu. Alya langsung berdiri, takunya Itu  Pak Arya. Namun seketika Alis Alya menyernyit saat melihat Pria Yang mewawancarainya minggu lalu.

" Ratna, Minta tolong kamu bagikan ke yang lain ya. Minta mereka untuk memeriksanya. Ingat jangan sampai Salah lagi." kata Pria itu yang ternyata bernama pak Henry.

Ratna mengambil berkas itu, kemudian memperkenalkan Alya. " Oh ya, Ini Alya Pak. Dia Asissten Baru pak Arya."

"Oh ok. Kamu ke sini Mau Tanda Tangan Kontrak kerja ya?" Tanya Pak Henry sambil meletakan Barang Barangnya, kemudian berlalu keluar.

Lima menit kemudian Pak Henry krmbali dengan Sebuah Map Merah di Tangannya.

" Alya Angraeni". Ucap Pak Henry meneyebutkan nama Yang tertera di atas map.

Alya yang mendengar namanya dipanggil bergegas menemui Pak Henry.

"Kamu Baca dulu pasal pasalnya. aku ada Urusan sebentar. Sepuluh menit lagi aku kembali" Ucap Pak Henry sambil mengulurkan Kontrak kerja yang di bawanya tadi.

Alya mengangguk. Ia menerima kontrak kerja itu kemudian Membacanya Halaman perhalaman. wajah Alya sesekali menunjukkan Rasa Aneh dan Menyernyitkan Alis setelah membaca Perjanjian Kontrak kerja yang Aneh itu." Dia Sebenarnya mencari Asissten Atau Sedang Cari Istri sih?" Gerutu Alya sambil menggaruk kepalanya.

Tugas Asissten pribadi yang ada di Kontrak itu benar benar di luar Nalar Alya. Bukan hanya masalah Kantor. Bahkan Alya Harus mengurus segala masalah pribadi Arya. Ibaratkan seorang Istri.

Alya mulai Ragu untuk menandatangani Kontrak kerja itu."Dua puluh empat jam bersama Arya? Aku pasti akan stres" Gerutu Alya.

Ratna kembali masuk ke ruangan itu setelah sempat keluar tadi. "Apakah kamu sudah membaca Kontraknya?" Tanya Ratna.

" Sudah sih mba. tapi apa ini Tidak berlebihan?" Tanya Alya yang bingung dengan isi Kontrak kerja itu.

"Jangan katakan apapun soal isi kontrak kerja itu padaku. itu pasti isinya rahasia kan? nggak boleh di bocorkan. Apakah kamu sudah lihat nominal gaji yang di tawarkan di sana? Aku dengar dari pak henry, katanya gaji untuk asissten pak Arya baru saja dinaikkan beberapa waktu lalu."

Alya yang awalnya tidak terlalu fokus dengan pasal itu kembali membuka dan membacanya secara seksama. Dan seketika Matanya membola saat melihat angka yang tertulis di sana. Lima belas juta perbulan?. Tentu ini adalah umlah gaji yang sangat besar bagi Alya. Dan itu hanyalah gaji pokok. Ia akan mendapatkan Bonus Kalau Ada event dengan Catatan, Jika Arya menyukai Hasil kerjanya.

" Berapa Jumlah Gajinya?" Tanya Ratna penasaran.

Alya yang masih kaget setelah melihat Jumolah gaji yang akan ia terima menjawab pertanyaan Ratna tidak dengan kata kata melainkan hanya dengan acungan Dua Jempolnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status