Share

7# Air Mata

Summary,

Jika ada sebuah pepatah yang berujar mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan, mungkin hal ini benar.

Mengemban serta mempertahankan huru-hara sebuah asmara bukanlah sebuah hal yang mudah bagi kisah cinta rumah tangga.

Bagai sebuah bahtera kapal yang sedang berlabuh, berlanglang buwana untuk menerjang badai ombak dilautan sana. Jika sang Nahkoda tabah, mungkin semua akan baik-baik saja melanjutkan perjalanannya. Tetapi jika sang nahkoda sudah tergoda, maka semua bisa musnah seketika.

Angan selalu terucap jika keberhasilan seorang istri adalah bisa menuruti semua keinginan suami. Tetapi bagaimana jika ini semua terasa mustahil bagi Anin? Bagaimana kalau ia tidak bisa memberikan keturunan untuk Revan?

__________________________________________

Bisakah tanyakan sebentar pada hatimu, masihkah namaku tersemat dihatimu? Apakah masih ada sepucuk harapan untuk diriku berharap dirimu kembali?

Bunga tulip yang semula menciptakan beragam warna, kini warna itu seketika berubah menjadi hitam pertanda banyaknya sebuah luka yang berujar karena air tuba.

Madu yang sekarang ku berikan untukmu kini sekarang tidak berarti lagi dan malah kau anggap sebagai racun bagimu.

.

.

Mahligai Rasa

Ruang Dimensi Asmara

Sudah terhitung 3 bulan Revan dan Anin tidur secara terpisah, awalnya Revan meminta Anin untuk tidur sendiri-sendiri dikamar yang berbeda. Mau bagaimana lagi ini semua kemauan Revan, Anin tidak berani untuk membantah nya. Anin yang sekarang harus menempati kamar tamu seperti orang baru di dalam istananya sendiri.

Seperti pada pagi biasanya, Anin selalu bangun pagi untuk menyiapkan tugasnya sebagai seorang istri. Menyiapkan baju kantor Revan, memasak makanan untuk sarapan, bahkan setelah Revan berangkat bekerja Anin akan membersihkan mansion besar ini serta mengerjakan pekerjaan rumah yang lain. 

Sejak mereka menikah Revan tidak pernah menggunakan jasa seorang pembantu karena ia trauma dengan para pembantu yang biasanya mencuri harta di rumah majikannya atau mencampuri urusan rumah tangganya, jadi terpaksa Anin lah yang harus melakukan semua pekerjaan rumah.

Si cantik kini sedang berada di depan pintu kamar mereka yang dulu berencana untuk membangunkan suami tampannya itu. Kamar yang dulunya menjadi saksi bisu sejarah asmara hangat mereka  namun sekarang Anin hanya bisa menyaksikannya.

"Aku rindu mas Revan hiks," satu isakan kembali lolos dari mata indah Anin, ia mengingat sosok Revan yang lembut.

Tetapi Anin tidak ingin terus menangis dan menangis. Untuk apa menangis, sebuah tangisan tidak akan merubah apapun, jadi Anin harus lebih berusaha keras lagi untuk kembali merajut adanya kembali bersama Revan.

~~ Srek ~~

Bunyi suara gorden yang tengah disingkap membangunkan sosok tampan disana, sinar mentari mulai menembus kamar yang semula gelap itu menandakan jika pagi sudah menjemput hari ini.

Mata Revan terbuka mencoba menyeimbangkan cahaya yang baru saja masuk dalam kamarnya, ternyata sudah ada senyuman hangat yang menguar indah disana.

"Selamat pagi mas," Suara Anin sungguh hangat dan lembut bahkan senyumnya yang tulus seakan menggambarkan sejuta cinta yang ia berikan untuk Revan.

Bukannya menyapa kembali justru Revan malah memalingkan wajahnya angkuh dan segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya tanpa berucap sepatah kata pun kepada Anin.

Anin hanya menahan sesak di lubuk hatinya, ia kembali mencoba untuk tidak menangis melihat tingkah Revan yang seperti ini lagi.

