Share

11. Malam Pengakuan (Kedua)

Remaja jangkung di depannya menghela napas ringan. "Karena hanya itu yang bisa gue lakuin sekarang."

Xena terdiam. Bahkan seorang Abian Malik Guinandra pun mampu mencintai seseorang dalam diam. Memilih untuk tidak mengubah apa-apa yang sedang berjalan saat ini dengan satu alasan pasti, bawah Malik takut akan banyak hal yang berubah jikalau ia mengatakan hal yang menjadi fakta dalam perasaannya sekarang ini.

"Kenapa lo tanya kayak gitu?"

Gadis yang tadinya tegas menatap luas bentangan cakrawala kini memutar posisi duduknya. Berhadapan dengan si saudara tiri dengan posisi duduk bersila rapi seakan sedang mempersiapkan posisi ternyaman untuk mulai berbincang serius dengan remaja jangkung di depannya itu.

"Sebenernya gue menyukai seseorang." Xena mulai membuat pengakuan. Memancing reaksi lain sedikit berbeda ditunjukkan oleh Malik saat ini. Terkejut? Sedikit. Hidup bertahun-tahun dengan seorang gadis cantik bernama Xena Ayudi Bridella dan menjabat sebagai saudara tirinya tentu cukup membuat Malik mengenal baik gadis setara usia dengannya itu. Baik dan buruknya seorang Xena Ayudi yang tak banyak diketahui oleh khalayak umum adalah hal yang sudah cukup bahkan berlebih bisa dimengerti oleh Malik.

Mengenai Xena yang tak pernah mau membuka percakapan mengenai rasa sukanya pada lawan jenis, sedikit membuat Abian Malik Guinandra terkejut kali ini. Xena adalah gadis yang menutup diri untuk hal-hal yang berbau kisah roman picisan ala-ala anak remaja metropolitan. Ia tak terlalu menyukai hidup dengan genre seperti itu. Bahkan, film serta drama yang sering ditonton oleh gadis berambut panjang tergerai dengan ujung ikal itu adalah drama dan film berbau action, thriller, horor, dan misteri. Xena mengatakan alasannya menonton film dan drama bukan untuk mendalami nasib percintaannya yang menyedihkan, namun untuk menghibur diri dengan lari dari dunia nyata masuk ke dalam sebuah dunia imajinasi yang hanya dirinya lah yang mengerti itu semua.

"Seseorang?"

"Hm. Sejak pertama masuk ke SMA." Xena mengangguk-anggukkan kepalanya. Sejenak tersenyum ringan untuk Malik yang masih diam dengan ekspresi datar miliknya.

"Daffa?" Malik mulai menebak asal. Sukses membuat Xena menaikkan sepasang alis cokelat miliknya sembari membulatkan matanya sempurna. Semudah itu 'kan Malik menebaknya?

"Beneran Daffa?" tukas Malik memastikan. 

Xena mengerutkan bibirnya. Malas menjawab sebab Malik terlalu cepat dan bodoh dalam mengikuti alur percakapannya saat ini. Bukankah alangkah baiknya kalau Malik berpura-pura tak tahu dan mengijinkan Xena untuk mengatakan juga menceritakan semua yang sedang dirasakannya agar hatinya bisa sedikit lega? 

Xena paham. Kalau yang bisa diakuinya hanya perasaan terlarangnya terhadap Daffa, tidak untuk perasaannya terhadap Malik. Dulu sebelum ini, Xena ingin menyimpan perasaannya pada si saudara tiri sebab satu alasan pasti. Abian Malik Guinandra adalah saudara tirinya. 

Namun, selepas pengakuan dari Malik akan rasa cinta dalam diamnya pada seorang gadis anonim yang Xena sendiri pun tak ingin menanyainya sebab ia takut akan jatuh terlalu dalam lagi adalah fakta kedua yang menguatkan bahwa rasa teruntuk saudara tirinya itu harus segera dituntaskannya. 

"Beneran Daffa rupanya." Malik lagi-lagi membuka mulutnya kala Xena memilih bungkam enggan menggubris apapun lagi saat ini.

"Daffa adalah pacarnya Nea. Lo tau sendiri 'kan?" tegas Malik mulai datang dengan ceramah sok bijak miliknya.

"Gue tau. Makanya gue sedih," tukas Xena akhirnya mau membuka mulutnya. Berdecak untuk menutup kalimat singkat yang baru saja diucapkan oleh gadis itu.

