Home / Romansa / Magang Jadi Istri CEO / MJIC - 20 Cewek Rayhan

Share

MJIC - 20 Cewek Rayhan

Author: senjaaaaaa
last update Last Updated: 2025-07-17 08:42:48

Aku membenamkan wajahku di pangkuan, menyembunyikan rasa panas yang menjalar di kedua pipiku. “Nggak! Nggak! Nggak!” gumanku dengan menggelengkan kepala.

“Nggak papa Mbak Kay kalo masih malu-malu sama Bapak. Wajar kok apalagi kalian kan apsangan baru, jadi, ya, masih malu-malu kucing. Bapak juga dulu gitu sama istri Bapak, boro-boro ngomong kangen, yang ada ngajak berantem terus.”

Aku mendongak dan menatap Pak Jaja, sedikit pilu. “Pak Jaja bisa udahan nggak?” tanyaku memelas.

Ia tergelak, lalu menganggukan kepalanya sekali, “Asiap atuh Mbak! Tapi Mbak Kayla nggak boleh galau lagi, ya?”

Satu jam berlalu dengan begitu cepat, mobil berhenti dengan mulus di apartemen dan aku bergegas menuju apartemenku, membuka pintu dengan satu tangan sambil satu tangan lainnya menjepit ponsel.

“Huft ... akhirnya sampe juga,” gumanku perlahan.

Aku melepas heels, menggantung totebag di lemari, lalu menjatuhkan diriku di atas sofa. Tanganku menggulir layar ponsel dan membaca ulang chat dari Rayhan yang ter
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 96 Ciuman Panas

    Aku bergegas berdiri dari dudukku dan menatapnya tajam. “Enggak!” jawabku dengan cepat.Rayhan hanya tersenyum miring, tatapan jahilnya sama sekali tak pudar dari wajah datarnya itu. “Oh ya?” bisiknya pelan, lalu tanpa aba-aba jemarinya menarik ujung ikat robe-ku dengan cepat.Sret.“Astaga, Rayhan!!!” pekikku panik karena robeku sudah setengah terbuka dan menampakkan tubuhku yang hanya dihiasi pakaian tipis. Satu tanganku buru-buru merapatkan bagian depannya, sementara tangan satunya lagi refleks menghujani dada Rayhan dengan pukulan-pukulan panik. “Dasar ... cowok nyebelin!!!” seruku sambil memukul dengan kencang.“Kay ... Kay. Stop dulu,” ujar Rayhan mencoba meraih tanganku dengan tawa yang tak lepas dari bibirnya. "Ntar kita jatuh,"Aku tak mengindahkan ucapannya dan terus memukul dada Rayhan cukup keras, hingga rasa sakitnya menjalar ke tanganku. “Berhenti ketawa! Aku serius!”Rayhan memundurkan tubuhnya untuk menjaga jarak dariku, tetapi aku tak tinggal diam. Aku terus merangsak

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 95 Salting?

    Botol toner yang berada di tanganku nyaris terlepas dari genggaman. Aku mengangkat wajahku ke arah cermin dan menatap sedikit terkejut ke arahnya, sementara jantungku sudah terlanjur berdetak dengan ritme yang cepat.“Nungguin ... a-apaan?” tanyaku dengan suara tertahan karena menggiggit bibir bawahku.Rayhan terlihat bangkit dari duduknya, lalu berjalan dengan santai dan mendekatke arahku. Senyum miringnya jelas membuatku makin nggak bisa bernapas dengan normal. “Ya ... nungguin, lah,” ujarnya menggantung, dan membuatku harus menebak-nebak apa yang ingin diucapkannya.Aku makin terperangah tak paham, mulutku sedikit terbuka seolah mencerna apa yang ada dipikiran Rayhan. “Ng—ngapain ... nungguin ...,” gumamku dengan terbata, detik berikutnya, tanganku bergerak dengan buru-buru dan menepuk-nepuk pipiku biar sadar.Grek.Rayhan mengungkung badanku dari belaknag, dengan kedua tangannya bertumpu pada meja rias di hadaanku. “Nungguin gantian kamar mandi, Kay,” bisiknya pada akhirnya.Aku l

