Share

chapter 27

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-18 23:12:40

27)

“Tuan, istri Tuan tampaknya menemui temannya. Mereka terlihat akrab, seperti teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Ada dua orang, laki-laki dan perempuan. Saya pikir, dua orang itu adalah suami istri.”

Mendapat informasi dari orang suruhannya membuat Teguh bisa bernapas lega. Ia merasa tenang sekarang karena dugaannya salah. Dan tentang pengirim pesan di ponsel Sakinah itu masih jadi tanda tanya besar bagi Teguh.

Sakinah, Anita dan Wildan sama sekali tidak mengetahui jika pertemuan mereka sedang diawasi oleh orang suruhan Teguh.

“Kayaknya aku harus pulang sekarang. Suamiku udah nunggu aku di rumah,” ucap Sakinah setelah puas berbincang dengan Anita dan Wildan.

“Mau sekalian kita antar, nggak?” tawar Anita.

“Nggak usah, aku naik taksol aja,” tolak Sakinah halus.

“Oke deh, Sakinah. Pokoknya kapan pun kamu ingin terjun langsung memimpin bisnis kamu, kita akan siap membimbing kamu, Sakinah!” ujar Wildan.

Sakinah hanya mengangguk paham. Dia bersyukur memiliki dua sahabat yang bisa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mahar 500 Juta   chapter 32

    32)Sakinah menatap pantulan dirinya di cermin, memastikan pakaian yang dikenakannya rapi dan hijab pashmina yang ia pilih kali ini tersampir dengan manis di kepala. Sambil merapikan tas selempang kecilnya yang memang sudah tidak baru lagi, Sakinah menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikiran dari ocehan-ocehan yang sering kali ia dengar dari bibinya.Begitu membuka pintu kamar, langkahnya terhenti saat mendapati Tante Rara sedang duduk di ruang tamu dengan tatapan mengintai. Matanya menyipit, penuh selidik, lalu melontarkan pertanyaan dengan nada yang meremehkan.“Sakinah, mau ke mana kamu? Rapi banget, pakai hijab pashmina segala gitu. Mau pamer di luar, ya?” sindir Tante Rara dengan nada sinis.Sakinah menatap Tante Rara sejenak, merasa tak perlu menjawab panjang lebar. “Aku mau keluar sebentar, ada urusan, Tante. Jadi, tolong jangan kepo apalagi ikut campur,” jawabnya dengan nada tenang tapi tegas.Sebenarnya, tidak ada hal penting yang hendak Sakinah lakukan. Akan tetap

  • Mahar 500 Juta   chapter 31

    31)“Kamu habis dari mana, Mbak Sakinah?” tanya Ratih begitu melihat Sakinah yang pulang ke rumah dengan membawa beberapa barang bawaan.“Belanja,” sahut Sakinah tanpa beban. Mendengar jawaban Sakinah, para tantenya keluar dari kamar untuk melihat apa saja yang Sakinah beli.“Tumben kamu nggak pergi kerja ke warung soto, dan malah belanja banyak gini. Dalam rangka apa?” Tante Rara bertanya dengan nada penasaran sambil melirik ke arah beberapa paper bag di kedua tangan Sakinah. “Nggak dalam rangka apa-apa kok, cuma pengen belanja aja, Tante. Oh ya, mulai kemarin aku udah berhenti kerja di warung soto.” Sakinah tersenyum kecil dan mengakui kalau dia sudah tidak berhenti kerja lagi.“Kenapa berhenti? Capek ya jadi tukang cuci piring, padahal kerjaan itu paling cocok buat kamu, Mbak?” sindir Ratih seraya tertawa mengejek.“Iya dong, Ratih, suamiku kan kaya, jadi aku cuma mau ongkang-ongkang kaki aja ngabisin uang suami! Oh ya, kata Bu Marini apa kamu mau gantiin aku kerja di sana?” sahut

  • Mahar 500 Juta   chapter 30

    30)Teguh seperti biasa memulai harinya di kantor dengan jadwal yang padat. Meeting demi meeting terjadwal hingga dia hampir tak punya waktu luang. Pekerjaan yang menumpuk, analisis laporan yang terus berdatangan, membuat Teguh sepenuhnya fokus pada pekerjaannya. Namun, di sela-sela kesibukannya itu, pikirannya tetap sesekali melayang ke Sakinah, memikirkan bagaimana ia berusaha keras untuk menjaga kenyamanan dan kebahagiaan istrinya di tengah keluarga Sakinah yang kerap menyulitkan.Waktu terus berjalan hingga akhirnya jam makan siang tiba. Teguh berencana untuk makan di luar setelah meminta Vidia memesan tempat di restoran favoritnya. Namun, saat ia baru saja bersiap-siap untuk keluar, pintu ruangannya tiba-tiba terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu."Teguh!" Suara ceria seorang wanita yang tak asing terdengar jelas di telinga Teguh.Teguh mendongak, dan mendapati Irish, dengan senyum lebarnya, berjalan masuk ke dalam ruangannya tanpa diundang. Wanita itu membawa sebuah kotak makan

