Share

MJIC - Closer

Penulis: senjaaaaaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-30 21:09:41

Makan malam hampir saja usai, musik tradisional yang tadi hanya menjadi latar, kini semakin menghangatkan suasana. Para staf lodge mulai menepukkan tangannya mengikuti irama, dan sesekali ikut menggerakan badannya mengikuti dua penari lokal, lalu beberapa saat kemudian, para penari tersebut mengajak para wisatawan untuk ikut bergabung di sekitar api unggun.

Seorang penari mendekat ke meja kami dengan senyum ramah dan menengadahkan satu tangannya. “Please, join us,” katanya sambil memberi isyarat.

Aku sedikit terkejut, lalu menoleh pada Rayhan dan menggeleng pelan. “Aduh, Ray ... aku nggak bisa joget,” ujarku tanpa suara.

Alih-alih mendukung, Rayhan justru langsung berdiri dan mendorong kursinya ke belakang. Dengan senyum lebarnya, ia mengulurkan satu tangan padaku. “Justru karena kamu nggak bisa, makanya harus cobain. Ayo, Sayang,” ujarnya membuatku semakin salah tingkah.

Aku menatap Rayhan dan penari iitu bergantian, wajahku pias, menahan malu yang amat sangat. “Kalau aku malu gimana
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - Closer

    Makan malam hampir saja usai, musik tradisional yang tadi hanya menjadi latar, kini semakin menghangatkan suasana. Para staf lodge mulai menepukkan tangannya mengikuti irama, dan sesekali ikut menggerakan badannya mengikuti dua penari lokal, lalu beberapa saat kemudian, para penari tersebut mengajak para wisatawan untuk ikut bergabung di sekitar api unggun.Seorang penari mendekat ke meja kami dengan senyum ramah dan menengadahkan satu tangannya. “Please, join us,” katanya sambil memberi isyarat.Aku sedikit terkejut, lalu menoleh pada Rayhan dan menggeleng pelan. “Aduh, Ray ... aku nggak bisa joget,” ujarku tanpa suara.Alih-alih mendukung, Rayhan justru langsung berdiri dan mendorong kursinya ke belakang. Dengan senyum lebarnya, ia mengulurkan satu tangan padaku. “Justru karena kamu nggak bisa, makanya harus cobain. Ayo, Sayang,” ujarnya membuatku semakin salah tingkah.Aku menatap Rayhan dan penari iitu bergantian, wajahku pias, menahan malu yang amat sangat. “Kalau aku malu gimana

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 123 KISS Babe!

    Rayhan mengangguk dengan yakin, seolah ia sudah hafal dengan namanya. “Itu makanan pokok di sini, sama kayak nasi kalau buat kita.”Aku hanya mengguman pelan, menganggukkan kepala beberapa kali walaupun sejujurnya aku belum mengetahui bentuk sadza seperti apa dan tak ada bayangan sedikitpun tentangnya.“Silakan Anda nikmati hidangan pembuka,” ujar Albert dengan sopan. Lalu pergi meninggalkan meja setelah membugkukkan badannya hormat, dan diikuti oleh Pieter yang berjalan di belakangnya.Uap tipis yang mengepul dari sup labu yang panas membawa aroma gurih manis yang menenangkan. Di sampingnya, roti panggang hangat masih terasa renyah saat aku menyobeknya sedikit di bagian ujungnya menggunakn pisau.Rayhan meraih gelas wine merah, lalu mengangkatnya sedikit ke arahku. “Untuk perjalanan kita ... semoga sampai pulang pun tetap lengkap, berdua,” ujarnya dengan senyum tipis.Tak terasa, senyum hangat terbit di bibirku, tanganku bergerak meraih gelas dan mengangkatnya, “Cheers!” ujar kita be

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 122 Romantic Dinner

    Rayhan meraih tanganku dan membawa ke dalam genggamannya. “Nggak usah dijawab nggak papa, Kay,” jelasnya mengusap punggung tanganku menggunakan ibu jarinya. “Aku cuma pengen kamu tau satu hal ... di mana pun kita berada ... kamu selalu jadi rumah buat aku pulang dan berteduh,” terangnya membuatku menundukkan kepala menahan pipi yang semakin memerah.Satu detik ... dua detik ... tiga detik ... waktu terus berjalan tanpa aku mampu menjawab pernyatannya. Tapi satu hal yang pasti, hatiku juga merasakan hal yang sama ... walaupun hubungan kami tak seperti kebanyakan orang, tapi, aku merasa ketenangan dan kenyamanan jika berada di sisi Rayhan ... dan aku menyadari hal itu.Tok. Tok. Tok."Huhh." Aku menghembuskan napas lega begitu mendengar suara ketukan pintu yang berhasil mengalihkan kegugupanku, aku segera menoleh ke dalam kamar, seolah tengah mencari tahu siapa orang yang melakukannya.“Excuse me, Mr. Rayhan, Ms. Kayla,” panggil Albert sopan. “Makan malam sudah siap,” lanjutnya lagi memb

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 121 Mandi Bareng?

