Share

Chapter 17

Aku menghirup aroma nasi goreng yang ada di hadapanku sambil menutup mata meresapinya. "Mm..."

Aku membuka mata perlahan. Aku memandang Jessen yang ada di hadapanku. Tatapannya sangat tajam.

Aku mengerutkan dahi. "Biasa aja dong." Aku melilitkan mie baksoku dengan garpu dan menyantap nya.

Dia melipat kedua tangannya di meja. "Sayang."

Deg

Aku ngak salah dengar kan?... Sayang?!

Aku buru-buru menelan makanan yang baru kulahap tadi dan meminum teh manis.

"Blah blah blah..." Aku kepanasan karena meneguk teh panas.

Aku kembali melihat Jessen, dia tak bergeming.

"K kau... Maksudnya... Hah?" Kalimatku masih terbata-bata.

Aku masih mengipasin lidahku yang kepanasan.

Apa dia ingin aku jadi pacar yang uwu apa gimana?

Tunggu, kok aku jadi panikan gini ya... Apa kubalas aja?

"I ya... Sa sayang." Aku grogi.

Dia malah terkekeh singkat. "Heh."

"Sayang kalau kau ngak makan bakso pake saus dan ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status