Setelah Revan mandi kini ia sudah lengkap dengan pakaian kantor nya. Revan segera turun kebawah dan sebelumnya ia pergi ke ruang kerjanya untuk mengambil beberapa dukumen untuk nanti dikantor.

"Mas sarapan sudah siap, sebaiknya Mas Revan sarapan terlebih dahulu," melihat suami tampannya Anin segera menghampiri si jangkung, Anin tidak ingin Revan tidak sarapan saat bekerja karena bukankah hal itu akan mempengaruhi kemampuan kinerja seseorang.

"Aku akan sarapan dikantor," lagi dan lagi jawaban Revan pasti seperti ini setiap paginya, untuk apa Anin memasak setiap pagi jika Revan tidak pernah memakannyab? Bukankah itu malah terlihat menyia-nyiakan makanan dan malah menjadi makanan yang terbuang sia-sia?

Anin mencoba menghentikan Revan dengan memeluk lengan si Jangkung. Tetapi apa  kalian tau apa yang akan terjadi selanjutnya?

~~ Brak ~~

Revan menghempaskan tubuh mungil tersebut, seolah tiada lagi cinta yang menyemburkan matanya.

Tubuh Anin limbung terjatuh ke lantai dingin tersebut, air mata yang sedaritadi ia tahan akhirnya keluar deras. Rasa sesak yang juga ia tahan sedaritadi seketika terdengar menjadi isakan sendu.

"JANGAN SEKALI PUN UNTUK MENYENTUH KU, AKU BOSAN MELIHAT MU YANG SELALU SEPERTI INI. APA KAU MENDENGAR NYA HAH? DAN INGAT, JANGAN PERNAH BERHARAP AKU KEMBALI SEPERTI DULU JIKA KAU BELUM BISA MEMBERIKAN APA YANG KU MAU, INGAT ITU CACAT" Bentakan Revan terdengar begitu kuat sehingga membuat Anin sungguh bergetar disana.

.

Apakah kalian masih mengingat Dokter Reno Hwangsa Pradana?

Sosok dokter tampan dan cerdas yang pernah membantu Anin untuk menjalani Program hamil. Mungkin sekarang ini sedang ada sebuah masalah menghampiri dirinya.

Baru saja kemarin terdapat sepasang pasien yang mungkin nasibnya bisa dikatakan seperti Anin, si gadis yang belum bisa memberikan keturunan bagi sang suami, dan entah mengapa akhir-akhir ini justru si pasien wanita ini sering menghubungi Reno. Menanyakan seolah mencari kesempatan untuk mendapatkan perhatian Reno, Si dokter ini bukannya senang justru malah sangat risih dengan perlakuan nya.

Alice Charlotte istri pemimpin dari pemilik Charlotte Corp adalan pasien yang Reno maksud. Bukannya apa Reno hanya tidak ingin dianggap sebagai pengganggu nantinya padahal jika boleh jujur Reno tidak suka dengan gadis ini. Kalian pasti tau jika hati Reno masih hinggap satu nama yang sampai sekarang susah untuk keluar.

Ny Alice pasien 📩

Hai dok, bisakah saya hari ini ke rumah sakit untuk check up? Ah pasti dokter juga belum makan siang bukan?

Satu pesan masuk di ponsel Reno, dokter tampan ini segera meraih ponsel miliknya berusaha membuka siapa yang mengirimkan pesan untuknya.

Reno menghembuskan nafas kesal saat tau siapa yang tengah mengirimkan pesan untuknya. 

"Bukankah baru kemarin ia Checkup, mengapa ingin Checkup lagi, shit sangat menggelikan," gumam Reno membuang ponselnya sebal ke arah sofa di ruang kerjanya.

Tanpa berniat untuk menjawab tapi ponselnya kini terdengar bunyi notifikasi kembali, Reno tau pasti sekarang Alice sedang mengspam Chat kepada dokter Reno.