    Aku menatap Rayhan dengan malas dan bibir manyun. “Nggak usah deh, ntar malah ganggu suasana me time aku,” ucapku sambil menahan senyum sekuat mungkin.Rayhan mendekatkan tubuhnya, kini hanya berjarak beberapa langkah dariku, menyejajarkan wajahnya dengan wajahku dan memaksaku menatap maniknya. “Ganggu gimana coba? Kan malah me time kamu lebih lengkap kalau ada aku.”Aku mengalihkan wajah ke arah lain, mencoba menghindari tatapannya. “Aku serius, Ray. Kamu tuh suka banget ngelucu padahal aku lagi excited sama tempat ini,” gumamku pelan.Rayhan terkekeh pelan, lalu tangannya meraih pinggangku dan menarikku masuk ke dalam pelukannya. “Ntar aku kasih alasan kenapa semua ini nggak cuma tentang tempat ... tapi juga tentang kita,” bisiknya dengan suara rendah.Aku merasakan debar jantungnya berdetak di dadaku, teratur tapi keras. Rasanya menenangkan sekaligus bikin aku gugup. “Ada aja alesannya,” gerahku dengan mengelengkan kepala.“Alasan aku cuma satu, Kay,” bisik Rayhan menurunkan suarany

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 120 Ditemenin aku juga, Kay?!

    Aku menatap Rayhan kesal. “Rayhan!” geramku menahan suara.Rayhan tertawa pelan, terdengar hangat, seolah ketakutanku adalah hal yang membahagiakan untuknya. Lalu, dia mencondongkan wajahnya ke arahku, berbisik di dekat telingaku. “Tenang aja, Sayang. Selama aku ada di samping kamu, nggak ada yang bisa ganggu kamu, siapapun itu,” ujarnya yang membuatku mengalihkan wajah sembari mengulum senyum sekuat mungkin.“Mari kita lihat lodge milik kalian,” ujar Pieter dengan sopan, seakan ia tengah memecahkan suasana canggung di antara kami.Aku mengangguk, lalu berjalan di belakangnya dan diikuti oleh Rayhan seta Albert yang berada di belakangku. Kami dibawa menyusuri jembatan kayu dengan tinggi kurang dari satu meter yang berakhir di sebuah tenda besar dengan atap kanvas berwarna putih krem. Dari luar saja, sudah terlihat berbeda—bukan seperti tenda biasa, melainkan seperti villa kecil yang menyatu dengan alam.“Di samping kanan dan kiri lodge kalian, di tempati oleh wisataan dari Amerika Ser

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 119 Singa Nyelonong

    Seorang pria tinggi berkulit gelap dengan senyum ramah bersiap menyambut kami begitu helikopter mendarat dengan sempurna di sebuah helipad yang terletak di tengah savana. Mengenakan seragam safari khaki lengkap dengan topi lebarnya, membuatnya terlihat seperti pemandu dari film dokumenter yang biasa kutonton bareng Fina ... ahm ngomongin Fina, sekarang lagi apa, ya? Aku menuruni tangga helikopter dengan bantuan Rayhan yang memegang jemariku erat, dan disambut dengan udara panas bercampur semilir angin savana yang langsung menyergap kulitku, sementara mataku beralih menatap padang savana yang luas di sepanjang mata memandang.“Welcome, Mr. Rayhan and Ms. Kayla,” sapanya dengan aksen khas Zimbabwe —mirip logat Inggris, tapi terdengar lebih berat, dan pengucapannya sedikit lambat. Cukup unik karena ada pengaruh logat Ndebele yang tak sepenuhnya hilang, tetapi tiap kata yang diucapkan memberi kesan hangat sekaligus terdengar eksotis. “Saya Albert, ranger yang akan menjaga Anda selama ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status