Beranda / Romansa / Malam Panas Bersama CEO Tampan / Bab 30. Menyentuhnya Kembali

Share

Bab 30. Menyentuhnya Kembali

Penulis: Anggun_sari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-16 15:24:43

Mata Belvina membulat, dia baru keluar dari kamar mandi dan mendapati Dante sudah duduk berselanjar di atas ranjangnya. Sepertinya laki-laki itu baru selesai mandi. Rambutnya terlihat masih basah. Pemandangan ini membuat Dante terlihat begitu menggoda di mata Belvina.

Belvina menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran aneh yang baru saja menghinggapi otaknya.

“Duduklah, apa kamu tidak lelah terus berdiri di sana?” Dante menepuk ranjang kosong di sampingnya, memerintah Belvina untuk segera naik.

Belvina berdehem, pipinya terasa panas entah kenapa. Akhir-akhir ini bahasa tubuhnya memang suka sekali bereaksi aneh, terlebih jika itu menyangkut tentang Dante.

“Aku masih harus mengeringkan rambutku.” Belvina berjalan ke arah meja rias. Tangannya dengan cepat mengambil hairdryer. Sebenarnya ini hanya alasan. Dia hanya tidak siap jika harus berada satu ranjang dengan Dante. Mereka masih tidur di kamar yang berbeda sampai detik ini.

Dante menarik sudut bibirnya. Bunyi guncang di atas ranjang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 30. Menyentuhnya Kembali

    Mata Belvina membulat, dia baru keluar dari kamar mandi dan mendapati Dante sudah duduk berselanjar di atas ranjangnya. Sepertinya laki-laki itu baru selesai mandi. Rambutnya terlihat masih basah. Pemandangan ini membuat Dante terlihat begitu menggoda di mata Belvina.Belvina menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran aneh yang baru saja menghinggapi otaknya. “Duduklah, apa kamu tidak lelah terus berdiri di sana?” Dante menepuk ranjang kosong di sampingnya, memerintah Belvina untuk segera naik.Belvina berdehem, pipinya terasa panas entah kenapa. Akhir-akhir ini bahasa tubuhnya memang suka sekali bereaksi aneh, terlebih jika itu menyangkut tentang Dante.“Aku masih harus mengeringkan rambutku.” Belvina berjalan ke arah meja rias. Tangannya dengan cepat mengambil hairdryer. Sebenarnya ini hanya alasan. Dia hanya tidak siap jika harus berada satu ranjang dengan Dante. Mereka masih tidur di kamar yang berbeda sampai detik ini.Dante menarik sudut bibirnya. Bunyi guncang di atas ranjang

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 30. Pulang

    Dante mengetuk-ngetukkan jari-jari tangannya. Wajahnya terlihat tenang, tapi sebenarnya pria itu tengah menahan gelisah. Jam yang berputar terasa begitu lama. Sudah tiga meeting yang dilewatinya hari ini, dan ini adalah meeting terakhir. Jika bukan karena penolakan dari Noah, tentu saat ini dia sudah duduk di atas pesawat, menanti waktu untuk mendarat di Barcelona. Menggeram kesal, dia menatap malas pada sosok pria di sebelahnya—Noah. Pria itu terlihat menjelaskan secara lengkap dan detail kepada klien mereka tentang kerja sama yang akan mereka lakukan. Keuntungan serta pinalti bila ada pelanggaran kontrak yang terjadi.Saat ini dia benar-benar ingin segera mengakhiri semua ini dengan cepat. Apalagi setelah dia mendapatkan lagi pesan teks dari Nora yang mengatakan bahwa Belvina kembali mengalami muntah. Helaan napas panjang menguar begitu saja. Rasa gelisah di dadanya semakin membuncah. Rasanya dia tidak akan tenang jika belum berada di sisi wanita si keras kepala itu.“Baiklah, saya

