Mahar 500 Juta

Mahar 500 Juta

last updateLast Updated : 2025-06-24
By:  Merry HeafyOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
11views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sakinah kerap dihina dan ditindas oleh keluarga dan rekan kerjanya karena penampilannya yang dekil, dan hanya bekerja sebagai tukang cuci piring. Sakinah bahkan dipaksa Neneknya menikah dengan Juragan Brata sebagai istri ke-7. Hingga ... seorang pria urakan berambut gondrong dan dekil, bekerja sebagai tukang galon melamar Sakinah dengan mahar yang fantastis, 500 juta! Semua orang yang menghina Sakinah pun bungkam! Siapakah identitas sebenarnya pria itu?jangan lupa subscribe ceritanya yaa!

View More

Chapter 1

Chapter 1

1)

"Sakinah, harusnya kamu itu sadar diri! Kamu itu cuma lulusan SMP. Pekerjaan kamu juga nggak jelas. Tampang kamu pun nggak ada bagus-bagusnya. Kamu pikir, ada laki-laki yang mau nikah sama perempuan seperti kamu?"

"Dasar perawan tua nggak tahu diri!"

"Harusnya kamu ngaca dulu sebelum pilih-pilih suami!"

Sakinah hanya bisa diam mendengar hinaan dari keluarganya. Saat ini, gadis itu tengah berkumpul bersama dengan nenek, bibi, dan sepupunya di rumah kecil yang mereka tinggali bersama.

"Kamu pengen suami yang kayak apa sih, Sakinah? Harusnya kamu bersyukur, Tante mau ngenalin kamu sama juragan kaya!" omel Tante Nunik.

"Jadi perempuan tuh jangan pemilih!" sahut Tante Rara. "Kamu beneran mau jadi perawan tua?" cibirnya.

"Kamu nggak suka karena juragan itu udah tua? Kamu pengennya punya suami tajir dan masih muda?" sinis Nenek Widia.

"Aku benar-benar nggak habis pikir sama kamu! Kalau kamu mau jadi istri ke-7 Juragan Brata, kamu bisa hidup enak, Sakinah! Kamu nggak perlu jadi tukang cuci piring lagi. Kamu nggak perlu tidur di gudang lagi dan kamu bisa beli banyak baju bagus buat gantiin baju-baju kamu yang kayak gembel itu," seru Tante Nunik.

Sakinah masih bungkam. Gadis itu berdiri sembari menunduk dalam-dalam.

Sakinah sudah terbiasa menerima omelan seperti ini dari nenek dan bibik-bibinya. Gadis itu juga sudah sering menerima olok-olok dari keluarganya sendiri. Entah sudah berapa kali nenek dan Bibi Sakinah menyebut Sakinah sebagai perawan tua hanya karena Sakinah belum menikah.

"Udahlah, Nek! Percuma Nenek ngomong sama lulusan SMP! Mbak Sakinah mungkin lebih seneng jadi tukang cuci piring daripada jadi istri Juragan," celetuk Ratih, anak dari Tante Nunik.

"Kamu nggak punya mulut ya, Sakinah? Nenek sama tante kamu ngomong dari tadi, kenapa kamu cuma diam aja?" sentak Nenek Widia.

"Maaf, Nek. Sakinah nggak bermaksud bikin Nenek kecewa," ucap Sakinah dengan suara lirih. "Sakinah cuma mau nikah sama orang yang Sakinah suka. Sakinah nggak mau nikah sama juragan itu."

Prang! Tante Nunik mengambil gelas, lalu membantingnya ke lantai hingga hancur. "Kamu sadar nggak sih, kamu itu udah jadi aib keluarga! Semua orang ngatain kamu perawan tua, Sakinah. Apa kamu nggak malu? Tante cuma berusaha bantuin kamu buat nyari calon suami yang baik."

Sakinah diomeli habis-habisan, hingga gadis itu tak berkutik sedikitpun. Semua orang terus memojokkan dirinya dan tak ada satu pun keluarganya yang membelanya.

"Dengar Nenek baik-baik, Sakinah! Kalau kamu nggak nikah-nikah dan cuma bikin Nenek malu, nenek nggak akan biarin kamu tinggal di sini lagi!" seru Nenek Widia.

Sakinah tertawa dalam hati. "Rumah kan ini milik aku, tapi kenapa aku yang harus terusir dari sini?" batin Sakinah.

Seharusnya, Sakinah menempati rumah peninggalan mendiang ayahnya seorang diri saat ini. Ayah Sakinah baru saja meninggal beberapa bulan yang lalu dan membuat Sakinah menjadi yatim piatu.

Meski hanya lulusan SMP dan mempunyai pekerjaan serabutan, setidaknya Sakinah mempunyai rumah yang nyaman untuk ia tinggali. Namun, sayangnya rumah yang ia anggap surga, tiba-tiba berubah menjadi neraka setelah nenek dan tantenya tiba-tiba muncul sebagai benalu.

