Share

Telah Hilang

Daniel mengepalkan kedua tangannya. Hati yang berat terpaksa Daniel abaikan demi melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Daniel mengambil dua buah pistol dari truk, kemudian kembali ke garasi utama. Dia dihadang oleh sekelompok orang bersenjata tajam. Daniel yang sudah murka tak takut sama sekali.

Orang pertama menyabetkan senjata tajamnya ke arah Daniel, namun dia mengelak dan menembak kepala orang itu. Kelima orang lainnya segera menyerang Daniel menggunakan senjata tajam juga. Daniel mengelak dengan gesit. Dia menendang dua orang sekaligus, lalu berguling untuk menghindari sabetan senjata tajam. Dia lalu menembak orang kedua.

Sebuah pisau panjang hampir saja menancap di tubuh Daniel, kalau dia tak segera berguling. Namun akibatnya, pinggang Daniel terluka karena sayatan dari pisau itu. Daniel meringis menahan sakitnya, akan tetapi sayatan pisau tidak akan melemahkan lelaki itu. Dia langsung menembak orang yang melukainya.

Daniel segera belari menuju mobil, sementara dua orang yang lain mengejarnya. Daniel masuk ke dalam mobil dan mengunci seluruh pintu. Kunci mobil sudah tertancap di lubang kunci. Daniel langsung menghidupkan mobilnya.

Kaca di sebelahnya pecah karena parang. Daniel secara refleks menutupi wajah dengan kedua lengannya. Daniel tidak peduli jika ada pecahan kaca yang menancap di wajahnya. Dia segera menjalankan mobil tersebut.

Daniel melakukan putaran tiga ratus enam puluh derajat, lalu berbalik dan menabrak kedua orang yang mengejarnya. Kedua orang tersebut terpental hingga menubruk dinding. Mobil Daniel mengeluarkan suara nyaring dan dengan kecepatan yang tinggi dia melajukan mobil itu keluar dari garasi.

Hujan deras mengganggu perjalanan Daniel. Lelaki itu dapat melihat sebuah mobil melaju kencang di belakangnya. Seseorang kemudian memunculkan dirinya dari jendela dengan pistol yang mengarah ke mobilnya. Daniel menginjak gas hingga hampir kecepatan penuh, berusaha menghindari peluru yang ditembakkan ke arahnya.

Mobil di belakangnya terus mengejar Daniel. Lelaki itu terpaksa harus mengambil jalan yang salah agar mereka tidak dapat mengetahui letak markas rahasia. Kedua mobil tersebut terlibat aksi kejar-kejaran di jalan raya, menyebabkan kekacauan besar. Bunyi klakson saling beradu mengalahkan suara hujan yang deras.

Jalanan yang licin tidak membuat Daniel takut untuk melaju kencang dan menyelip mobil-mobil yang menghalanginya. Lelaki itu melirik kaca spion. Ternyata mereka masih mengejarnya. Daniel mengumpat dalam hati.

Suara tembakan mengejutkan Daniel. Rupanya orang-orang yang mengejarnya semakin mendekat. Peluru yang ditembakkan hampir saja mengenai mobil Daniel. Peluru kedua kini ditembakkan dan berhasil mengenai spion mobil sebelah kiri. Daniel segera menyalip mobil lain untuk menghindar.

Rambu-rambu lalu lintas tidak lagi mereka pedulikan. Musuh di belakang Daniel sepertinya tidak ingin menyerah. Luka di dahi dan pipi Daniel berdenyut nyeri, menambah adrenalin dalam aliran darah lelaki itu. Tubuh Daniel seolah dikendalikan oleh amarah.

Musuh di belakangnya kembali menembakkan peluru, bahkan lebih brutal dibandingkan sebelumnya. Daniel harus menghindar lebih gesit lagi. Dia telah terlalu jauh dari tempat tujuan utamanya. Tidak bisa jika begini terus.

