Share

Ch. 42 Buah Bibir

last update Last Updated: 2025-10-21 10:29:52

"Loh Sherly?"

Antika memekik, beberapa residen yang tengah beristirahat dan sibuk sendiri-sendiri, sontak bangkit melihat Sherly datang. Giwang bahkan melangkah mendekati Sherly yang terkejut dengan reaksi mereka, menarik Sherly lalu mendudukan dia di atas kursi.

Semua segera menggerubung, membuat Sherly makin melongo dan tidak mengerti dengan tingkah teman serta seniornya.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Antika begitu Sherly duduk.

"Nggak pa-pa, Mbak. Aku baik." ucap Sherly tegas.

"Dia belum sempet ngapa-ngapain kamu kan kemaren?" kini Giwang yang nampak kepo bicara.

"Nampar sih, sama nyekik dikit." Sherly reflek mengusap dagunya, jujur ia risih dengan tatapan mata-mata itu.

"Syukurlah, Sher!" desis Antika diikuti hela napas lega dari yang lain.

"Aku nggak tahu kalau dia ada niat jahat sama kamu, Sher. Maaf udah nyuruh kamu kesana kemarin." ucap Arsya lirih.

Sherly tersenyum, "Nggak apa-apa, Bang. Abang nggak salah."

"Itu kemarin gimana ceritanya dokter Ge bisa tiba-tiba muncul,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
Yo mending putus Berliana.. ngapain belain cwok kek Reynan.. ntr pas udah nikah berulah deh si Reynan..
goodnovel comment avatar
Rheia
apa gerrad udh kasih tau kalo sherly istrinya? ayo kak jgn lama2 terungkapnya kl. sherly sm ge suami istri
goodnovel comment avatar
Iin Rahayu
lanjut up nya dooong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 46 Hasil

    Sherly tertunduk lesu, dia kembali harus berhadapan dengan senior dan Antika di kursi pantry kamar jaga. Empat pasang mata itu menatap Sherly dengan tatapan terkejut tak percaya. "Iya aku hamil, Mbak. Udah tiga belas minggu." jawab Sherly lirih.Dengan sangat kompak dan apik, keempat orang itu terkejut bersamaan. Ekspresi wajah mereka bisa begitu seragam. Melihat itu, Sherly kembali menundukkan kepala."Kamu udah nikah, Sher?" tanya Giwang dengan nada tidak percaya. Sherly mengela napas panjang, kepalanya mengangguk sembari menyodorkan tangan kanan, tempat di mana cincin emas dengan sebiji batu itu melingkar. "Ah Sherly!" Desis ketiga lelaki itu kompak."Kenapa nggak ngomong?" pekik Alvin frustasi. Sherly mengangkat wajah, ia menatap Alvin dengan tatapan tidak mengerti. Bukan hanya dia, Antika pun menatap Alvin dengan wajah bingung. "Gagal berlayar kapal kita, Geng!" desis Arsya sembari tersenyum kecut. "Dah yuk bubar, kita cari kandidat lain!"Tanpa banyak bicara tiga lelaki itu

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 45 Akhirnya!

    "Hasil tesnya keluar siang nanti, Sher."Sherly yang sedang mengaplikasikan sunscreen diwajah, hanya melirik sekilas. Gerrard sudah rapi sejak beberapa saat yang lalu, kini dia duduk di tepi ranjang dengan ponsel di tangan. "Oh yaudah, Mas mau ikut ambil nanti?" tanya Sherly dengan begitu santai. "Tentu. Memang kamu tidak ikut?" wajah itu menoleh, memperhatikan Sherly dengan tatapan terkejut. "Untuk apa? Aku tidak butuh hasil tes itu." jawab Sherly santai. "Aku tahu betul siapa ayah anakku."Gerrard tersenyum, bangkit dan melangkah menghampiri Sherly di kursi ia duduk. Dua tangannya merengkuh Sherly, memeluknya dari belakang dengan begitu erat. "Aku pun demikian, tapi aku harus tetap kesana." bisik Gerrard lirih. Sherly tersenyum, menatap pantulan kaca yang menampilkan mereka berdua. "Mas percaya padaku?" tanya Sherly dengan haru. "Selalu, kecuali saat kamu mengelak saat aku menginterogasi mu dulu." jawab Gerrard yang membuat Sherly kembali tersenyum. "Jadi ... setelah ini aku

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 44 Bisakah?