  • Mahar 500 Juta   chapter 29

    29)Pagi itu, Sakinah bangun lebih awal seperti biasanya. Setelah mempersiapkan diri, ia langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi bagi seluruh penghuni rumah, terutama Teguh. Dengan telaten, Sakinah mengolah bahan-bahan makanan menjadi hidangan yang lezat, meski pikirannya tak sepenuhnya ada di sana. Semua masalah yang ia hadapi belakangan ini benar-benar membuatnya lelah, baik fisik maupun mental.Saat tengah sibuk di dapur, tiba-tiba Tante Nunik muncul. Seperti biasa, senyumnya terlihat tak tulus, dan dari tatapan matanya, Sakinah tahu bahwa pasti ada sesuatu yang akan keluar dari mulut bibinya itu.“Pagi, Sakinah,” sapa Tante Nunik dengan nada yang seolah akrab namun penuh sindiran. “Lagi sibuk, ya? Wah, luar biasa. Jadi istri orang kaya masih mau aja sibuk di dapur begini. Padahal kan, udah nggak perlu masak-masak lagi, tinggal nikmatin hidup aja.”Sakinah tetap sibuk dengan masakannya, berusaha tidak terpancing. Namun, Tante Nunik tidak berhenti sampai di situ.“Kamu u

  • Mahar 500 Juta   chapter 28

    28)“Apa ada yang kamu sembunyikan dariku, Sakinah?” ulang Teguh mempertegas pertanyaannya. Sakinah menunduk, tak langsung menjawab. Pertanyaan Teguh menggantung di udara, menunggu jawaban yang belum siap ia katakan.‘Apa ini ada kaitannya dengan dua orang yang Sakinah temui tadi, ya?’ Teguh bertanya-tanya dalam hatinya.Teguh masih menatap Sakinah, menunggu jawaban dari pertanyaan yang dia lontTeguh sebelumnya. Sakinah menarik napas panjang, berusaha menyusun kata-kata di kepalanya. Sebenarnya, ia tidak sepenuhnya berbohong, tapi ada sesuatu yang masih ia sembunyikan dari suaminya. Sesuatu yang selama ini ia simpan rapat-rapat dari siapa pun, bahkan dari Teguh.“Aku ... aku cuma nggak nyaman, Mas,” jawab Sakinah pelan. “Kerja di warung itu ... awalnya menyenangkan. Tapi belakangan, aku merasa nggak cocok lagi sama rekan-rekanku. Mereka sering menggosip, sering nyindir, dan ibu pemilik warung juga agak ... ya, aku rasa udah waktunya berhenti.”Teguh mengernyit, menatap Sakinah dalam-

  • Mahar 500 Juta   chapter 27

    27)“Tuan, istri Tuan tampaknya menemui temannya. Mereka terlihat akrab, seperti teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Ada dua orang, laki-laki dan perempuan. Saya pikir, dua orang itu adalah suami istri.” Mendapat informasi dari orang suruhannya membuat Teguh bisa bernapas lega. Ia merasa tenang sekarang karena dugaannya salah. Dan tentang pengirim pesan di ponsel Sakinah itu masih jadi tanda tanya besar bagi Teguh.Sakinah, Anita dan Wildan sama sekali tidak mengetahui jika pertemuan mereka sedang diawasi oleh orang suruhan Teguh.“Kayaknya aku harus pulang sekarang. Suamiku udah nunggu aku di rumah,” ucap Sakinah setelah puas berbincang dengan Anita dan Wildan.“Mau sekalian kita antar, nggak?” tawar Anita.“Nggak usah, aku naik taksol aja,” tolak Sakinah halus.“Oke deh, Sakinah. Pokoknya kapan pun kamu ingin terjun langsung memimpin bisnis kamu, kita akan siap membimbing kamu, Sakinah!” ujar Wildan.Sakinah hanya mengangguk paham. Dia bersyukur memiliki dua sahabat yang bisa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status