Home / Romansa / Magang Jadi Istri CEO / MJIC - 22 Secret Admirer

Share

MJIC - 22 Secret Admirer

Author: senjaaaaaa
last update Huling Na-update: 2025-07-18 13:12:53

Aku langsung gelagapan begitu mendengar pertanyaan Fina, “Hah? Nggak, nggak!” jawabku mengibaskan tangan. “Pokoknya ... nggak penting, lah, Fin. Biasa aja kayak random guy, gitu.”

Fina menatapku dengan menyipitkan mata curiga, “Random guy apaan? Lo tuh kebiasaan kalo ngomong ‘random’ biasanya malah ‘spesial edition’. Ngaku aja deh, lo.”

Aku mengalihakan tatapannya ke arah lain, mencoba menghindarinya. “Udah lah, nggak usah dibahas. Intinya ... ya, lo kenal dia,” jelasku menganggukan kepala.

Sementara Fina langsung tersenyum sumringah, “Anj— hidup lo penuh drama banget.”

“Tapi dia kayaknya nggak kenal lo, deh. Kayaknya, ya,” lanjutku lagi.

“Serius, gue kenal? Anak sini juga, kah? Atau temen kita kuliah? Bentar-bentar gue inget-inget dulu siapa aja yang kita berdua kenal,” tanyanya dengan semangat.

Aku menghendikkan bahu, “Ya .. nggak tau, deh. udah deh stop nebak-nebaknya.”

Fina langsung memegang dadanya, penuh drama. “Oke, fix. Ini lebih nyakitin daripada judul skripsi gue yang berkal
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 29 Rayhan ... Kamu?

    Aku tersenyum lemas lalu melangkahkan kaki kembali ke kamar dan duduk di tepi ranjang, menarik selimut menutupi setengah badanku yang masih sedikit lemas, sementara Rayhan mengikutiku dari belakang sambil menyeret dua kopernya.“Oke ... oke ... saya ngaku, mungkin saya emang kangen. Tapi, dikit kok, segini aja,” ujarku menyatukan jari jempol dan telunjuk. “Yang penting aslinya saya tetep sakit, kan.”Rayhan mendecak kesal, “Sakit karena patah hati, ya?”Aku membulatkan mataku tak terima, lalu mengambil bantal di sampingku dan melempar ke arahnya dengan kesal.“Udah, kamu duduk yang manis aja. Saya yang pesenin makanan, tapi jangan harap pesen junk food atau ayam goreng tepung favorit kamu itu. Saya mau kamu makan makanan yang bener buat malem ini.”Aku meringis pelan mendengarnya. “Rayhan ... jangan yang aneh-aneh, ya. Saya mau makan yang enak tapi—”“Enak dan sehat,” potongnya dengan cepat, sementara tangannya sibuk mengotak atik ponselnya. “Udah saya pesenin salad quinoa, sup ayam k

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 28 Astaga, Kayla!

    Rayhan terlihat menghela napasnya panjang, “Kayla,” panggilnya dengan sedikit menggeram.Aku bergegas menghampiri dan berdiri tepat di sampignya, “Ma-maaf,” cicitku menundukkan kepala.“Kamu tau kan kalo saya udah transfer ke rekening kamu sebelum saya ke Eropa?”Aku menganggukan kepala, “Iya,” cicitku pelan.“Lihat saya.”Aku memberanikan diri mendongakkan kepala dan melihat rautnya yang ... takut banget! Tatapan mata tajam, alis bertaut kayak nggak mau dibantah.“Kamu tau kan kamu bisa pesen makanan yang sesuai sama nutrisi yang kamu butuhin sekarang ini? Atau saldonya abis? Perlu saya transfer lagi?” ujarnya dengan mengambil ponsel di sakunya.Aku sedikit tersentak mendengarnya, “Jangan-jangan,” ujarku menahan gerakan tangan Rayhan. “Masih banyak kok saldonya. Belum saya pake buat apa-apa,” jelasku.“Terus kenapa kamu order makanan kayak gitu?” tanyanya menaikkan sebelah alisnya.“Kayak gitu?” ujarku tak paham.Rayhan menghela napas panjang, lalu melangkahkan kakinya menuju sofa da