Ny Alice pasien 📩

Dok kok tidak membalas pesanku, maaf jika aku mengganggu dokter.

Alice sudah memiliki suami tetapi ia malah terlihat sedang menggoda dokter Reno, pasti akan menjadi masalah besar jika suami Alice mengetahui perihal ini. Inilah yang ada dipikiran Reno sekarang, mau bagaimana pun Reno harus mengatakan kepada Alice untuk berhenti dan mencoba berbicara pada Alice supaya tidak seperti ini.

Jadi Reno berniat bertemu Alice untuk membicarakan semua ini, Alice pasti jatuh hati kepada Reno tetapi untuk Reno mungkin tidak bisa membalas perasaan wanita yang sudah bersuami itu.

🍂 Flashback On 🍂

Mengingat kejadian 10 tahun yang lalu dimana Hwangsa Corp salah satu perusahaan terbesar yang mengelola di bidang kesehatan terutama Obat. Nico Hwangsa merupakan pemimpin dari perusahaan yang kini banyak digadang-gadang oleh orang lain.

Banyak perusahaan lain yang menginginkan kerja sama bersama Hwangsa Corp mungki karena perusahaan ini perusahaan besar maka tak heran jika perusahaan dibawahnya ingin melakukan kerja sama.

Hal inilah yang membuat Charlotte Corp salah satu perusahaan yang bergerak di bidang alat kesehatan berkenan untuk melakukan kontrak kerja sama bersama Hwangsa Corp.

Dalam dunia bisnis pasti ada sebuah keuntungan dan kerugian yang akan dicapai, ada kelebihan dan kelemahan dari masing-masing produk yang perusahaan buat.

Dari awal disaat pemimpin Charlotte Corp berunding terkait kontrak hubungan kerja mereka semua nampak baik-baik saja. Tuan Charlotte lebih mengunggulkan kualitas produk ciptanya sehingga ia lupa bahwa disetiap karya pasti memiliki kelemahan masing-masing.

"Baik Tuan Charlotte, saya menyetujui kontrak kerjasama anda, semoga kita bisa bekerja dengan baik," kedua pemimpin ini menjabat tangan seolah kontrak telah disetujui.

Selama lebih dari 2 tahun semua terlihat baik-baik saja tidak ada yang terjadi. Hingga disaat tahun berikutnya yang mengakibatkan kasus dimana pasien rumah sakit meninggal dikarenakan suntik yang digunakan tidak benar atau bermasalah dan pasien tersebut menuntut perusahaan pemproduksi obat-obatan.

Tuan Nico ayah dokter Reno kala itu sungguh murka mendengar kasus yang menyeret perusahaan nya, dan ia langsung menoleh ke arah Tuan Charlotte karena perusahaan rekanlah yang memproduksi alat kesehatan termasuk suntikan yang dimaksud oleh pasien tersebut.

Bukan hanya satu kasus saja, bahkan para dokter dari beberapa rumah sakit bilang jika alat kesehatan yang diproduksi oleh Hwangsa Corp sangat buruk, bukankah jika begini terus nama Hwangsa Corp bisa turun pamor.

Tuan Nico langsung memutus kontrak dengan perusahaan Charlotte, ini juga salah tuan Charlotte sendiri yang sejak awal tidak memberitahu kan perihal kelemahan dari produknya, andai saja sedari awal Tuan Charlotte memberi tahukan perihal produknya mungkin Tuan Nico Hwangsa bisa memberi solusi.

Mau bagaimana lagi, semua rumah sakit di Indonesia sudah tidak ingin menggunakan produk alat kesehatan yang dibuat oleh Hwangsa Corp bersama dengan Charlotte Corp. Menurut pemilik Hwangsa Corp tidak ada artinya lagi melanjutkan kerjasama ini.

Mungkin berbeda keadaan dengan Tuan Charlotte, semenjak Hwangsa Corp melepas kontrak perusahaannya sungguh masuk ke dalam fase yang bisa dibilang gulung tikar. Semua saham dan aset Charlotte Corp lenyap seketika karena Hwangsa Corp adalah aset terbesar penyumbang di Perusahaan tersebut.

