Share

Dua Pilihan Berat Untuk Wisnu.

MAAF, AKU PANTANG CERAI 14.

"Mau aku temani, Al?"

Aku menarik napas panjang sembari menatap Erlangga. Setelah itu aku mengelengkan kepala, rasanya kasihan jika membuat mas Wisnu cemburu, karena melihat kedatanganku dengan Erlangga.

"Yakin kuat? Aku takut kau sedih lalu menangis saat melihat suamimu itu."

Erlangga menatap ke arahku, seolah takut aku akan berubah pikiran saat bertemu mas Wisnu.

"Aku turun sekarang. Pergilah kalau masih ada urusan lain, ada pak Indra yang menemani aku menemui mas Wisnu."

Aku segera turun dari mobil Erlangga. Namun pria itu menarik tanganku, lalu merapikan anak rambut yang menutupi keningku.

"Aku tunggu di sini. Masuklah, jangan menangis jika memang ingin mempertahankan pernikahanmu."

Aku menarik napas lalu menganggukkan kepala. Erlangga benar, aku harus kuat demi mempertahankan keputusan berat ini, yaitu pantang cerai dengan suamiku.

"Mari masuk Bu Alea. Sebentar lagi petugas membawa saudara Wisnu keluar menemui kita."

Aku mengangguk lalu menunduk menung
Winarsih_wina

Terima kasih sudah membaca cerita ini, ya. Tetap baca terus kelanjutan cerita ini! Dukung tulisan ini dengan klik tanda vote dan komentar, ya agar bisa tetap eksis di aplikasi. Jangan lupa baca juga cerita saya yang lainnya. 1. ISTRIKU MINTA CERAI SETELAH AKU TAGIH HUTANGNYA (Tamat) 2. KUNCI BRANKAS RAHASIA SUAMIKU(ONGOING)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status