Nenek Widia yang tinggal mengontrak bersama dengan dua anaknya yang sudah menjanda, mendadak datang ke rumah Sakinah dan menawarkan diri untuk menemani Sakinah. Dengan alasan kasihan pada Sakinah yang sudah tidak punya orang tua, mereka berhasil masuk ke rumah Sakinah dan mengambil alih rumah gadis itu.

"Sakinah, coba kamu pikir-pikir lagi tawaran dari Mbak Nunik. Kalau kamu nolak Juragan Brata, kemungkinan kamu nggak akan nikah seumur hidup!" seru Tante Rara sebelum pergi meninggalkan ruang tamu.

Sakinah nampak jengah mendengar kata "menikah". Nenek dan bibinya selalu mendorong Sakinah untuk segera mempunyai pasangan, hingga mereka menyodorkan sembarang pria untuk Sakinah.

"Udah jam segini, ya? Aku harus buru-buru berangkat ke warung," gumam Sakinah.

Untungnya Sakinah sudah kebal. Ia tak mau mengambil pusing tingkah keluarganya yang seenaknya padanya.

Gadis itu bergegas berangkat menuju ke warung soto yang berada tak jauh dari pasar. Di warung soto yang cukup besar itulah, Sakinah mencari nafkah di sana dengan menjadi tukang cuci piring.

"Sakinah, ini udah jam berapa? Kenapa kamu baru muncul sekarang? Kamu sengaja datang telat, ya?" Baru saja tiba di tempat kerja, gadis itu sudah disambut omelan oleh pemilik warung tempatnya bekerja.

"M-maaf, Bu. Bukannya saya nggak telat hari ini? Biasanya juga saya datang ke warung jam 10.00," ujar Sakinah memberikan pembelaan.

"Kamu mau ngelawan saya?" hardik pemilik warung. "Saya udah bilang, hari ini warung akan buka lebih awal. Kuping kamu ke mana, hah? Harusnya kamu datang ke warung 1 jam yang lalu!"

"Nggak ada yang bilang sama saya kalau hari ini warung buka lebih awal," ujar Sakinah.

Sakinah melirik ke arah teman-temannya. Nampaknya mereka semua bersekongkol untuk tidak memberitahu Sakinah mengenai perubahan jam buka warung.

Situasi di tempat kerja Sakinah tak jauh berbeda dari kondisi di rumah Sakinah. Di tempat kerja, gadis itu juga menerima perlakuan tak menyenangkan dari teman-temannya.

"Hari ini kamu harus lembur sampai malam!" seru pemilik warung. "Kamu harus lembur tanpa dibayar."

Sakinah menghela napas pasrah. Sudah kerap kali gadis itu menerima perlakuan tidak adil selama bekerja di warung soto tersebut, tapi Sakinah tak bisa melakukan apa pun untuk membela diri.

Karena Sakinah membutuhkan pekerjaan ini, mau tak mau Sakinah harus terus bertahan di warung soto tersebut meskipun gadis itu ditindas oleh banyak orang.

"Sakinah, kamu mandi nggak sih kalau mau berangkat kerja? Muka kamu makin lama makin kucel," ejek teman-teman Sakinah.

"Pantas aja kamu belum nikah sampai sekarang. Siapa orang yang mau nikah sama perempuan dekil kayak kamu?" sahut yang lain.

"Dengar-dengar, kamu juga nggak pernah punya pacar, ya? Masa' nggak ada tukang bangunan yang mau sama kamu? Kalau kamu mau, aku bisa kenalin tukang ojek sama kamu."

Sakinah tidak menggubris. Gadis itu terus fokus mencuci piring-piring kotor yang menumpuk di hadapannya, sementara teman-temannya asyik menggosip tanpa mengerjakan tugas mereka.

Hari-hari seperti inilah yang dijalani oleh Sakinah selama beberapa bulan terakhir. Gadis itu harus bertahan melewati banyak tekanan di mana pun ia berada.

Semenjak kedua orang tuanya meninggal, Sakinah sudah tidak mempunyai tempat untuk bersandar. Gadis itu harus menghadapi dunia yang keras tanpa dukungan keluarga maupun teman.

"Tapi ... sekarang aku nggak akan sendirian lagi," ucap Sakinah seraya menggenggam tangan seorang pemuda yang berdiri di sampingnya.

Gadis yang selalu mendapat ejekan perawan tua itu, tiba-tiba pulang ke rumah dengan menggandeng seorang laki-laki. Di depan seluruh anggota keluarga, Sakinah dengan lantang memperkenalkan pria berambut gondrong dan berjenggot tebal yang dibawa pulang olehnya.

"Ini Mas Teguh. Calon suami aku."

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status