Share

Chapter 4 (Wait. What?!)

Valen yang gelagapan karena takut pun memukul perut Jessen yang membuat Jessen meringis kesakitan memegangi perutnya.

Valen lari dari kelas menuju koridor berlari ke luar pagar sekolah untuk menyelamatkan dirinya. Sesekali dia melirik ke belakang, Jessen tidak mengejarnya.

Betapa kencang degupan jantung Valen selama berlari tadi sampai di luar sekolah seperti sekarang. "Apa dia gila ya?! Aku ngak pernah tau ternyata Jessen itu mesum!"

Masih dengan napas yang terengah-engah Valen mencoba mengontrol dirinya. "Ngak habis pikir aku tentang Jessen! Bisa-bisanya aku suka sama cowok seperti dia. Kalau tau gini, ngapain coba aku deketin dia! Sial!"

Tak berniat untuk kembali ke dalam sekolah Valen menunggu kedatangan Tessa teman karibnya itu. Karena masuk ke dalam sangat beresiko...

"Dor!" Terdengar suara kejutan dari belakang yang sontak membuat Valen terlompat.

"Tessa!! Kau gila ya! Jantungku hampir copot!" Valen menjerit kehabisan nafas karena syok.

Tessa yang menutup telinganya spontan mendengar jeritan yang memekakkan telinganya. "Biasa aja kali. Budeg nih kuping."

"Biarin aja, dasar."

Tessa memandang sekitar. "Kau kenapa di luar? Mau bolos?" Terkanya.

"Ya enggalah. Aku takut di dalam." Bisik Valen pada Tessa yang membuat Tessa seketika tertawa. "Setan? Kau takut setan?"

"Valen Valen, kau udah tua, masih aja penakut, kayak bocah." Sindir Tessa.

Valen yang kesal karena ucapan Tessa menjitak kepala sahabatnya itu. "Bukan hantu, tapi..." Kalimat Valen terpotong ketika sahabatnya itu risih melihat sesuatu pada seragam Valen yang tidak terpasang dengan seharusnya. "Benerin tuh dasi. Terbalik tau." Tessa sedikit menyentuh dasi Valen.

Valen pun merapikan dasinya. "Kau seharusnya dengerin aku dul... " Valen mengingat kejadian saat Jessen menyisir melihatnya dari atas menuju bawah. Sial!! Ternyata Jessen ngak mesum! Dia hanya lihat dasi Valen yang terbalik!

Tessa yang menatapnya bingung. "Emang kau kenapa?"

Valen yang bingung harus apa bergerak tak terarah, Valen dalam keadaan genting sekarang!

Jentikan jari Tessa membuat Valen tersadar dari lamunannya. "Aku tanya, kau kenapa?"

Valen memegang bahu Tessa dengan keras. "Aku mukul Jessen sekuat tenaga karena kupikir dia mesum sama aku tadi, rupanya dia hanya bingung lihat dasiku yang terbalik! Gimana ini Tes?!"

Tessa angkat kedua tangannya. "Aku angkat tangan ngak ikut campur. Itu urusanmu."

Rasa takut bercampur debaran jantung tak menentu menggerogoti diri Valen.

"Kau sih... Masa mukul orang sembarangan."

"Akukan ngak tau kalau dari tadi dasiku terbalik. Arh." Valen hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal karena kesal.

"Tapi dia juga aneh. Masa dia lakukan ini ke aku." Valen memperagakan gerakan Jessen tadi yang membuatnya tidak bisa bergerak di kelas.

"Serius? Itu mungkin dia mau balas dendam ke kau Val, kaukan pernah sok akrab sama dia." Jantung Valen kembali berdegup kencang mengingat kejadian itu, rasanya mau copot. Mungkin dia benar-benar akan membunuh Valen karena hal yang dia lakukan padanya di tambah pukulan di perut Jessen tadi.

Tessa berjalan masuk ke sekolah. "Kau ngak ikut?"

