Beranda / Mafia / Maid Kesayangan Bos Mafia / Bab 60. Ah, Tuan Mesum Sekali.

Share

Bab 60. Ah, Tuan Mesum Sekali.

Penulis: Meistoria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-07 12:44:27

Emily baru saja selesai memotong beberapa bahan dapur ketika suara Elowen terdengar dari ruang depan.

“Kakak, ada Bibi Merlin di depan.”

Gerakan Emily terhenti. Ia menoleh pelan, keningnya mengernyit, Pagi-pagi begini? Mau apa lagi wanita itu?

Ia buru-buru menuju pintu. Begitu pintu terbuka, yang berdiri di seberang sana memang sosok yang sangat ingin ia hindari.

“Mau apa lagi Bibi Merlin kemari?”

“Aku mencarimu. Tapi tadi kamu tidak ada. Kamu di mana?” tanya wanita itu dengan nada menyelidik.

Emily langsung menutup pintu sebelum wanita itu sempat mengintip ke dalam.

“Emily! Buka pintunya!” teriaknya keras, membuat telinga Emily berdesing.

“Kakak, Bibi Merlin kenapa ke sini?”

“Jangan didengerkan,” jawab Emily cepat. “Tolong bantu Kakak cuci daging, ya?”

Elowen mengangguk patuh dan kembali ke dapur.

Emily mengembuskan napas dalam-dalam, ia kembali membuka pintu. Wanita itu masih berdiri di sana—kedua matanya penuh tuntutan.

“Aku tidak akan memberikannya,” ucap Emily tega
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Maid Kesayangan Bos Mafia   Bab 105. Rasanya Seperti Berabad-abad.”

    “Vanessa, temui saya,” ucap Vincent dingin tanpa menoleh.“Eh, kenapa—”Vincent sudah lebih dulu melangkah pergi. Ia tidak ingin mendengar satu pun alasan.Beberapa saat kemudian, ia berdiri di ruang pribadinya. Tatapannya tajam ke arah jendela, tangan mengepal di sisi tubuh. Ingatannya kembali pada kejadian pagi tadi, membuat tengkuknya terasa kaku.Suara derit pintu terdengar.“Ada apa ya, Tuan?”Vincent berbalik. Tatapannya langsung menekan Vanessa.“Kenapa kamu tidak bilang, kalau pembalut itu untuk menstruasi?!” ucapnya rendah namun keras,Vanessa tampak bingung. “Apa Tuan tidak tahu? Saya kira Anda tahu, jadi…”“Cukup.” Suaranya memotong. “Pergi dari sini.”“I-iya, Tuan.”Tak lama kemudian, pintu tertutup. Ruangan kembali sunyi.Vincent menghembuskan napas panjang, lalu meraup wajahnya kasar. Panas di wajahnya belum juga hilang. Rasa kesal dan malu bercampur jadi satu.

  • Maid Kesayangan Bos Mafia   Bab 104. Luka Yang Disalahpahami.

    “Elowen, kamu pakai apa?” suaranya meninggi.“Kak Ely…” Elowen mundur setapak.Emily berjalan ke arah Elowen.“Lepas.” Emily menarik baju yang dikenakan Elowen.“Ah, sakit, Kak Ely!”“Kak Emily, jangan dipaksa, Owen kesakitan,” ujar Grace panik.Emily menoleh tajam. Tatapannya menusuk. “Kamu yang mendandani Owen seperti ini?”Grace menunduk. Jemarinya meremas ujung baju. “Maaf, Kak Emily. Grace cuma—”“Jangan pernah,” potong Emily dingin. “Jangan pernah mendandani Owen seperti ini.”“I-iya, Kak Emily.”Pandangannya beralih pada Elowen. “Cepat lepas, kakak tak suka kamu memakai pakaian seperti ini.”“Iya kak Ely.”Emily membalikkan badan. Langkahnya cepat, bahunya kaku. Ia meninggalkan kamar itu tanpa menoleh lagi.•••  Tiba di kamar, Emily langsung duduk di sisi kasur. Dadanya masih naik turun. Vincent sudah ada di sana, berdiri membelakanginya.“Ak

  • Maid Kesayangan Bos Mafia   Bab 103. Teman Untuk Elowen.