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 27 Tamu Tak Diundang

    Ting-tong.Suara bel dari pintu apartemen membuatku sedikit tersentak. “Oh! Makanan datang,” ujarku dengan suara yang serak, lalu berusaha bangkit dari kasur dengan langkah pelan. Kepalaku masih sedikit berat, tapi aroma mie ayam favoritku sudah kebayang di otak, bikin semangatku naik sedikit demi sedikit.“Sebentar!” seruku parau seraya menggapai pintu depan dengan langkah tertatih.Aku membuka pintu dengan perlahan, dan disambut oleh abang kurir yang tersenyum ramah, “Orderan atas nama Mbak Kayla, ya?”Aku menganggukan kepala seraya membalas senyumnya, “Yup. Makasih banyak, Mas.” jawabku sambil menerima kantong kertas berisi makanan hangat itu.Begitu pintu tertutup, aku berjalan dengan langkah yang pelan menuju ke sofa dan menghempaskan tubuhku di atasnya. “Akhirnyaaa, selamat datang makanan penyelamat!” ujarku pada diri sendiri sambil membuka bungkusnya. Aroma kuah gurih dan pedasnya langsung menyeruak ke indera penciumanku. “Hmmm, lo emang nggak pernah ngecewain orang, ya,” pujik

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 26 Sakitnya!

    Dua hari di penghujung weekend yang harusnya aku lewati dengan riang gembira, dan aku manfaatin buat healing, malah dihabiskan di atas kasur karena demam yang menyerang dan kepala yang terasa berat. Bukannya asyik rebahan manja sambil nonton netflix, aku justru sibuk bolak-balik ke kamar mandi, minum obat yang rasanya pahit banget, dan nyoba tidur walaupun nggak bisa nyenyak.HP? Boro-boro kepegang. Aku cuma buka buat order makanan online, bahkan notifikasi masih aku bisukan dari hari terakhir me time. Rasanya kayak aku nggak pengen tau dunia luar dulu, mending fokus istirahat biar nggak tambah parah.Dan sekarang, hari Senin pagi sudah menyapa, aku bangun tidur dengan kepala yang masih kleyengan, pandangan buram, dan tenggorokan yang terasa perih. Belum lagi badan yang sakitnya kayak abis digebukin orang sekampung.“Hssst,” erangku tak tahan.Tanganku meraba ponsel di sebelahku dan menggulirnya pelan, lalu segera membuka aplikasi hijau untuk mencari kontak sekretaris Rayhan buat izin

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 25 Me Time!

    Aku tersenyum malu mendengarnya, “Aduh Pak Jaja ... jangan mulai, deh,” alihku salah tingkah.Pak Jaja terkekeh perlahan, lalu berjalan ke arah meja dan mengangkat bucket bunga itu dengan hati-hati, “Wah ... ini sih beneran berat, Mbak! Tapi ... sesuai lah sama romantisnya Pak Rayhan. Effortnya itu loh ya, Mbak?" ujarnya menggoda lagi.Aku menutup wajahku dengan kedua tangan, “Pak Jajaaa,” rengekku malu.“Ya udah Bapak bawa dulu ke mobil, tapi nanti kalo ditanya sama satpam di depan, Bapak bilangnya dari pengagum rahasia, gitu, ya?” candanya seraya berjalan keluar.Aku hanya menatapnya dan menggelengkan kepala, menahan tawaku yang hampir pecah. Begitu sosok Pak Jaja menghilang di balik pintu, aku segera menghembuskan napas lega. Aku meraih totebag dengan perasaan yang nggak jelas, antara senang, malu, deg-degan, dan sedikit ... sebel, lalu mengikuti langkah Pak Jaja setelah berpamitan dengan sekretaris Rayhan.“Ayo, Mbak,” ujar Pak Jaja yang menungguku di depan pintu lift.Aku menagng

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 24 Butterfly Era

    “Gue upload kali, ya di story?” ujarku menimbang-nimbang. “Tapi ntar kalo temen gue ada yang liat gimana, ya?”Aku menegakkan badanku dan mengambil ponsel did alam saku blazer. “Iya, nggak. Iya, nggak,” gumanku dengan menghitung jari di tangan. “Ah, iya aja deh.”Aku membolak-balikkan bucket itu dengan hati-hati, mencari angle yang sesuai, lalu mengarahkan kamera ponsel dengan gaya yang ... aesthetic.“Gini aja kali, ya?” ujarku mengamati hasil jepretanku.Aku menimbang-nimbang ponselku, masih sedikit ragu, apa tetap aku upload ... atau aku simpan sendiri?“Gila, Kay. Dapet bunga segede gaban gini gue harus disuruh pingsan dulu apa gimana?” gumanku menggelengkan kepala.Jari-jariku bergerak dengan pelan, menggulir layar ponsel dan mencari aplikasi instagram, lalu menekan bagian story dan memasukan foto tersebut. Tapi, lagi-lagi aku terdiam, menatap bucket itu yang ... ah bikin kepalaku melayang! Tapi tanganku bergerak lebih cepat, ia mencari lagu yang sesuai dan caption yang singkat,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status