Beranda / Romansa / Magang di hati CEO tampan / Bab 124 - Genjatan Senjata menjadi Aliansi

Share

Bab 124 - Genjatan Senjata menjadi Aliansi

Penulis: Dacep
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-30 18:20:28

​Perjalanan pulang dari rumah Seraphina terasa begitu berbeda. Mobil yang tadinya terasa dingin dan asing, kini dipenuhi oleh keheningan yang nyaman. Bara sudah tertidur pulas di kursi belakang, kelelahan setelah seharian bermain dan mendapatkan teman baru.

​Di depan, Arka fokus menyetir, namun Alya bisa merasakan ketenangan dalam dirinya yang tidak ada sebelumnya.

​“Aku bangga sekali padamu hari ini, Al,” kata Arka pelan, memecah keheningan. Pujian itu tulus, tidak dibuat-buat. “Caramu menghadapi semua orang… terutama Seraphina… kamu luar biasa.”

​Pujian itu membuat Alya merasakan kehangatan yang menjalar di pipinya. “Aku hanya mengatakan yang sebenarnya,” jawabnya pelan. Ia berhenti sejenak, lalu memberanikan diri untuk bertanya. “Kamu belum menceritakan semuanya tentang dia, kan?”

​Arka menghela napas, namun tidak terdengar defensif. “Tidak ada yang perlu diceritakan lagi, sungguh. Itu

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 134 - Debutan Sosialita

    ​Alya terbangun dengan perasaan yang tidak ia rasakan selama bertahun-tahun: perasaan tenang di Jakarta. Ia berada di ranjang yang sama dengan Arka, dan meskipun tidak ada sentuhan, kehadiran suaminya di sisinya terasa seperti sebuah jangkar yang kokoh. Sisa-sisa kepercayaan diri dari malam sebelumnya masih melekat, membuatnya merasa lebih ringan.​Saat sarapan, Arka menatapnya dengan senyum penuh arti. “Hati-hati hari ini, Sayang,” katanya sambil menyerahkan secangkir kopi pada Alya. “Sepertinya Jakarta punya ‘it girl’ baru.”​Alya tertawa pelan. “Jangan mulai, Mas.”​“Aku serius,” balas Arka. “Semalam semua orang membicarakanmu. Caramu tersenyum, caramu berbicara… caramu membuat ibuku terdiam. Mereka tidak akan meremehkanmu lagi.”​Setelah Arka berangkat kerja dan Alya selesai mengantar Bara ke sekolah, ia akhirnya punya waktu untuk dirinya sendiri. Ia membuat secangkir teh dan duduk di sofa, iseng membuka salah satu portal berita gosip yang ser

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 133 - Parade di Medan Perang

    ​Ballroom hotel bintang lima itu berkilauan seperti galaksi buatan manusia. Ratusan tamu—para pria dalam tuksedo hitam dan para wanita dalam gaun malam yang gemerlap—berbaur di bawah cahaya lampu kristal yang megah. Suara denting gelas, tawa yang tertahan, dan alunan musik orkestra yang lembut menciptakan sebuah simfoni kemewahan dan kekuasaan.​Dulu, pemandangan seperti ini akan membuat Alya merasa sesak napas dan ingin melarikan diri. Tapi malam ini, saat ia melangkah masuk ke dalam ruangan itu dengan tangan Arka yang melingkar posesif namun menenangkan di pinggangnya, ia merasakan sesuatu yang berbeda. Ini bukan lagi dunianya yang harus ia takuti. Ini adalah sebuah panggung, dan malam ini, ia memiliki peran penting untuk dimainkan.​Kehadiran mereka sontak menyebabkan riak di lautan manusia itu. Bisikan-bisikan langsung menyebar seperti api. Kembalinya Arka Arroihan ke panggung publik adalah berita besar. Tapi kemunculannya bersama Alya, wanita misterius