    Di ruang tamu, Emily sibuk menyusun beberapa berkas. Jemarinya bergerak cepat, tapi pikirannya tidak sepenuhnya di sana.“Permisi.”Emily menoleh. Seorang gadis berdiri di ambang pintu. “Iya?” Emily bangkit perlahan. “Cari siapa?”“Saya pengasuh baru.”Alis Emily mengernyit. “Pengasuh?” Tatapannya menyapu sekeliling. “Maaf, sepertinya kamu salah alamat. Di sini tidak ada anak kecil.”Gadis itu terlihat ragu. Ia membuka selembar kertas. “Alamatnya benar. Aku tidak salah alamat kok,” ucapnya pelan.Kertas itu disodorkan ke arah Emily.Emily menerimanya. Matanya bergerak cepat menyusuri baris alamat yang tertulis. ‘Benar. Tapi di rumah ini, tak ada anak kecil.’“Oh, sudah datang rupanya.”Suara familiar membuatnya menoleh cepat.“Tuan?” Emily menatap Vincent. “Apa maksudnya?”“Aku lupa memberitahumu,” jawab Vincent tenang. “Aku mencarikan teman untuk Elowen.”

  • Maid Kesayangan Bos Mafia   Bab 102. Salah Kamar?

    Vincent berdiri menatap laut terbentang di hadapannya, tenang, berbanding terbalik dengan pikirannya.“Hari ini waktu kita berlibur telah habis.”Adrian terperanjat. “Apa? Kenapa mendadak sekali, Vin?”Vincent menoleh setengah. Sorot matanya gelap. “Ada masalah aku yang bisa menyelesaikannya,” jawabnya datar. “Kalian bersiap.”“Kami belum puas, Vin. Iya kan?” keluh Lucien.Vincent berbalik sepenuhnya. Tatapannya dingin, tegas, tak memberi ruang bantahan.“Bersiaplah,” tekan Vincent. “Kapal sebentar lagi tiba.”Ia kembali menghadap laut. Angin menerpa wajahnya. Liburan ini memang harus berakhir. Dan bersama itu, waktunya Emily juga hampir habis.  Sementara itu, Emily sedang merapikan pakaian Elowen.“Kita harus bersiap,” ucap Vanessa tiba-tiba. “Tuan Vincent mengajak kita kembali.”Tangan Emily berhenti. Ia menoleh pelan. “Kembali?” alisnya terangkat. “Bukankah kita sampai akhir tahun baru?”

  • Maid Kesayangan Bos Mafia   Bab 101. Waktu Yang Ia Beri.

    Malam perlahan turun.Di meja makan, Emily duduk diam. Pandangannya tertahan pada piring di depannya. Makanan itu nyaris tak tersentuh. Ia bisa merasakan tatapan seseorang kepadanya, dalam. Namun ia memilih berpura-pura tak menyadarinya.Kursinya bergeser pelan saat Emily berdiri.“Mau ke mana?” tanya Vanessa.Langkahnya tertahan sesaat. “Aku sudah selesai,” jawab Emily singkat. “Aku mau membereskan dapur.” Ia kembali bergerak menjauh.Di dapur, Emily berhenti. Tangannya naik ke dada. ‘Untuk sekarang… aku tidak boleh bertemu dengannya,’ batinnya. ‘Tapi bagaimana caranya?’“Kenapa?”Suara itu membuat tubuhnya menegang. Emily berbalik cepat.“T-Tuan…” katanya gugup. Kelopak matanya sedikit turun, ia sedikit menguap. “Aku mengantuk sekali.”Tanpa menunggu jawaban, Emily melangkah pergi, meninggalkan Vincent yang masih berdiri di sana.Di kamar, tubuhnya jatuh ke ranjang. Pandangannya men

  • Maid Kesayangan Bos Mafia   Bab 100. Terlalu Cepat.

    Pagi ini.Emily berdiri di depan cermin. Jemarinya menekan kain bikini di dadanya, berusaha menutup belahan yang terasa terlalu terbuka.“Aku malu sekali memakai ini,” gumamnya. “Kalau begitu, bagaimana denganku?” sahut Lia dari belakang.Emily menoleh. Lia berdiri santai dengan bikini berwarna cerah. Kulitnya tampak kontras dengan cahaya matahari yang masuk dari jendela.“Kamu cocok. Sangat,” ujar Emily jujur. Ia lalu meraih kaos tipis di atas ranjang. “Aku ganti saja.”“Eh, jangan!” seru Vanessa cepat. Ia melangkah mendekat dan menarik tangan Emily. “Sudah terlanjur begini. Ayo main air!”Emily ragu. Matanya beralih ke cermin sekali lagi. Napasnya tertahan sesaat. Namun sebelum sempat menolak, Vanessa sudah menariknya keluar kamar.Langkah mereka berakhir di pantai. Pasir putih membentang, ombak kecil berkejaran di tepi. Angin laut menyapu rambutnya.“Emily, ayo!” seru Vanessa, yang kini sedikit jauh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status