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 94 Sexy Girl

    Aku makin panik dibuatnya, tanganku buru-buru meraih satu baju acak dari koper—entah apa—dan pouch skincare, lalu buru-buru menumpuk semua jadi satu dan mendekapnya dengan erat di dadaku.“Kayla ...,” suara Rayhan kali ini terdengar pelan tapi cukup jelas jika ia berdiri tepat di belakangku. Dan sebelum sempat aku berbalik, dia udah mencondongkan tubuhnya sedikit, menolehkan kepalanya untuk mengintip isi koper.“Eh—!!!” Aku refleks melotot, tanganku panik setengah mati. “JANGAN NGINTIP!” seruku cepat, dan buru-buru menutup koper dengan satu tanganku.Terlambat. Tatapan Rayhan jelas sudah menangkap sekilas warna-warni kain tipis yang menjuntai di dalam koperku dan membuatnya terkekeh pelan, lalu berubah menjadi tawa yang semakin keras. “Ya ampun ... ternyata kamu pinter juga nyiapin beginian,” ucapnya santai seraya menggelengkan kepalanya pelan. “Pantesan aja kamu panik.”Wajahku sudah merah padam, entah rasa malu seperti apa yang masih kumiliki saat ini. “Bukan urusan kamu!” sahutku c

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 93 Jebakan Baju Sexy

    Rayhan melepas genggamannya dengan santai, lalu melepaskan jas dan meletakkannya di sofa. “Hmm, iya. Aku yang minta staf hotel buat mindahin dari kamarmu ke sini,” jelasnya tanpa rasa bersalah. Sekali lagi, tanpa rasa bersalah.“Apa?! Kamu gila ya, Rayhan? Kenapa seenaknya banget sih!” kesalku tak terima.Dia menoleh pelan, menatapku dengan tatapan tajam tapi juga dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya. “Aku nggak mau kamu sendirian di kamar itu. Lagian ... mereka emang yang udah bikin settingan biar kamu akhirnya bareng sama aku, Kay.”Jantungku mencelos begitu saja. Aku masih berdiri kaku di depan pintu, nggak tahu harus marah, malu, atau ... harus berterima kasih sama Rayhan.“Rayhan! Kalo ujung-ujungnya koper aku di pindah ke sini ... harusnya aku nggak usah repot-repot nyuruh Fina buat ngumpulin anak-anak dong!” seruku kesal dengan nada yang tinggi.Rayhan menganggukan kepalanya santai, “Hmm ... iya juga sih,” sahutnya seenaknya.Aku mendengus keras lalu melangkahkan kakiku

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 92 Koperku di Kamar Rayhan?

    Aku meremas tanganku cukup keras, sementara tatapanku jauh melayang pada jendela di sampingku. Rasanya, aku udah nggak mampu buat terus-terusan ngelawan ucapan Rayhan yang masih saja menyudutkanku. Untuk beberapa saat, keadaan di dalam mobil terasa begitu sunyi, hanya ada suara mesin yang terdengar samar.Aku menarik napas panjang, lalu menoleh padanya. “Berapa menit lagi kita sampe ke hotel?” ujarku pada Rayhan.“Lima menit,” jawab Rayhan singkat.Aku mengangguk paham, lalu kembali menggulir ponselku dan mengirimkan pesan pada Fina. Tak sampai satu menit, ponselku bergetar dan memunculkan balasan dari Fina di atasnya.“Tenang aja, Kay. Gue udah cek semua dan kita udah kumpul di resto hotel. Ga ada yang keluar. Clear.”Aku menghela napas panjang, seakan separuh bebanku terangkat begitu saja. Oke ... aman. Seenggaknya nggak bakal ada yang ngeliat aku turun sama Rayhan.“Hotel aman,” ujarku pada Rayhan.Rayhan menoleh sambil menahan senyum di bibirnya. “Udah lega sekarang?” tanyanya ter

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 91 Rencana di Hotel

    Mobil sudah melaju dengan tenang di jalanan yang semakin senyap, lampu kota memancarkan cahayanya dan menerangi malam yang begitu gelap. Aku merapatkan tubuhku ke kursi, dan berusaha mengatur napas agar tetap tenang. Tapi pikiranku terus saja berputar, memikirkan bagaimana langkah selanjutnya yang harus aku ambil.“Rayhan ... nanti bakal ketauan nggak kalo kita beneran sekamar?” tanyaku terdengar lirih, sembari menatap ke arah jalanan di depanku, tetapi sudut mataku masih melirik ke arah Rayhan yang kini menyeir dengan satu tangannya.Rayhan mengerlingkan matanya sejenak, lalu senyum tipis tersungging di bibirnya. “Ya nggak apa-apa, dong. Malah enak kan? Gausah susah-susah nyembunyiin apapun lagi,” ujarnya dengan nada yang santai.Aku langsung mendesah keras, sambil mengusap wajah menahan resah yang semakin melanda. “Nggak mau ah ... jangan ngomong seenaknya gitu ...,” desahku menolak.Rayhan terkekeh dengan pelan, lalu menoleh ke arahku singkat sebelum kembali fokus pada jalanan di h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status