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 28. Menguji Kesabaran

    Belvina menatap hampa ponsel yang ada di depannya. Tepat pukul delapan malam ini, sudah dua belas jam ia berpisah dari Dante. Ada rasa kosong yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya. Menunggu sejak siang tadi, nyatanya tidak ada pesan atau pun panggilan masuk ke dalam ponselnya. Dante seolah pergi meninggalkannya tanpa kata. Hampa, sunyi, senyap, begitulah kiranya.Sekali lagi ia menghela napas panjang. Jari-jarinya yang dipoles dengan cat kuku berwarna merah kembali menyentuh benda pipih miliknya. Seperti sebelumnya, tidak ada notifikasi apa pun dari orang yang diharapkannya. Meski tidak begitu dekat, tapi Dante selalu mengirimkan pesan kepadanya sejak mereka bersama. Tidak adanya pesan serta kehadiran pria itu, kehampaan itu nyata adanya.“Nona, apa makanannya tidak cocok? Saya bisa kembali membuatkan anda menu baru. Sudah hampir satu jam anda berada di meja makan, tapi anda tidak menyentuh sama sekali makanan di meja makan.”Belvina mengulum senyum, selama itukah dia duduk dan ber

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 28. Kata-Kata Yang Mengusik

    “Tuan Dante sudah berangkat pagi-pagi sekali, Nona.”Perkataan Nora, menghentikan gerakan tangan Belvina yang hendak mengetuk pintu kamar tidur Dante. Rencananya pagi ini dia ingin meminta maaf pada pria itu. Semalam Dante pergi begitu saja setelah ditodong pertanyaan yang sama sekali tidak dijawabnya. Pria itu pergi berlalu dan mengabaikannya begitu saja. Kediamannya bahkan terus berlanjut hingga mereka sampai di rumah. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci diri. “Sepertinya aku benar-benar membuatnya marah,” gumam Belvina dengan wajah sendu.Belvina menghela napas panjang. Wanita itu lantas melangkahkan kakinya turun ke lantai satu. Pagi ini dia akan pergi ke kantor, meski enggan. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya hari ini, termasuk mengurus masalah yang ditimbulkan oleh Alethea. Hari ini sepupunya itu akan dimintanya untuk ke kantor menyelesaikan masalahnya.“Nona, tidak makan?” tanya Nora saat melihat Belvina hanya meminum susu yang dibuatkannya.“Aku mak

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 27. Rasa Kecewa

    Belvina bergerak gelisah. Saat ini Belvina dan Dante sedang menunggu dokter kandungan kenalan Dante. Genggaman tangan Dante pada tangan Belvina, membuat wanita itu mendongak menatap Dante. Keduanya duduk di depan poli kandungan.Sebenarnya jadwal poli kandungan sudah tutup sejak beberapa jam yang lalu. Namun, dengan sedikit paksaan dan suap, dokter kenalan Dante itu mau kembali ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Kepergian Dante ke Jepang, esok pagi adalah alasan pria itu memaksa untuk mengetahui keadaan Belvina, apakah istrinya itu sedang hamil atau tidak.“Ingin menunggu di kantin?” tawar Dante.Belvina menggelengkan kepalanya. Tangannya terasa dingin menunggu si dokter yang tak kunjung datang. Berkali-kali Belvina melirik jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Entah sejak kapan waktu berjalan terasa begitu lama.“Kenapa lama sekali,” gumam Belvina.Dante menghela napas panjangnya. “Sebentar lagi. Jika kamu merasa gelisah, kita bisa menunggu di kantin atau di tam

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 26. Hamil

    Menuruti permintaan Belvina, Dante—si pria dingin dan paling anti menuruti permintaan seseorang, kini berkutat di dapur. Pria itu terlihat memasukkan beberapa bumbu ke dalam panci setelah tadi merebus kepiting. Beruntung di dalam lemari esnya masih ada stok kepiting hingga dia tidak perlu memerintahkan seseorang untuk membelinya.Perkataan Nora beberapa waktu lalu cukup mengganggu pikirannya. Beberapa kali dia menoleh menatap Belvina yang duduk manis di depan pantry. Wanita itu terlihat tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Ekspresinya sebentar ditekuk, sebentar tersenyum tipis. Entah apa yang sedang dibicarakan istri kontraknya itu. Dia hanya bisa mendengar penggalan-penggalan kalimat yang keluar dari mulutnya.Memastikan rasa masakannya telah sempurna, dia memindahkan kepiting asam manis itu ke atas piring lalu membawanya ke hadapan Belvina. “Cobalah!” perintah Dante berdiri di depan Belvina.Mata Belvina berbinar menatap kepiting asam manis di hadapannya. Ua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status