bab 7“Akhirnya … kita kaya!” Nek Widia bersorak setelah memastikan Teguh benar-benar pergi. “Iya, Nek. Ah, senengnya. Aku boleh kan beli motor baru, Nek.” Ratih sangat antusias dan berharap sang nenek mengabulkan permintaannya.“Aku juga mau HP baru, Nek,” timpal Rara, masih tetap pada keinginannya tadi.“Ssstt! Kalian ini, tenang aja. Dengan uang sebanyak ini kita bisa beli apa pun. Masing-masing kalian akan dapat jatah!” seru Nek Widia begitu bersemangat. Teguh yang rupanya belum melangkah jauh, cukup muak mendengar betapa serakahnya keluarga Sakinah.Teguh mencoba menghubungi Sakinah, tetapi tetap ponselnya tidak aktif selama beberapa hari ini. Di warung soto pun, Teguh tak melihat Sakinah.“Semoga kamu baik-baik saja, Sakinah.” Teguh berucap pelan seraya mendoakan keselamatan untuk calon istrinya. Meskipun mereka baru kenal tak kurang dari 2 bulan, tapi Teguh yakin jika Sakinah adalah wanita yang pantas menjadi istrinya. Teguh pun melanjutkan langkah, pria itu lantas masuk ke
Last Updated : 2025-08-01 Read more