Bab 57Kabar gembira tentang kehamilan Sakinah langsung disambut dengan tangis haru oleh Teguh. Pria itu tak menyangka, ia akan dikaruniai anak secepat ini. "Selamat, Sayang. Kamu akan jadi ibu." Teguh langsung memeluk Sakinah, kemudian mengecupi wajah istrinya itu bertubi-tubi.Sakinah sendiri tak kalah terkejut, begitu ia mengetahui ternyata ada janin yang tumbuh di perutnya saat ini. Baru saja Sakinah menjalankan peran barunya sebagai seorang istri selama beberapa bulan, sebentar lagi setelah akan mendapatkan peran baru sebagai seorang ibu."Selamat juga, Mas. Sebentar lagi, kamu akan menjadi ayah," sahut Sakinah.Teguh dan Sakinah terus tersenyum, seusai mereka kembali dari rumah sakit. Pasangan suami istri itu terus mengucap syukur atas amanah yang dipercayakan pada mereka. Meski Teguh dan Sakinah masih sama-sama belajar menjalankan peran sebagai suami dan istri, tapi keduanya sudah cukup siap untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Dari segi finansial, Teguh dan Sakinah tidak
Bab 56Hidup Sakinah akhir-akhir ini terasa begitu damai. Sudah lama ia tidak mendengar kabar tentang keluarga Nek Widia. Sakinah tak perlu lagi menghadapi gangguan dari nenek dan bibi-bibinya yang selalu berusaha memanfaatkan dirinya.Tak hanya itu, Sakinah juga tak pernah diusik lagi oleh Irish dan Bu Dewi. Irish sudah berhenti mengganggu Sakinah setelah ia mempermalukan dirinya sendiri di acara perusahaan Teguh. Orang tua Irish bahkan mengirim Irish ke luar negeri. Iris sudah benar-benar berhenti mengejar Teguh, setelah ia mendapatkan peringatan dari kedua orang tuanya.Selain itu, Juragan Brata saat ini sudah mulai menjalani hukumannya di balik jeruji besi. Berkat kerja keras pengacara Teguh, Sakinah pun mendapatkan keadilan dan juragan Brata mendapatkan hukuman yang setimpal.Hari-hari Sakinah saat ini hanya dipenuhi dengan kebahagiaan dan cinta serta perhatian dari sang suami. "Sakinah, mumpung besok aku libur, gimana kalau kita pergi jalan-jalan?" ajak teguh pada Sakinah."Bol
Bab 55Setelah Ratih mengaku hamil, suasana di rumah Nek Widia terlihat suram. Nek Widia dan anak-anaknya tak saling bicara, dan Ratih mengurung diri di dalam kamar selama berhari-hari.Ratih sudah membuat seisi rumah stress, karena kelakuannya yang tak bisa menjaga pergaulan. Nek Widia dan Nunik masih marah besar pada Ratih, hingga mereka tak mau bertegur sapa apalagi bicara dengan Ratih. Setiap harinya, Ratih hanya bisa menangis di dalam kamar, meratapi nasib. Karena laki-laki yang menghamilinya tak mau bertanggung jawab, terpaksa Ratih harus melahirkan anak dalam kandungannya seorang diri. Ratih sudah mencoba segala cara untuk menyingkirkan janin tersebut, tapi sayang semua obat yang digunakan oleh Ratih gagal. Ratih sempat berpikir untuk melakukan aborsii, tapi gadis itu tak punya nyali dan biaya. Nek Widia dan keluarga masih belum punya solusi untuk menyelesaikan masalah Ratih. Sampai saat ini, mereka hanya berusaha agar kehamilan Ratih tidak diketahui oleh orang-orang. Jika sam
Bab 54"Ibu udah dengar kabar soal Kak Sakinah belum?" tanya Ratih pada Nunik.Kabar mengenai Sakinah kini telah sampai ke telinga keluarganya. Mereka sangat terkejut, sekaligus kesal pada Sakinah yang sengaja menutupi bisnis dan kekayaannya dari mereka."Kamu juga tahu?" "Bukan cuma aku, semua orang di kampung juga udah tahu," timpal Ratih. "Kak Sakinah ternyata punya perusahaan besar. Kak Sakinah ternyata nggak kalah kaya dari suaminya."Nunik, Rara, Nek Widia juga sudah tahu terlebih dulu. Setelah mereka mendengar kabar tentang Sakinah, mereka langsung berusaha menghubungi Sakinah, tapi sayang Sakinah tak dapat dihubungi.Nenek dan bibi-bibi Sakinah itu juga berusaha mendatangi Sakinah, tapi mereka tak bisa menjumpai Sakinah. Wanita yang selama ini mereka injak-injak dan mereka remehkan, kini bukan orang sembarangan yang bisa mereka temui sesuka hati. Setelah mengungkapkan semuanya, Sakinah telah memutuskan untuk tak lagi berurusan dengan keluarganya. Sakinah sudah dapat menebak,
Bab 53"Kamu akan jelasin semuanya sekarang, kan?"Saat ini Teguh sudah mengurung Sakinah di dalam kamar. Pria itu tidak akan membiarkan Sakinah pergi sebelum ia mendapatkan penjelasan yang ia inginkan. "Sebelumnya, aku minta maaf, Mas. Aku nggak bermaksud menyembunyikan hal ini dari kamu," ungkap Sakinah. "Sebenarnya, aku udah tahu kalau kamu bohong sama aku, Sakinah. Kamu diam-diam pergi tiap pagi setelah aku berangkat ke kantor, kan? Aku sempat curiga sama kamu, tapi untungnya kamu nggak ngelakuin hal buruk di luar sana," cetus Teguh. "Aku nggak mungkin punya maksud buruk sama kamu, Mas. Aku nggak ada niat sedikitpun untuk bohongin kamu. Aku cuma belum waktu yang tepat buat ngungkapin semuanya sama kamu, sahut Sakinah. "Ada alasan tertentu kenapa aku nyembunyiin semua ini. Aku nggak cuma nyembunyiin ini dari kamu, tapi dari semua keluarga aku. Nggak ada satu pun orang tahu soal perusahaan aku, Mas. Aku memang sengaja nggak bilang ke keluarga aku, karena aku nggak mau dimanfaatka
52)"Kami ucapkan banyak terima kasih pada seluruh hadirin yang sudah berkenan hadir dalam acara malam ini."Pembaca acara sudah mulai berbicara. Irish dan Bu Dewi masih terus mengoceh untuk menjatuhkan Sakinah, meskipun perhatian orang-orang mulai teralihkan pada pembawa acara.Sakinah masih belum merespon sindiran dan hinaan yang dilayangkan padanya dari Irish dan Bu Dewi. Wanita itu terlihat begitu tenang saat dirinya diledek dan direndahkan oleh dua wanita yang berdiri tak jauh darinya itu.Saat pembaca acara tengah mengoceh di atas panggung, tiba-tiba pembawa acara itu menyebutkan nama orang-orang yang menerima undangan khusus dari pihak perusahaan. Pembawa acara menyampaikan terima kasih secara khusus untuk tamu VIP yang hadir, sebagai apresiasi dan tanda hormat pada orang-orang penting yang memiliki banyak kontribusi untuk kemajuan perusahaan Teguh. "Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Nyonya Sakinah, selalu investor utama, yang sudah berkenan hadir dalam acar