Semua harta dan Aset Charlotte Corp hancur, bahkan saat itu Tuan Charlotte juga sampai menjual rumahnya akibat tidak bisa melunasi modal yang sebelumnya ia pakai untuk menjalankan proyek sebelumnya.

Tuan Charlotte hanya memiliki satu putri tunggal bernama Alice Charlotte, gadis kecil ini masih berumur 6 tahun. Ia tidak bisa berbuat apapun dan hanya menangis saat mengetahui beberapa kolektor yang selalu menghampiri orang tuanya untuk menagih hutang.

Istri tuan Charlotte bahkan sampai sakit-sakitan setelah Keluarga mereka hancur, mungkin karena membatin nasib keluarga nya yang tiba-tiba dalam fase bawah seperti ini. Hingga tepat di umur Alice yang ke 8 sang ibu pergi meninggalkan nya akibat sakit yang selama ini menggerogoti tubuhnya.

Alice sungguh murka saat itu, ia berfikir mengapa harus ibunya yang harus menanggung semua derita ini. Jika saja Hwangsa Corp lebih mentoleransi ayahnya dulu pasti ibunya tidak seperti ini, itulah yang ada di pikiran Jessica.

"Aku akan membalaskan dendam orang tuaku padamu, Keluarga Hwangsa aku tidak akan melihat kalian bahagia bajingan," Gumam Jessica.

🍂 Flashback End 🍂

Kini Alice sedang bersama Reno di kantin rumah sakit. Reno ingin mengatakan sesuatu pada gadis ini.

"Ny Alice bagaimana keadaan mu apa lebih baik?" Tanya Reno pada Alice yang posisinya adalah seorang pasien.

"Aku semakin baik saat bertemu dokter," senyum lebar sengaja Alice berikan untuk Reno.

"Ah jangan seperti itu nyonya," Reno hanya tersenyum kecut menghadapi sosok di depannya ini.

"Kenapa apa tidak boleh jika aku menaruh hati kepada dokter?" Bam Reno sedikit tersentak mendengar ucapan Alice barusan.

"Apa yang anda bicarakan, anda sudah memiliki suami," Reno benar-benar geram dengan gadis ini.

Sebaliknya Alice justru ia tersenyum senang saat Reno menganggapinya dengan raut muka seperti sekarang.

"Suamiku itu tidak pernah mencintaiku, bahkan ia sering bersama wanita lain," Reno sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja wanita ini katakan, menurut nya Michael adalah sosok yang baik bahkan Reno selalu melihat Michael yang sangat perhatian saat menemani Alice ke rumah sakit untuk periksa kandungan.

"Tapi maaf Nyonya Alice aku tidak bisa mencintaimu, aku sudah memiliki sosok yang memenuhi hatiku," Ujar Reno.

"Sialan rencanaku akan gagal jika aku tidak bisa membuat dokter bodoh ini jatuh cinta kepadaku" Batin Alice di dalam hati.

Oh jadi selama ini ada sesuatu dibaliknya, jadi ini hanyalah rencana Alice, apa Alice sedang ingin memainkan Reno saja?

.

Tadi pagi Tuan Weird berpesan kepada Putrinya jika ia harus menemui Revan untuk membicarakan kerja sama diantara keduanya, mungkin menurut Jessica sangat tidak sopan jika harus menghubungi Revan lewat telepon lebih baik jika ia menemui Revan di kantor kejaksaan.

"Bekal makan siang untuk Mas Revan sudah siap, pasti mas Revan lapar," Ujar Anin sumringah saat ia selesai membuat bekal untuk sang suami.

"Aku akan mengantarkan ini ke kantor mas Revan," Lanjut Anin.

Anin segera bergegas untuk bersiap dan mengambil tas sebentar ke dalam kamar, dengan begitu ia langsung berangkat menggunakan taksi karena ia tidak bisa mengendarai mobil sendiri.

