Klik tanda vote ya kak. agar bisa tetap eksis di aplikasi, jangan lupa baca juga cerita saya yang lainnya. 1. ISTRIKU MINTA CERAI SETELAH AKU TAGIH HUTANGNYA (Tamat) 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku (Tamat.)
Maaf, Aku Pantang Cerai!(45)"Gila, dukun kali si Alea. Bisa meramal begitu tepat, kasihan Dewi kena tulah."Terdengar bisik para wanita itu semakin gencar, apalagi ketika melihat Dewi melintas dengan mata bengkak. Wanita itu pasti menangis sejak semalam, sejak suaminya pulang mengambil baju-bajunya."Dewi! Gak mau mampir? Mungkin ada kabar baru yang mau kau bagikan?"Tawa mereka begitu kencang membuat Dewi malu sekaligus marah. Dia menuju ke rumah Alea, dia yakin wanita itu penyebab semua kemalangannya kali ini."Mau apa kau kemari? Jangan mencoba memfitnah atau menuduhku yang tidak-tidak. Kalau kau tak punya buktinya, ingat ada hukum untuk perbuatan tak menyenangkan itu."Alea melipat tangan di dada. Dia sudah tau apa yang terjadi semalam, jadi dia sudah tau akan ada kejadian seperti ini. Dia sudah bersiap untuk segala kemungkinan yang akan menimpanya."Kenapa kau begitu kejam padaku, Al. Aku hanya menasehati mu agar tidak membuat Wisnu menjadi anak durhaka, tapi kau membalas sedemik
Maaf, Aku Pantang Cerai!(46)"Jadi benar kau selingkuh dengan pria ini, Alea?"Sebuah suara yang cukup membuat Alea dan Erlangga terkejut. Namun tidak dengan Dewi, wanita itu tampak tersenyum dengan sinis.Sayangnya senyum itu terlihat oleh Erlangga. Membuat pria itu geram luar biasa, dia tau wanita yang baru saja memohon bantuan Alea tadi, ternyata tak menyesal telah melakukan kesalahan pada Alea dan padanya."Aku kira kau sudah menyadari kesalahan, hingga aku tak berniat menjebloskan kau ke penjara. Sayang kau tak berubah sama sekali, tunggu sebentar lagi polisi akan datang untuk menangkap mu."Seperti kata Erlangga, tak butuh waktu lama. Sebuah mobil polisi telah datang dan berhenti di depan rumah Alea, Dewi histeris sembari memohon ampun, tapi Erlangga dan Alea tak ada yang berniat menolong sama sekali. Begitu juga dengan ibu mertua Alea yang baru saja datang."Saya akan segera ke kantor untuk membuat laporan secara resmi. Tentu dengan membawa bukti perbuatan tak menyenangkan wanit
Maaf, Aku Pantang Cerai! (47)Satu Minggu Wisnu menjadi seperti orang gila. Dia mencari kesemua tempat yang dia kira adalah tempat Alea bersembunyi, sayangnya dia tak tau kalau saat itu istrinya sedang berada dalam perlindungan Erlangga.Erlangga juga hancur melihat betapa rapuhnya Alea saat itu. Wanita yang dia cintai hanya diam, sembari merenung di balkon apartemen miliknya. Sudah berkali dia bertanya tapi Alea tak juga mau bicara."Wisnu sudah seperti orang gila, Al. Apa kau memang tak ingin kembali untuk melihat keadaannya? Aku rasa ini waktu yang tepat untuk membicarakan masalah kalian berdua. Jika tak bisa lagi di perbaiki maka putuskan untuk berpisah saja, daripada kalian terus menerus saling menyakiti."Alea tak bersuara dia masih ingat saat terakhir melihat suaminya. Saat itu seorang wanita mengengam erat tangan Wisnu, bukannya menolak pria itu terlihat menundukkan kepala, seolah menikmati gengaman tangan itu."Apa aku salah ingin mempertahankan pernikahan, Lang? Apa pria meng
Maaf, Aku Pantang Cerai! (48)"Wah, akhirnya kau pulang juga, Mbak. Setelah puas bersenang-senang dengan selingkuhanmu itu, apa kau masih butuh juga sentuhan mas Wisnu? Dasar perempuan gatal."Plak ...plak ....Alea sudah tak tahan lagi mendengar ucapan Citra. Bisa-bisanya gadis ini langsung menyerang dengan kata-katanya, dia tak tau saja rasa sakit yang sedang kakan iparnya tahan, akhirnya dia tamparan membungkam mulutnya yang tak sopan itu."Sudah aku bilang jangan datang kemari, buat apa lagi kau duduk di depan rumah ku? Apa mas Wisnu mengijinkan kau datang kemari?"Pertanyaan Alea tak ada jawaban, Citra terlihat kesal karena tamparan yang dia dapatkan. Wajahnya semakin pias saat melihat kedatangan Wisnu, dia memang datang tanpa ijin Wisnu, karena mengira Alea tak pulang lagi. Dia mau mencoba meminta uang dari saudaranya itu, tapi karena Alea sudah pulang jadi dia mengurungkan niatnya."Sayang, akhirnya kau pulang. Darimana saja aku merindukan mu.""Jangan menyentuhku, Mas. Aku hany