Daniel menyiapkan pistol dengan sebelah tangannya. Dia membuka kaca jendela bagian kirinya. Lelaki itu kemudian secara tiba-tiba membelokkan mobilnya ke sebelah kiri. Daniel segera mengeluarkan tangannya yang memegang pistol ke arah mobil musuhnya yang terlambat berbelok. Pelatuk pistol dia tekan tanpa rasa ragu hingga menimbulkan suara tembakan yang nyaring, disusul oleh teriakan seorang laki-laki.

Gerakan Daniel yang begitu gesit membuat musuhnya tidak mempunyai waktu untuk menghindar. Orang yang sedari tadi mengarahkan pistolnya ke mobil Daniel kini dialah yang tertembak. Orang itu harus kembali masuk ke mobilnya sembari menahan sakit.

Daniel kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Rupanya musuh di belakangnya masih belum menyerah. Entah telah berapa ratus kata umpatan yang Daniel ucapkan di dalam hatinya. Lelaki itu kembali menyusun strategi agar dapat terbebas dari orang yang mengejarnya.

Lelaki itu melihat sebuah truk besar sedang melaju dari arah kanan persimpangan, cukup jauh dari Daniel saat ini. Daniel melirik kaca spionnya yang masih utuh. Musuh di belakangnya semakin melaju kencang.

Ide gila muncul di otaknya. Daniel mengembuskan napasnya. Dia bertaruh dengan seluruh hidupnya untuk ini. Dia tentu tahu apa akibatnya jika rancana ini gagal. Akan tetapi, Daniel juga tahu bahwa ada yang harus dipertaruhkan, demi menjaga keamanan sang putri Salvatrucha.

Pedal gas dia injak dengan sekuat tenaga. Daniel mencengkeram setir erat-erat. Pandangannya lurus ke depan. Seluruh tubuh Daniel kini dikuasai oleh adrenalin yang begitu tinggi. Jalanan di depannya mulai sunyi.

Truk besar tersebut semakin mendekat kepadanya dari arah kanan. Lelaki itu tidak gentar. Dia tidak mengurangi kecepatan sama sekali. Apa pun yang terjadi beberapa detik setelah ini, Daniel akan mempertaruhkan semuanya. Dia hanya berharap jika perhitungannya akurat.

Momen yang terjadi selanjutnya berlangsung begitu cepat bagi Daniel. Terlambat beberapa milidetik saja, Daniel akan berakhir tragis malam itu. Mobil Daniel berhasil melaju melewati truk sebelum truk tersebut menabraknya. Nasib sial tersebut malah dialami oleh orang yang mengejarnya.

Bunyi tabrakan yang sungguh keras mampu membuat siapa pun ketakutan dan menutup telinga mereka. Daniel memperhatikan kejadian tersebut dengan puas dari spion mobilnya. Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepala. Salah mereka sendiri yang menantang Daniel. Dia tidak akan segan-segan untuk memberi pelajaran bagi siapa pun yang berusaha menghalanginya.

Lelaki itu melajukan mobilnya menuju tempat yang seharusnya sedari tadi dia datangi. Daniel mengambil jalan tercepat menuju Scorpion. Kini, pikirannya berkecamuk. Semoga tidak ada lagi yang menghalanginya menuju ke sana. Ada janji yang harus dia tepati.

Selama empat puluh menit berkendara, Daniel tidak lagi menemui orang-orang yang berusaha mengejarnya. Lelaki itu tiba di Scorpion, sebuah markas rahasia yang lebih banyak beroperasi di bawah tanah. Beberapa pekerja di sana telah berbaris, menunggu kedatangannya. Sepertinya Jason yang menghubungi mereka.

Begitu turun dari mobil, Daniel disambut oleh raut wajah cemas dan gusar. Daniel hanya berdiri di samping mobilnya dengan raut wajah dingin. Semua pekerja membungkuk hormat kepada Daniel.

“Aku ingin bertemu dengan Leona Salvatrucha,” ucap Daniel.

Seorang pekerja menghampiri Daniel dengan gelagat yang agak ragu. Lelaki itu menundukkan kepalanya di hadapan Daniel. Firasat Daniel menjadi tidak nyaman secara tiba-tiba.

“Mohon maaf, Sir,” ucap pekerja tersebut dengan suara gemetar. “Miss Salvatrucha menghilang.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status