Sorot mata staf dan karyawan yang ada di kantor kejaksaan langsung mengarah kepada Anin saat si cantik masuk ke dalam sana.

"Selamat siang nyonya Pratama," Nyonya Pratama itulah sapaan untuk Anin saat ia bertemu dengan rekan kerja atau bawahan Revan suaminya.

"Selamat siang juga," Anin menyapa sopan serta sedikit menunduk kan kepalanya berniat menyapa kembali karyawan itu.

Inilah yang para karyawan Revan suka dari Anin, Anin adalah gadis yang sangat sopan dan lembut pantas saja jika Anin banyak yang suka.

"Nyonya mohon maaf sebelumnya, apakah Pengacara Revan ada di ruangan nya?" Tanya Anin kepada salah satu karyawan disana.

"Iya Nyonya Pratama, Pengacara Revan ada di ruangan miliknya, wah Pengacara Revan pasti sangat beruntung memiliki istri yang baik seperti anda," Ujar karyawan tersebut, Anin hanya tersenyum simpul, Nyatanya itu tidak bagi Revan.

~~ Cklek ~~

Tangan Anin bergetar saat melihat pemandangan di depannya.

~~ Prang ~~

Panci renteng yang semula berisi makanan penuh cinta kini terjatuh tidak karuan.

Revan langsung mengarah ke pintu saat tau siapa yang datang, dengan cepat ia langsung melepaskan tubuh Jessica yang semula ia rengkuh mesra.

Hati Anin bagai tertanam seribu luka, Air matanya seolah mengalir begitu saja kala bayangan yang barusan ia lihat begitu memenuhi kepalanya.

🍂 Flashback On 🍂

" Permisi ini aku apakah saya boleh masuk?" Ujar seseorang disana yang tidak lain adalah Jessica.

Mendengar suara itu, Revan segera bergegas dari tempat singgahnya berniat ingin membukakan pintu, padahal biasanya kan tamu bisa membukanya sendiri mengapa Revan sebegitu nya repot.

"Jessica masuklah," Ujar Revan saat mengetahui jika Jessica yang datang.

"Revan aku kesini diminta oleh Appa untuk melanjutkan pembicaraan kita kemarin terkait kontrak kerjamu dengan perusahaan, bagaimana apa kau mau menduduki posisi Staf Legal di perusahaan Weird Corp?" Tanya Jessica to the point.

Staff Legal merupakan tugas kesekretariatan menggunakan terminologi, prosedur, dan dokumen hukum. Menyiapkan dokumen dan korespondensi hukum, seperti surat panggilan, keluhan, isyarat, dan panggilan dari pengadilan. Dapat juga membantu penelitian hukum didalam suatu perusahaan.

Revan langsung mengarah ke pintu saat tau siapa yang datang, dengan cepat ia langsung melepaskan tubuh Jessica yang semula ia rengkuh mesra.

Hati Anin bagai tertanam seribu luka, Air matanya seolah mengalir begitu saja kala bayangan yang barusan ia lihat begitu memenuhi kepalanya.

"Haish mengapa kau langsung mengatakan itu padaku, apa kau tidak lelah? Apa kau tidak merindukan ku?" Ujar Revan kepada Jessica.

"Dasar aneh, sikapmu memang tidak berubah dari dulu, tidak jelas," Jessica jutru tertawa.

"Kau juga tidak berubah sedari dulu, masih cantik bahkan sekarang lebih cantik," goda Revan membuat pipi Jessica memerah malu.

"Apa jaminannya jika aku mau menerima tawaran di Weird Corp," Bukan Revan jika tidak menggoda.

"Apa-apaan kau ini mengapa Perusahaan ku malah yang memberikan mu jaminan, kan Weird Corp akan memberikan gaji tinggi untukmu apa itu tidak cukup," Oh tidak Jessica sekarang sudah masuk ke dalam jebakan Revan.

