Share

36. Ferdila Sayang

"Kenapa harus menangis, Fer? Bukannya senang karena Yuni meninggal dan tidak ada yang membantuku menyingkirkan istrimu itu?"

Ferdila semakin mengeratkan pelukannya. Untuk sesaat aku tidak tega memenjarakan Vidia, tetapi jika membiarkannya hidup tanpa hukuman apakah akan sepadan?

Yuni telah melakukan banyak hal untukku selama dia hidup dan saatnya aku membalas budi. Rasa sakit merebak ke seluruh tubuh, sunyi pun merajai hati dan aku hanya bisa mengembuskan napas kasar berusaha menerima takdir.

"Maafkan aku, Sayang. Aku menyesal," lirih Ferdila. Aku membalikkan badan dan menatap matanya dalam. Tidak ada kebohongan di sana.

"Maafkan aku yang selama ini tidak bisa mengawal perasaan bahkan tidak pernah berlaku adil. Sementara Vidia ada dalam penjara, mari kita buka lembaran baru," lanjutnya lagi.

Aku terenyuh dengan kalimat Ferdila. Detik selanjutnya dia mendaratkan kecupan di kelopak mata yang perlahan tertutup. Sesuatu yang sudah lama tidak aku rasaka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status