“Jadi Emily,” lanjut Meliana. “Tolong jaga sikapmu. Aku tahu betul mulutmu bisa lebih tajam dari pisau.”Emily mendengus kecil. “Iya, iya, aku tahu. Aku tidak sebodoh itu.”Meski dalam hati, ia mengakui bahwa mulutnya memang kadang tidak terkontrol.Tanpa menunggu, Emily bergegas menuju ruang ganti, setengah kesal. Meliana benar-benar cari gara-gara!…Sekarang sudah pukul setengah sebelas siang.Di ruang VIP, Emily sibuk menata hidangan. Sesekali, matanya mencuri pandang pada Meliana yang tengah berbincang dengan para tamu. Ia tak bisa memungkiri, melihat betapa profesionalnya Meliana.Hingga derit pintu terbuka terdengar, Emily terhenti sejenak, rasa penasaran menyergapnya. Suara langkah sepatu pantofel bergema di ruangan, membuat hampir semua kepala menoleh—kecuali Emily dan Meliana. Mereka tetap fokus pada posisi masing-masing, tangan sigap melayani, tapi hati Emily sulit menahan rasa ingin tahu.Dari telinganya, Emily menangkap percakapan di meja utama, tanpa benar-benar memahami
最終更新日 : 2025-10-07 続きを読む