Maaf, Aku Pantang Cerai! (49)"Tolong pergilah, Bu. Untuk kali ini tolong jangan membuat ku bingung, Alea tak boleh meninggalkan aku karena dia sedang mengandung anak kami, aku tak perduli anak itu benihku atau benih orang lain. Saat ini dia istriku jadi anaknya adalah anakku."Alea membenamkan wajahnya ke bantal. Hatinya sakit saat mengigat ucapan Wisnu, bisa-bisanya pria itu berkata sesuatu yang seolah mengakui, kalau anak yang dia kandung bukan darah-dagingnya. Rasa sakit di perut membuatnya mengurungkan niat untuk pergi, setelah minum obat dari dokter yang dia dapatkan saat jatuh kemarin, akhirnya dia memilih kembali ke kamar dan istirahat."Sayang, mas bawa bubur ayam. Makan ya?Biar cepat sehat demi anak kita."Alea tak bergerak dari tidurnya. Dia masih kesal pada Wisnu yang bicara tanpa berpikir terlebih dahulu, dia tau perangai ibunya masih bisa bicara sesuatu yang membuat wanita itu curiga."Tak perlu, bawa saja makanan itu pergi. anggap anak ini bukan anakmu, sebentar lagi jug
Maaf, Aku Pantang Cerai!(50)"Sayang tidurlah, kau sudah terlalu lama di depan laptop. Tidak usah terlalu memikirkan penyakitku, saat ini aku sudah punya dokter yang menangani penyakit itu, namanya Dokter Fika dia wanita yang kau lihat di kafe saat itu."Alea mengangkat kepala, saat Wisnu menyebut nama wanita yang dia lihat mengengam tangan suaminya. Ternyata dia hanya dokternya Wisnu, namun dari sorot matanya dia bisa melihat ada cinta di mata wanita bernama Fika itu. "Apa kau mengenalnya? Sebelum kau putuskan dia untuk menjadi Dokter yang akan merawat mu, Mas."Pertanyaan Alea tak langsung mendapat jawaban dari Wisnu. Hal itu tentu membuat Alea sedikit mengangkat kepala, untuk melihat wajah suaminya yang kini terdiam tanpa suara."Dia wanita masa SMA mu itu kan? Wanita yang terpaksa pergi karena kalian tak selevel."Alea tersenyum ketika menyadari kalau tebakannya benar. Wajah Wisnu terlihat kaget dan itu terlihat oleh Alea, jadi dia bisa menebak kalau pertanyaannya benar adanya."S
Maaf, Aku Pantang Cerai(51)Tok ....Alea sudah kesal mendengar ucapan Erlangga, membuatnya mengetuk kening pria di sampingnya. Membuat Erlangga terpekik pelan dan itu terjadi tepat saat Dokter Fika membuka pintu.Wanita itu menatap tajam pada Alea dan Erlangga. Tatapan matanya membuat Alea merasa tak nyaman, namun dia berusaha untuk tenang seperti apa yang di katakan oleh Erlangga tadi."Bagaimana keadaan suami saya, Dok?"Alea segera menanyakan keadaan Wisnu pada wanita yang merawat suaminya. Walau kesal pada wanita itu, tapi dia harus tenang agar tidak merugikan diri sendiri."Bisa kita bicara di ruangan saya, Bu Alea? Ada banyak hal yang harus saya sampaikan pada anda."Alea segera mengangguk dan mengikuti langkah Dokter Fika menuju ke ruangannya. Sampai di ruangan itu, Alea duduk di depan wanita yang terlihat sibuk hingga tak langsung bicara padanya. Membuat Alea menarik napas kesal namun masih mencoba untuk bersabar."Kau terlihat sangat akrab pada pria itu. Apa dia pria yang kau
Maaf, Aku Pantang Cerai(52)"Alea tunggu!"Alea terkejut melihat sebuah mobil berhenti dan juga teriakan Dokter Fika. Entah darimana wanita itu tau rumahnya, dia lupa kalau Fika sudah menyelidiki kehidupannya dan juga Wisnu."Mau apa kau kemari? Aku rasa kita tak ada urusan lain. Selain masalah pengobatan mas Wisnu."Alea bicara dengan nada santai dia sudah tau mau apa wanita ini datang. Pasti karena ulah Erlangga yang mengirim seorang Dokter langsung dari Singapura, tentu untuk mengantikan wanita itu merawat Wisnu, meski dia masih bisa ikut merawat walau hanya menjadi asisten saja."Apa maksudmu mengirim seorang dokter dan mengantikan aku? Bukankah sudah aku bilang kalau hanya Wisnu yang bisa mengantikan aku dengan dokter lain."Fika terlihat marah dan itu membuat Alea tertawa senang. Kali ini wanita itu baru kena batunya, kemarin saja begitu sok saat melarang dia menemui suaminya."Sayang sekali semua itu atas persetujuan mas Wisnu. Meski begitu aku tetap memberi ijin kau untuk menja