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 132 - Serangan Pertama

    Keesokan paginya, Alya bangun dengan perasaan yang berbeda. Kecemasan yang kemarin melumpuhkannya kini telah menguap, digantikan oleh adrenalin dingin yang anehnya terasa memberdayakan. Ia bukan lagi korban pasif. Ia adalah bagian dari sebuah rencana.​Di meja makan, Arka sudah rapi, namun ia tidak terburu-buru. Ia menunggu Alya sambil menyesap kopinya.​“Pagi, Sayang,” sapa Arka lembut. “Sudah siap untuk hari ini?”​“Pagi, Mas,” balas Alya, sedikit lebih hangat dari biasanya. “Aku siap.”​“Rencananya begini,” kata Arka, suaranya tenang dan terukur, namun kini ada nada kolaboratif di dalamnya. “Kamu antar Bara ke sekolah seperti biasa. Jangan tunjukkan emosi apa pun. Bersikaplah normal dan sopan. Biarkan mereka berpikir serangan mereka berhasil. Kita butuh mereka lengah.”​Alya mengangguk. “Mengerti.”​“Aku akan menangani bagianku dari kantor,” la

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 131 - Ruang Perang

    ​Alya mondar-mandir di ruang keluarga yang luas, hatinya berdebar tak karuan. Panggilan teleponnya dengan Arka beberapa menit yang lalu menyisakan campuran aneh antara lega dan rasa gentar. Lega karena Arka langsung memihaknya tanpa ragu. Gentar karena ia mendengar nada suara yang sudah lama tidak ia dengar dari suaminya—nada dingin, tajam, dan penuh kendali milik sang Kaisar Es.​Ia takut. Tapi anehnya, kali ini ia tidak takut pada Arka. Ia takut pada kekuatan yang akan pria itu kerahkan.​Saat ia sedang melamun, Bu Aminah menelepon. Alya menceritakan kembali kejadian di sekolah.​“Lalu apa kata Arka?” tanya ibunya cemas.​“Dia akan menanganinya, Bu,” jawab Alya pelan. “Tapi… aku takut. Aku takut melihatnya kembali menjadi seperti dulu, Bu. Meskipun kali ini dia melakukannya untuk kami.”​“Percayalah padanya, Nduk,” nasihat ibunya. “Dan yang lebih penting, percayalah pada dirimu se

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 130 - Strategi Kaisar

    ​Di kantornya di lantai 50 Arroihan Tower, Arka baru saja menutup sebuah panggilan konferensi yang melelahkan. Ia memijat pelipisnya, rasa lelah menjalari seluruh tubuhnya. Satu-satunya hal yang membuatnya bertahan adalah bayangan wajah Alya dan Bara yang menunggunya di rumah. Rumah yang kini terasa hangat.​Saat ponselnya berdering dan nama ‘Alya’ muncul di layar, ia tersenyum. Mungkin ini panggilan ringan untuk menanyakan ia mau makan malam apa.​“Sayang? Ada apa?” sapanya.​Namun, yang ia dengar bukanlah suara hangat istrinya, melainkan suara yang dingin dan bergetar karena amarah yang ditahan.​“Mas, kita punya masalah besar. Ibumu baru saja menyatakan perang terhadap anak kita.”​Seluruh rasa lelah di tubuh Arka seketika lenyap, digantikan oleh hawa dingin yang menusuk. Jantungnya serasa berhenti berdetak sesaat. “Apa?” tanyanya, suaranya berubah tajam.​“Tenang, Al,” katanya c

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 129 - Perang Tersirat Sang Sandra

    ​Beberapa hari setelah makan siangnya dengan Nindya, Alya merasa dirinya berubah. Peringatan sahabatnya itu tidak membuatnya takut, sebaliknya, itu justru membuatnya jauh lebih waspada dan siap. Aliansinya dengan Arka pun terasa semakin nyata dan solid.​Fokus utama Alya kini hanya satu: menciptakan lingkungan yang stabil dan bahagia untuk Bara. Karena ia tidak lagi disibukkan dengan pekerjaan, seluruh waktunya ia curahkan untuk putranya. Siang itu, ia sedang duduk di depan laptopnya di meja makan, namun bukan untuk bekerja. Ia sedang serius mencari informasi tentang "Tempat bermain anak yang aman dan edukatif di Jakarta". Ia bertekad untuk memberikan Bara pengalaman terbaik, untuk menebus semua keceriaan yang telah dirampas darinya di Garut.​“Neng Alya sedang cari apa? Kelihatannya serius sekali,” sapa Mbak Rini sambil meletakkan segelas jus di sampingnya.​“Cari tempat liburan akhir pekan untuk Bara, Mbak,” jawab Alya sambil tersenyum.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status