Share

Bab 12

Author: ruruwoppy
last update Last Updated: 2025-11-24 22:35:03

“Ara..” panggilnya pelan, suaranya terdengar sedikit serak. Gadis itu membeku beberapa saat setelah menyadari adanya orang lain di ruangan yang sama dengannya.

“Tuan muda.” lirihnya. Pria itu mendekat, lalu menatap Ara dengan tatapan datarnya, namun Ara bisa merasakan ada sedikit perbedaan dari caranya menatap ke arahnya.

“Bagaimana keadaanmu?”

“Sudah lebih baik dibanding tadi pagi, Tuan.” jawabnya pelan, sambil menunduk. Ara tak berani untuk menatap wajah tampan itu, setiap melihat wajahnya membuat hatinya sesak, sakit sekali.

“Ara..”

“I-iya, Tuan muda.” kepalanya masih tertunduk dalam, berusaha agar tidak bertatapan dengan Davin.

“Ada apa?” tanya Ara, setelah beberapa lama menunggu, tapi Davin tak kunjung mengeluarkan suaranya.

“Aku minta maaf.”

“Untuk?” tanyanya lagi. Davin terdiam beberapa saat, dia bingung untuk mengakui kesalahannya, tapi bukankah dia harus tetap mengakui bahwa itu memang diluar kendalinya?

“Maaf untuk apa?” kali ini, Ara memberanikan diri untuk menatap Dav
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda   Bab 21

    Arabella meraba bibirnya, masih terasa basah bekas ciuman Davin beberapa saat yang lalu. Sekarang, dia kembali ke dapur dengan perasaan kesal tapi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ada sedikit perasaan suka yang entah dia menyukai apa. Ciuman Davin, mungkin. “Ara, kenapa bengong terus?”“A-aahh, gapapa kok.” Arabella tersenyum kikuk. Ketahuan sudah, untungnya itu Arina bukan orang lain. “Awas lho, jangan kebiasaan bengong, takutnya kesurupan.”“Isshh, jangan nakutin. Lagian, dirumah besar dan mewah seperti ini, mana ada hantunya sih..” Arabella terkekeh pelan, sambil mencuci piring dan peralatan yang dipakainya beberapa saat lalu. “Gimana? Tuan muda mau makan?”“Iya, mau. Udah minum obat juga, kelihatannya sudah sedikit membaik.” jawab Ara sambil tersenyum kecil. Baguslah jika Davin sembuh dengan cepat, artinya dia tidak harus berduaan dengan pria itu dengan modus mengantarkan sarapan, makan siang atau makan malam. Jujur saja, Davin itu tidak bisa ditebak. Dia bisa dengan m

  • Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda   Bab 20

    Sintia berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan, tangannya memegangi bagian belakangnya, rasanya lumayan sakit, tapi ada sedikit rasa malu juga. Tanpa sengaja, saat berjalan ke arah dapur, Sintia malah bertemu dengan Arabella yang baru saja kembali setelah mengantar bolu ketan dari pos satpam. Keningnya mengernyit saat melihat Sintia berjalan sedikit tertatih sambil memegangi pinggangnya. Ara menghela nafasnya, ingin sekali rasanya tak peduli tapi naluri kemanusiaannya berkata lain. “Kenapa?” Ara mendekat, lalu membantu Sintia berjalan. “Jatoh.”“Oh.” singkat dan selesai begitu saja, obrolannya terhenti tapi Sintia tidak menolak pertolongan Ara. Keduanya kembali ke dapur. “Lah, kenapa nih orang?” itu suara Arina. Dia heran melihat Sintia meringis dan Ara yang membantunya.“Jatoh, katanya.”“Hadeeuh, padahal gak usah ditolong, Ra. Biarin aja.” celetuk Arina yang membuat Ara terkekeh pelan. “Gapapa, nambah pahala.” “Ckk..” Sintia berdecak sebal, lalu melepas paksa tangan Ar

  • Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda   Bab 19

    Saat siang hari, maid senior memerintahkan Ara untuk kembali mengantar makan siang untuk Davin. Tapi, gadis itu tengah kerepotan melakukan pekerjaan lain dan juga seperti biasanya, ada Sintia yang akan dengan senang hati menawarkan diri untuk mengantarkan makan siang ke kamar Davin. “Maaf, saya gak bisa. Ini gak bisa ditinggal, Bu. Maid lain saja kalau begitu..” ucap Ara dengan sopan. Dia tengah membuat adonan bolu ketan yang tengah viral dan maid lain juga sedang sibuk dengan tugas masing-masing. “Saya aja, Bu.” Sintia mengajukan diri dengan senyuman manisnya. “Yaudah. Bawain ke kamar Tuan muda yaa, ingat jangan bikin huru-hara.”“Huru-hara apa sih, Bu? Giliran aku aja pake peringatan segala, Ara tuh yang gatel gak dikasih peringatan tadi.” ucap Sintia sewot, membuat Ara mengernyitkan keningnya. Masih saja Sintia menuduhnya gatal, padahal tidak sama sekali. “Ngaca!” bukan Ara, tapi Arina. Enek juga lama-lama melihat tingkah Sintia, mulutnya itu benar-benar minta di sambelin. “I

  • Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda   Bab 18

    “Ara..” pria itu membulatkan matanya, namun suaranya terdengar begitu lirih. Dia benar-benar merasa pusing, sekujur tubuhnya terasa lemas bukan main. “Maaf saya lancang memasuki kamar anda, Tuan muda. Saya diminta senior untuk mengantar sarapan dan obat.” “Ya, tidak apa-apa.” balasnya pelan. Ara tetap berada di posisi awal, dia tidak berani mendekat. Dia takut. Tentu saja, dia tidak akan pernah lupa saat pertama kali dirinya mengganggu Davin saat pria itu tengah beristirahat.“Kalau begitu, saya permisi.” Ara bersiap pergi, tapi suara lirih Davin membuat gadis itu menghentikan langkahnya. “Bisa bantu aku makan? Kepalaku sakit, pusing juga.” pintanya dengan nada sendu, bahkan matanya sedikit berkaca-kaca, membuat Ara tak tega. Pada akhirnya, dia luluh. Kaki jenjangnya membawa dirinya mendekat ke arah ranjang tempat pria itu tergolek lemah. Ara memilih duduk di sisi kasur, membantu Davin untuk duduk bersandar dengan bantal sebagai penopangnya. Wajahnya terlihat pucat, berkeringat da

  • Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda   Bab 17

    Pukul sepuluh malam, Davin memutuskan untuk pulang. Dia tak ingin pulang larut, kepalanya terasa ingin pecah, berat dan tak nyaman. Davin tidak minum, dia seratus persen sadar saat ini. Pria itu mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sedang membelah jalan raya yang terlihat lumayan lengang setelah hujan mengguyur lumayan deras beberapa saat yang lalu. Davin memarkir kendaraannya di garasi, lalu berjalan keluar dengan langkah pelan. Davin membuka pintu utama dan seperti dugaannya, rumahnya telah sepi. “Selamat malam, Tuan muda.” ucap seorang maid sambil menundukkan kepalanya. Davin mengernyitkan keningnya, rasa-rasanya ada sedikit trauma yang membekas dalam ingatannya. “Arina?”“Saya, Tuan muda.”“Arabella kemana? Bukankah hari ini harusnya dia yang berjaga?” tanya Davin. Sedikit banyak, dia mengetahui jadwal gadis itu untuk jaga malam. Harusnya, malam ini bagiannya untuk shift malam. “Ara belum terlalu sehat, jadi saya menggantikannya.” jawab Arina pelan. “Dia masih sakit?”

  • Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda   Bab 16

    Wajah Theo memucat, sama pula dengan David. Keduanya sama-sama pucat setelah mendengar penuturan Davin. Tentu saja, mereka tidak menyangka Davin bisa melakukan hal itu. “Gimana ceritanya bisa ons sama maid?” tanya David. Berkali-kali, dia menelan ludahnya kepayahan, sedangkan Davin terlihat datar padahal dalam hati dia juga masih pusing karena Arabella belum memaafkan kesalahannya. “Gak tahu. Tapi pas kalian nganter pulang, ada maid yang bantuin gue kan?”“Jadi, maidnya yang itu?”“Iyee..” balas Davin sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara. Untungnya, cafe ini memang disediakan smoking room dan tentu saja, ketiganya pasti memilih untuk nongkrong disana. “Tapi maidnya cakep, masih muda juga kelihatannya.”“Itukah poin utamanya, bastard?” tanya Davin tak habis pikir, kedua temannya malah terfokus dengan kecantikan maid di rumahnya. Meskipun memang benar, Ara itu cantik dan Davin tidak menampik hal itu. “Haha, sorry sorry. Jadi, gimana? Jatuhnya pemerkosaan dong?” David bertany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status