"Lupain," perintah remaja itu menatap aneh si saudara tiri yang kini mendongakkan kepalanya setelah sejenak menunduk dan membiarkan helai demi helai rambutnya terjun melampaui batas telinganya.

"Mana bisa?! Lo pikir semudah itu?" Xena memprotes. Menggerutu pada Malik yang kini terkekeh ringan kala menatap perubahan raut wajah Xena yang terlihat begitu menggemaskan.

"Kalau gitu ambil dari Nea. Simpel 'kan?"  

Xena kini mengulurkan tangannya. Sigap memberi pukulan kuat di atas pundak remaja yang kini mengerang kesakitan selepas hantaman tangan milik Xena kuat menimpa permukaan pundaknya. 

"Lo mau lihat gue dicaci orang banyak?" paparnya jengkel. Memang, Malik bukan tipe orang yang bisa diajak berbicara serius seperti ini. Ia selalu saja datang dan menanggapi semua hal dengan sikap konyol nan aneh yang terkadang menjengkelkan miliknya itu.

"Kasih saran yang bermutu dikit kenapa sih?" gerutu Xena sekali lagi memprotes remaja yang ada di depannya.

"Sukai orang lain kalau gitu. Itu bisa mengubah perasaan lo ke dia. Cara terbaik untuk melupakan seseorang adalah dengan mencintai orang lain." Bijak! Remaja di depannya itu kini benar-benar terkesan bijak dan dewasa dengan cara pemikirannya. Seakan Malik sudah pernah masuk ke dalam dunia menyebalkan penuh dengan kejutan itu.

Xena diam. Bagaimana bisa ia menyukai orang lain yang bahkan dirinya sendiripun tak tahu, orang macam apa yang harus disukainya saat ini? Lingkungan hidup Xena hanya seputar keluarga barunya, Malik, sahabat dekatnya, juga sekolah dan dunia imajinasinya bersama para aktor tampan dan mempesona. 

"Lo sendiri? Kenapa lo gak ungkapin perasaan lo ke dia?" Xena mengubah arah pembicaraannya.

"Gue udah bilang karena itu yang bisa gue lakukan sekarang ini."

"Lo juga menyukai orang yang udah punya pacar?" sahut Xena menebak asal. Jujur saja, dalam hatinya sekarang ini Xena ingin Malik menyebut satu nama seorang gadis yang menjadi idamannya. Mampu mencuri perhatian Malik dan meluluh lantahkan dunia remaja yang menjadi idola kaum hawa di sekolahnya itu.

"Mirip dengan itu. Sederhananya, gue suka sama orang yang menyukai orang lain dan dia terlihat begitu menyukai orang itu."

"Mereka udah jadian?"

Malik menarik kedua sisi bahunya. "Belum mungkin."

"Kenapa gak ungkapin kalau gitu sebelum semuanya terlambat," tutur gadis yang kini sukses menyita segala perhatian milik Abian Malik Guinandra.

"Gue bilang dia terlihat begitu menyukai orang lain. Gue gak bisa merusak kebahagiannya." Malik menyahut. Menghela napas untuk kesekian kalinya. 

"Kalau gitu sukai orang lain yang belum menyukai siapapun. Itu akan menjadi lebih mudah untuk lo," tutur Xena dengan nada melirih. Membuat remaja berponi naik di depannya itu kini tersenyum ringan.

"Kalau bisa, pasti gue lakuin."

"Miris banget 'kan kita?" Xena kini kembali mendongakkan kepalanya. Mengembuskan kasar napasnya untuk menghilangkan pedih yang tersimpan di dalam kelopak matanya. Mendengar fakta dan pengakuan dari seorang Malik mengenai apa yang dirasa olehnya sekarang ini seakan menjadi tamparan kuat yang dikirimkan oleh semesta untuk menghukumnya sebab menyimpan rasa terlarang pada saudara tiri sendiri. 

Malik menyukai gadis lain dengan amat sangat dan Xena menyukai Abian Malik Guinandra juga dengan amat sangat. Kisah yang rumit. Sebab yang diketahui oleh Malik hanya Xena yang menyukai Daffa, kekasih sahabatnya sendiri. Bukan Xena yang menyukai Malik dan mengharapkan remaja itu untuk membalas perasaannya sekarang ini.

... To be Continued ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status