Rasanya sangat takut untuk kembali. Tapi, Valen harus bisa menghadapinya.

***

Mereka berjalan masuk. Suasana masih sepi. Berjalan masuk melalui koridor jadi semakin mencekam bagi Valen. Apa yang harus kukatakan nanti ketika bertemu dengan Jessen? Pekiknya dalam hati.

Valen mengintip melihat apakah Jessen masih ada di dalam ruang kelas?

Dia tidak ada.

Valen kembali menarik nafas lega. "Syukurlah."

Tessa menarik bangkunya sedikit ke belakang untuk meninggalkan ruang baginya untuk duduk. "Hem, untung dia ngak ada, kalau tidak, kau bisa mati." Ucapan Tessa sontak kembali membuat bulu kuduk Valen berdiri.

"Jangan gitu dong Tes. Doamu buruk amat."

"Ya Tuhan, semoga Valen bisa selamat dari amukan Jessen. Amin." Tessa meralat doanya. "Udah puas." Sambungnya datar.

"Amin." Dengan polosnya Valen meng-amini doa sahabatnya itu.

Valen duduk di kursinya sambil merogoh lacinya mencari buku catatan Biologi. Terkejut ada kertas yang yang tersimpan dalam lacinya. Padahal ia yakin tidak pernah menyimpan kertas di sana.

Kau harus tanggung jawab. Aku di UKS, jumpai aku.

-Jessen

Astaga..

Kenapa harus begini sih?

Ya udahlah aku juga harus minta maaf padanya, bagaimanapun aku telah memukulnya dengan keras tadi.

"Tes."

Tessa mengangkat wajahnya ke arah Valen. "Hm..."

"Aku mau ke UKS. Kalau aku sampai tidak kembali, datangi aku ya di UKS..." Ucap Valen datar.

Tessa yang menganggap bahwa Valen butuh istirahat sejenak dan mengiyakan dengan anggukan.

***

"Datang?" Sorot mata laki-laki itu membuat Valen naik bulu kuduk.

Dia tersenyum picik. "Aku yang mau di obati, kenapa kau yang pucat?"

"Ya itu karena muka kakak serem." Cetus Valen tanpa sadar keluar dari mulutnya.

Dia mengutuki dirinya sendiri karena bicara terlalu lancang.

"M... Maksudnya... Em... Kak mana yang sakit? Perutnya ya kak?" Valen meralat kalimatnya dan bergerak kaku ke arah Jessen.

Valen mencari kotak p3k untuk pengobat Jessen. Memangnya obat sakit karena di pukul di perut apa ya?

"Sini." Jessen menarik tangan Valen yang berada di hadapannya yang dari tadi sedang mencari obat. Membuat posisi Valen tepat berada di pangkuan Jessen.

Wajah Jessen yang begitu tampan membuat Valen tak berkedip sedetik pun. "Kau suka samaku kan?"

Terkejut karena perkataan yang keluar dari mulut Jessen, Valen mencoba membantah. "E... Enggak kok!"

"Kau menatapku dengan tersenyum lebar tanpa berkedip. Masih mau mengelak?" Terukir senyuman kecil di wajah Jessen menyudutkan Valen.

"Suka apanya?! Ngapain suka sama kakak?!" Valen berbohong.

Jessen mengalihkan pandangannya dari Valen. "Kalau ngak suka, kenapa ngak berdiri dari pangkuanku?" Jessen memandang Valen lagi tajam dengan senyuman miring. "Gimana?"

Sial.

Valen buru-buru berdiri dan menjauhkan diri dari Jessen. "Kakak mau di obati atau engga?! Kalau engga aku pergi!" Tanpa menunggu jawaban dari Jessen Valen berjalan menuju pintu keluar.

"Pacaran?" Terdengar suara dari mulut Jessen yang membuat Valen cengo. Apa dia ngak salah dengar? Jessen ngajak dia pacaran?!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status