Share

Mahligai yang Ternodai
Mahligai yang Ternodai
Penulis: Aprillia D

Bab 1

"Sebentar lagi aku akan tahu, apa yang sebenarnya Mas Reza sembunyikan dariku selama ini. Ya Allah semoga dugaan burukku nggak benar."

Dengan rasa penasaran, Nazwa terus menatapi mobil suaminya yang dia iringi dengan taksi pesanannya. Jantungnya berdegup kencang sejak tadi. Di tengah kegelisahannya dia masih berusaha berpikir positif tentang kecurigaannya terhadap suaminya.

"Apa pun itu semoga aku siap menerimanya Ya Allah." Nazwa meremas jemarinya. Pikiran buruk terus berkelabat di kepala. Namun, dia juga berusaha terus menepisnya. Sayang, sepertinya pikiran buruknya yang benar karena dia melihat mobil suaminya justru memasuki pelataran hotel mewah. 

"Kok Mas Reza ke hotel? Bukannya tadi izin ke rumah sakit. Ya Allah Mas Reza udah bohong sama aku." Pikiran buruk Nazwa menjadi.

Nazwa meminta si supir berhenti agak jauh di seberang jalan hotel. Lalu dia turun seorang diri, dan membuntuti suaminya dengan berjalan kaki. Wanita berpakaian syar'i itu terus mengiringi langkah suaminya yang memasuki hotel dari kejauhan.

Dan dia terkejut tatkala melihat seorang perempuan yang tidak asing tiba-tiba muncul, menyambut kedatangan suaminya dengan memeluk pria itu. Suaminya balas memeluk wanita itu dan menciumi keningnya.

Nazwa seketika terhuyung. Kakinya mendadak lemas hingga rasanya tak kuat menopang tubuhnya berdiri. Dadanya mendadak nyilu seakan ditikam ribuan sembilu. Namun, dia masih berusaha untuk bisa berdiri. Kakinya begitu berat melangkah, mengiringi dua sejoli itu diam-diam.

Ya Allah ini terlalu menyakitkan untuk menjadi nyata. Nazwa berharap ini mimpi, tapi ini nyata.

Walau sakit, Nazwa masih diam memperhatikan kemesraan itu sampai dua sejoli itu berhenti di depan kamar. Perempuan itu tengah membuka pintu, sedangkan tangan Reza terus merangkul pundaknya yang terekspos sambil menciumi kepalanya berkali-kali.

"Astagfirullahal'adzim, Mas!" Nazwa sudah tidak tahan lagi melihatnya. Tanpa sadar dia berteriak parau. Air mata sontak meleleh di pipi. Kedua pasangan yang sibuk bermesraan itu sontak menoleh dengan raut wajah terkejut luar biasa.

Reza melotot tak percaya. "Nazwa! Nazwa kenapa kamu bisa ada--"

"Ternyata kamu selingkuh sama dia?!" Nazwa menunjuk perempuan tidak asing itu yang kini terlihat panik. "Aku bener-bener nggak nyangka!" Nazwa menggeleng. "Aku kecewa sama kamu!" Nazwa lalu berbalik badan dan berlari menyusuri lorong hotel secepat yang dia bisa.

Reza lantas mengejarnya dan mengabaikan perempuan itu. "Nazwa, tunggu aku! Aku bisa jelasin!"

Reza tidak menyangka, Nazwa bisa mendapatinya bersama perempuan lain seperti ini. Situasinya benar-benar tidak tepat. Pikiran buruk mulai menyerang kepala. Reza sungguh tidak ingin Nazwa terluka.

Mereka berlarian sampai ke pelataran hotel. Di tengah pelataran, Reza berhasil memegang tangan Nazwa yang langsung ditepis oleh si empunya. 

"Jangan sentuh aku!" Mereka berdiri berhadap-hadapan. Nazwa menatap tajam suaminya yang memasang tampang merasa bersalah. 

"Aku bisa jelasin semuanya, Sayang."

"Kamu bilang sama aku mau ke rumah sakit." Telunjuk Nazwa teracung di depan wajah Reza. "Ada pekerjaan mendadak. Tapi kamu malah ke hotel, bertemu dan bermesraan dengan perempuan itu. Lalu apa lagi yang mau kamu jelasin?!" Nazwa berteriak-teriak, tak peduli dengan tatapan heran dan ingin tahu orang-orang yang lalu-lalang di pelataran tersebut. Dia tak dapat mengontrol emosinya.

Reza menoleh kiri-kanan, merasa tidak nyaman dengan pandangan orang-orang itu. "Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Nazwa. Tapi nggak teriak-teriak di sini. Malu dengerin orang." Reza sedikit berbisik dan berusaha menggapai tubuh istrinya, tapi Nazwa terus menghindar.

Nazwa melirik orang-orang itu. Dalam hatinya membenarkan suaminya. Biar bagaimana pun dia tak seharusnya menampakkan masalah rumah tangganya di khalayak umum.

Reza memanfaatkan itu dengan memegang kedua pundak istrinya. "Kita bicarakan baik-baik. Kamu tenang dulu, ya."

Nazwa serta-merta menepisnya. "Nggak ada yang perlu dijelasin, Mas. Akui aja kalau kamu memang selingkuh sama dia. Aku nggak nyangka kamu masih mau berhubungan sama mantanmu itu." Nazwa lalu menangis terisak-isak.

"Makanya dengerin dulu. Aku sama dia sebenarnya--"

"Selama ini kamu pintar menyembunyikan rahasia ini.  Tapi Allah lebih pintar untuk membongkar semuanya. Selama ini kamu berlagak menjadi suami yang sempurna, tapi diam-diam di belakang kamu main perempuan lain. Aku muak sama kamu. Aku benci!" Nazwa mendorong dada Reza sebelum akhirnya berbalik badan dan berlari sampai ke jalan raya. Reza pun mengejarnya sambil terus meneriaki namanya.

Nazwa menangis di sepanjang jalan. Ini semua seperti mimpi. Seandainya dia tak melihat sendiri suaminya berselingkuh, mungkin dia tak akan percaya.

Nazwa melambaikan tangan ke arah kendaraan-kendaraan yang memenuhi jalan. Ketika jalan sedikit lengang, wanita berpakaian syar'i itu menyebrang, berlari-lari kecil menuju tempat taksi online-nya berhenti.

"Nazwa!" Reza ikut menyebrang. Namun, nahas, karena saking terburu-burunya, tanpa melihat-lihat lagi, dari arah kanan, sebuah sedan melaju kencang, menghantam tubuh Reza telak. 

Demi mendengar suara kecelakaan, Nazwa spontan menoleh dan memekik histeris melihat suaminya bergelimang darah di atas jalan.

Apa yang harus dia lakukan? Apa dia harus membawa suaminya ke rumah sakit? Atau membiarkan saja lelaki itu yang sudah tega menyakiti hatinya?

***

Aprillia D

Halo, Readers, ketemu lagi dengan cerita aku. Kali ini aku bawa cerita baru dgn tema perselingkuhan. Ikuti terus kelanjutannya, ya. Semoga kalian suka. Cerita ini tidak hanya menceritakan drama perselingkuhan yg bikin kepala mumet, tapi juga ada pesan religi yang bisa diambil hikmahnya. Insya Allah.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status