Mulai saat itu, Zoya mulai mencari informasi loker sebagai seorang sekretaris dari teman-temannya yang bekerja di perusahaan besar. Dari semua informasi yang ia dapat, belum ada satu pun loker yang sesuai dengan keinginannya. Tak putus asa sampai di situ saja, Zoya lanjut mencari tahu informasi loker sebagai seorang sekretaris dari sosial media hingga akhirnya mendapatkan loker yang ia inginkan."Sekretaris bos di perusahaan Abimayu?" Gumam Zoya membaca loker yang tertera di layar ponselnya saat ini.Senyuman di wajah Zoya terkembang. Ia sangat tahu sebesar apa perusahaan Abimayu dan pengaruhnya di kotanya. Jika ia bisa bekerja di perusahaan tersebut, ia yakin hidupnya terasa amat bahagia. Selain bisa bekerja di perusahaan besar, ia juga bisa mencoba mendekati salah satu bos yang ada di sana."Aku harus mengirim lamaran pekerjaan secepatnya!" Gumam Zoya. Tanpa membuang waktu lama, Zoya segera menyiapkan beberapa file yang dibutuhkan untuk melamar pekerjaan di perusahaan Abimayu."Zoya,
Sora mengangguk pelan. "Tahu, tapi bayinya menginginkannya, Tuan." Balas Sora lirih.Langit menghela napas dalam-dalam. Jika sudah menyangkut urusan bayi mereka, entah mengapa ia sangat sulit untuk menolak. Langit pun akhirnya berpikir keras bagaimana caranya agar Sora tidak memakan makanan yang dibeli dipinggir jalan tersebut dan menggantinya dengan cemilan yang lebih sehat."Memangnya kau mau makan apa?" Langit bertanya. Mencoba mencari tahu keinginan wanita hamil itu."Saya mau telur congkel, otak-otak dan sosis bakar, Tuan." Jawab Sora mengungkapkan beberapa jajanan yang diinginakannya."Telur congkel?" Ulang Langit. Ia tidak mengetahui seperti apa jajanan pertama yang Sora sebutkan."Iya. Rasanya enak sekali. Apa lagi disiram pakai saos." Balas Sora sambil membayangkan betapa nikmatnya makanan tersebut jika masuk ke dalam mulutnya. Membayangkannya sudah membuat air liur Sora hampir menetes.Merasa penasaran seperti apa makanan yang Sora maksud tersebut, Langit segera mencari tahu
Sora terlalu asik menonton acara televisi sampai tidak menyadari jika Langit dan Bibi Nina sudah selesai membuatkan cemilan untuknya. Kesadaran Sora pun timbul pada saat Langit datang sambil membawakan otak-otak goreng lengkap dengan saos di dalam mangkuk."Ini cemilan yang kau inginkan." Kata Langit setelah meletakkan piring berisi otak-otak di atas meja.Sora memperhatikan cemilan tersebut kemudian menatap pada Langit. "Tuan sudah selesai membuat cemilannya?" Tanyanya tak percaya.Langit dengan cepat mengangguk. Cukup memakan waktu hampir satu jam lamanya ia membuat cemilan tersebut untuk Sora. Dan selama itu pula ia harus berpikir keras bagaimana caranya agar tidak salah dalam mengerjakan apa yang Bi Nina perintahkan kepadanya."Tapi..." Sora menatap otak-otak goreng itu lagi. Bukannya tadi ia menyebutkan tiga macam cemilan, lantas kenapa Langit hanya membawa satu cemilan saja?Menyadari arti tatapan Sora, Langit pun bersuara kembali. "Makan telur congkel dan sosisnya setelah makan
Langit akhirnya jengah juga karena sudah dituduh yang bukan-bukan oleh Bella. Setelah cukup lama mendengar Bella mengomel, Langit pun akhirnya mengungkapkan alasan sebenarnya kenapa dirinya tidak ingin tinggal di apartemen yang sama dengan Sora."Aku ingin membuatnya nyaman. Dan salah satu cara agar dia bisa nyaman adalah tidak tinggal di tempat yang sama denganku. Ini juga atas keinginannya sendiri. Jika dia bersedia, aku pasti sudah tinggal dengannya." Jelas Langit.Bella diseberang sana terdiam. Ternyata pemikiran buruknya salah. Langit bukannya tidak ingin tinggal bersama Sora. Hanya saja pria itu ingin memberikan kenyamanan dengan Sora."Apa Kakak ingin dia terus ketakutan karena sering bertemu denganku?" Tanya Langit kemudian.Bella di seberang sana menggeleng. Dan tentu saja gerakan kepalanya itu tidak akan terlihat oleh Langit."Jika dia nyaman, janin yang ia kandung juga akan nyaman. Aku tidak ingin membuat kesehatan anak kami terganggu di dalam rahim karena ibunya merasa ter