    Sherly melangkah menyusuri koridor rumah sakit, hanya sendiri dengan beberapa berkas di tangan. Ia harus mengembalikan rekam medis itu ke poli penyakit dalam. Saat hendak berbelok, ada suara familiar yang memanggil namanya, siapa lagi kalau bukan Antika? "Sher, udah keluar!" pekiknya sembari terenggah-enggah. "Apanya?" alis Sherly berkerut, memang apanya yang keluar? "Dapat kabar kalo mantan kamu fix di DO dari kampus, Sher." ucap Antika dengan mimik serius. "Kemaren kan sama pihak RS dipulangin noh dia ke kampus nah pihak kampus kasih vonis hari ini dan dia di DO!"Sherly tersenyum getir, kenapa ada sedikit rasa tidak terima? Pasalnya, Reynan bisa lolos PPDS ada andil dari Sherly juga! Sherly jadi merasa kerja kerasnya dulu sia-sia. Tapi kenapa dia harus kasihan pada Reynan kalau lelaki itu begitu kejam pada Sherly? "Gampang dia mah. Pindah aja ke center lain. Duit bapaknya banyak, Mbak." ucap Sherly sembari lanjut melangkah. "Tapi beberapa center udah tahu kasus ini, Sher. Mesk

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 43 Mulai Nyaman

    "Mas tau nggak?"Sherly segera mengoceh begitu ia naik ke atas mobil, Gerrard melirik sekilas, segera membawa mobilnya pergi dari halaman parkir. "Masa bang Dion minta maaf ke aku."Gerrard tertawa kecil, ia fokus pada jalanan di depan. Meskipun begitu, telinganya sudah dia pasang untuk mendengar setiap cerita Sherly, seperti kesepakatan mereka kemarin. "Emang kemarin Mas ngomong apa sama mereka?" tanya Sherly pada akhirnya, ia sangat penasaran, kenapa tiba-tiba Dion berkata demikian? "Banyak. Kupanggil semua residen bedah yang stand by di rumah sakit kemaren." jawabnya pada akhirnya. "Mas nggak marah-marah, kan?" "Hobi suamimu pas di rumah sakit emang apa?" Bukannya menjawab, Gerrard malah balik bertanya. "Tantrum sama ngamukan. Gitu sih kata ...." Sherly membelalak, tangannya refleks menutup mulut sembari melirik ke arah Gerrard dengan takut-takut. Bukannya marah, tawa lelaki itu pecah. Sebuah reaksi yang membuat Sherly sedikit lega. "Tepat." ucap Gerrard tidak tersinggung.

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 42 Buah Bibir

    "Loh Sherly?"Antika memekik, beberapa residen yang tengah beristirahat dan sibuk sendiri-sendiri, sontak bangkit melihat Sherly datang. Giwang bahkan melangkah mendekati Sherly yang terkejut dengan reaksi mereka, menarik Sherly lalu mendudukan dia di atas kursi. Semua segera menggerubung, membuat Sherly makin melongo dan tidak mengerti dengan tingkah teman serta seniornya. "Kamu nggak apa-apa?" tanya Antika begitu Sherly duduk. "Nggak pa-pa, Mbak. Aku baik." ucap Sherly tegas. "Dia belum sempet ngapa-ngapain kamu kan kemaren?" kini Giwang yang nampak kepo bicara. "Nampar sih, sama nyekik dikit." Sherly reflek mengusap dagunya, jujur ia risih dengan tatapan mata-mata itu. "Syukurlah, Sher!" desis Antika diikuti hela napas lega dari yang lain. "Aku nggak tahu kalau dia ada niat jahat sama kamu, Sher. Maaf udah nyuruh kamu kesana kemarin." ucap Arsya lirih. Sherly tersenyum, "Nggak apa-apa, Bang. Abang nggak salah.""Itu kemarin gimana ceritanya dokter Ge bisa tiba-tiba muncul,

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 41 Penawaran Lain

    Sherly menggeliat, ia merasakan ada tangan yang mendekapnya erat. Perlahan ia memaksakan diri membuka mata, hampir terkejut kalau saja dia tidak ingat bahwa dia sudah menikah! Benar saja! Sherly menoleh dan mendapati Gerrard sudah tertidur tepat di belakangnya. Sherly membeku sesaat, perlukah dia bergerak? Atau lebih baik kembali tidur?Perlahan Sherly mengangkat tangan kekar itu hendak menyingkirkan tangan itu ketika kemudian tangan itu bergerak. "Kamu bangun?" tanya suara itu lirih. Sherly tidak menjawab, merubah posisi tidurnya jadi terlentang sementara Gerrard, ia masih dalam posisinya. Mata mereka beradu cukup lama sampai kemudian Gerrard kembali bersuara. "Dia tidak akan berani menyentuhmu lagi." desis Gerrard yang masih melihat sorot takut itu dam mata Sherly. "Terimakasih banyak, Mas." ucap Sherly kemudian. Gerrard tersenyum, sebuah momen langka yang sekali lagi bisa dilihat secara langsung, dengan sedekat ini oleh Sherly. Wajah itu nampak makin tampan, makin memanjakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status