"Apa boleh jika jaminan adalah untuk memiliki mu, jika kau mau menjadi milikku aku akan mau bekerja di perusahaan mu," Revan bersmirk tampan saat mengatakan ini.

"Huu dasar tukang modus menyebalkan sekali," Jessica yang semula menganggap Revan serius seketika sebal dengan si jangkung ini.

" Tapi kau suka kan," balas Revan.

Jessica bosan dengan gombal Revan, ia bukannya marah Jessica hanya sebal saja dengan si tampan ini. Saat ia ingin mengambil minum di sebelah meja Revan kakinya tersandung oleh sesuatu disana menyebar ia kehilanganmu keseimbangan.

~~ Hap ~~

Tubuh cantik ini sekarang ada di dekapan Revan, tadi Revan langsung menangkap tubuh Jessica sebelum gadis ini terjatuh. Jarak antara wajah mereka begitu dekat hingga seru nafas mereka saling terasa.

~~ Cup ~~

Revan sempat mengecup bibir merah ranum Jessica, hingga membuat gadis ini semakin memerah.

"Aku mencintaimu," Bisik Revan tepat disebelah telinga Jessica.

~~ Cklek ~~

Tangan Anin bergetar saat melihat pemandangan di depannya.

~~ Prang ~~

Panci renteng yang semula berisi makanan penuh cinta kini terjatuh tidak karuan.

Revan langsung mengarah ke pintu saat tau siapa yang datang, dengan cepat ia langsung melepaskan tubuh Jessica yang semula ia rengkuh mesra.

Hati Anin bagai tertanam seribu luka, Air matanya seolah mengalir begitu saja kala bayangan yang barusan ia lihat begitu memenuhi kepalanya.

Anin segera berlari sembari menutup mulutnya untuk menahan tangisnya. Mata yang penuh air mata terus berjatuhan di pelupuk indah itu.

"Anin tunggu, ini tidak seperti yang kau lihat," Jessica yang melihat bayangan Anin segera berlari untuk menghampiri Anin dan menjelaskan jika apa yang barusan ia lihat ini tidak benar ini memang dari unsur ketidaksengajaan.

Namun saat Jessica ingin menghampiri, tangan kekar si tampan disana menyekal Jessica. Revan ia mengisyaratkan jika lebih baik tidak usah menghampiri Anin.

"Biarkan saja," Ujar Revan kepada Jessica.

"Biarkan, apa kau gila Revan? Bagaimana kalau Anin menuduh mu bermain api dibelakang mu," Jessica nampak tidak habis pikir dengan si jangkung yang ada didepannya sekarang.

"Untuk apa kau menjelaskan nya, itu hanya membuang waktu saja, lagi pula kita sudah tidak saling mencintai," Gumam Revan.

Tidak Jess jangan percaya pada Revan, mungkin hanya dia yang sudah tidak mencintai Anin tetapi tidak bagi gadis rapuh itu. Anin sangat mencintai Revan, jika Anin tidak mencintai nya mengapa Anin harus rela membuat makan siang dan mengantarnya di kantor Revan.

Apakah itu namanya bukan cinta?

.

Apa kau masih mengingat perahu kayu yang sempat kau janjikan kepadaku, jika perahu itu akan mengantar kisah kita hingga nanti.

Tetapi mengapa janjimu itu palsu, bukan perahu kayu seperti apa yang kau katakan dulu. Perahu itu hanyalah sebuah perahu kertas yang mudah hancur karena guncangan ombak dilautan.

Perahu Kertas hanya akan bisa bertahan sebentar, dan akan hancur kala diletakkan lama di lautan.

Hanya karena guncangan ombak kau menyelam meninggalkan ku yang masih terperangkap di perahu kertas tersebut, dan dengan mudahnya kau mencari perahu lain untuk menyinggahkan dirimu disana.

Meninggalkan luka untukku, apa kau ingin menciptakan kebahagiaan baru diatas seluruh penderitaan ku?

~~ Author POV ~~

__________________________________________

TBC, 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status