Tidak sampai dua puluh empat jam, Zoya akhirnya mendapatkan email dari pihak HRD jika ia diterima sebagai sekretaris di perusahaan Abrisam. Setelah membaca deretan kalimat yang tertera di pesan emailnya tersebut, lantas saja membuat Zoya berteriak kegirangan. Suaranya yang terdengar amat besar, membuat Bibi Rida yang sedang istirahat di dalam kamarnya malam itu terganggu dan bergegas menghampiri Zoya ke dalam kamarnya."Zoya, ada apa ini? Kenapa kau berteriak seperti orang kesetanan saja?" Omel Bibi Rida.Kedua sudut bibir Zoya tertarik sempurna menatap wajah Bibi Rida. "Mamah, aku diterima bekerja di perusahaan Abimayu!" Beru tahu Zoya girang."Apa?!" Kedua bola mata Bibi Rida membulat. Sedetik kemudian ia pun terpekik girang sama seperti yang Zoya lakukan. "Kau tidak bercanda kan, Zoya?" Tanya Bibi Rida memastika di tengah kegirangan."Aku tidak bercanda, Mah. Mama lihat aja ini!" Zoya memperlihatkan pesan masuk ke emailnya kepada Bibi Rida. Dan setelah membaca pesan tersebut, akhir
Langit menutup layar laptopnya setelah memutuskan untuk menunda pekerjaannya demi menghampiri Sora di apartemen. Dengan gerakan cepat, pria itu bergegas pergi meninggalkan perusahaan menuju apartemennya berada. Di tengah perjalanan, pria itu menepikan mobilnya saat melihat beberapa jajanan yang mungkin disukai oleh istrinya."Apa aku harus memberikannya makanan tidak sehat seperti ini lagi?" Tanya Langit dalam hati. Ia merasa gundah. Ingin membuatkan cemilan sehat untuk Sora rasanya tidak sempat waktu, tapi jika membeli cemilan atau jajanan dari luar itu sama saja ia menelan ludahnya sendiri yang sempat melarang Sora untuk tidak memakan makanan sembarangan.Lama Langit berpikir untuk mengambil keputusan yang tepat. Hingga akhirnya, pria itu menghela napas dalam-dalam setelah mengambil keputusan yang mungkin akan membuatnya menyalahkan diri sendiri."Sudahlah, sepertinya tidak masalah untuk kali ini saja. Dari pada perutnya tidak terisi." Gumam Langit. Di saat situasi sedang genting s
"Baik, Tuan. Saya akan memakan makanannya sampai habis!" Balas Sora yakin. Entah mengapa ia merasa seyakin itu bisa menghabiskan makanan yang diberikan Langit untuknya nanti.Langit tak lagi bersuara. Pria itu segera melanjutkan melangkah menuju dapur diikuti Sora di belakangnya.Di dalam dapur, Bi Nina yang sudah selesai menyalin makanan yang dibelikan David untuk Sora tersenyum melihat kedatangan keduanya."Jajanan..." kedua bola mata Sora berbinar melihat beberapa jajanan pinggir jalan yang dibelikan Langit untuknya.David dapat melihat ekspresi senang yang ditunjukkan istrinya itu. Hanya dengan melihat itu saja, perasaan cemas yang sempat Langit rasakan akhirnya sirna."Kau suka makanannya?" Tanya Langit memastikan.Tanpa ragu, Sora menganggukkan kepalanya. "Sangat suka, Tuan. Apa boleh saya langsung memakannya?" Pinta Sora tanpa sungkan. Entahlah, baru beberapa hari menjadi istri Langit, wanita itu sudah seperti lupa saja dengan sikap Langit yang galak dan pemarah yang acap kali
Seorang wanita cantik nampak masuk ke dalam ruangan kerja Langit setelah mendapatkan sahutan dari dalam untuk masuk. Zoya, wanita yang berstatus sebagai sepupu Sora itu tertegun melihat wajah seorang pria yang nampak tampan dan rupawan yang tengah duduk di kursi kebesarannya saat ini."Dia presdir di perusahaan ini?" Hati Zoya menebak. Dan ia sangat yakin jika tebakannya itu benar sebab hanya pria itu yang berada di ruangan itu saat ini.Sambil menahan rasa gugup, Zoya melangkah mendekati meja kerja Langit. Langit yang menyadari kedatangan Zoya tak menatap wanita itu. Ia hanya fokus pada layar laptop yang memperlihatkan data statistik saham perusahaan.Zoya yang sedikit banyaknya sudah mengetahui bagaimana sikap Langit dari beberapa informasi yang beredar mencoba untuk tetap tenang dan terus melangkah. "Selamat pagi Tuan. Perkenalkan saya Zoya." Kata Zoya setelah berada di depan meja kerja Langit.Akhirnya pandangan Langit beralih pada layar komputer ke arah wanita itu. Tidak ada se