Share

Bab 176 : Tidak Ada Maaf

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-01 21:00:14

Malam masih sunyi ketika Wilson perlahan membuka matanya. Pandangannya sedikit buram, tapi perlahan mulai terlihat jelas.

Langit-langit putih rumah sakit itu tampak asing namun menenangkan. Ia diam sejenak, tubuhnya masih lemah, tapi napasnya mulai stabil.

Pelan, ia menoleh ke samping dan di sanalah Juliet tertidur dalam posisi duduk.

Kepalanya bersandar di sisi ranjang, lengannya memeluk erat lengan Wilson, satu tangannya lagi tetap menggenggam tangan Wilson meski jelas sudah tertidur lelap.

Rambut panjang Juliet terurai sedikit berantakan, wajahnya terlihat lelah… dan ada sisa air mata yang belum sepenuhnya mengering di pipinya.

Wilson pun tersenyum.

Ia mengangkat tangan satunya yang masih lemah, bergerak perlahan menyentuh pipi Juliet. Ia membelai wajah itu dengan sangat hati-hati, seolah takut membangunkan wanita yang telah menunggunya dengan kesetiaan luar biasa.

“Aku sudah kembali,” bisiknya nyaris tak t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 225 : Permohonan Maaf Veronica

    Mata Karina berkaca-kaca saat menatap dua garis merah muda yang muncul jelas di alat uji kehamilan di tangannya. Tangannya gemetar, tapi bibirnya tersenyum lebar, nyaris tak percaya. Napasnya sempat tercekat, dan dia menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangan sambil tertawa kecil penuh syukur. “Reiner…” bisiknya pelan, lalu memanggil sedikit lebih keras, “Rein, sini sebentar!” Reiner yang baru saja keluar dari kamar mandi, masih mengeringkan rambutnya dengan handuk, langsung berjalan cepat ketika melihat ekspresi Karina yang berbeda dari biasanya. Saat Karina menyodorkan alat itu padanya, Reiner sempat mengerutkan kening bingung, lalu dalam beberapa detik, wajahnya berubah total. “K-Kita hamil?!” serunya nyaris tak percaya. Karina mengangguk pelan, dan Reiner langsung memeluknya erat, mengangkat tubuh Karina sedikit dan memutarnya penuh tawa. “Ya ampun, kita hamil! Akan punya anak!” Karina terkekeh. “Aku. Aku yan

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 224 : Keharmonisan yang Sebenarnya

    Hubungan yang dulu retak kini telah menyatu kembali meski prosesnya perlahan, tapi semuanya kini terasa lebih nyata. Setelah pesta ulang tahun Nathan dan Nathania yang kedua, tidak hanya hubungan Juliet dengan Veronica membaik, tetapi juga dinamika seluruh keluarga mulai berubah menjadi lebih hangat dan mendukung. Karina kini menjadi penghubung yang kuat di antara Juliet dan Veronica. Dia selalu memastikan bahwa ibunya tidak terlalu mendesak dan Juliet tidak merasa tertekan oleh hal itu. Karina lebih dewasa, lebih tenang, dan mengisi peran sebagai kakak dengan penuh tanggung jawab. Dia tidak lagi canggung merangkul Juliet atau memuji adiknya di depan umum. Veronica pun kini sepenuhnya berubah. Sikapnya lembut, tutur katanya penuh pengertian. Dia sering datang bersama Karina, bukan hanya untuk menemui Nathan dan Nathania, tetapi juga untuk sekadar membantu Juliet di dapur atau menemaninya menata bunga. Hal-hal kecil yang dulu terasa mustahil, kini menj

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 223 : Meninggalkan Luka Lama

    Hari itu rumah Wilson dan Juliet dihias penuh warna ceria, balon pastel, pita warna-warni, dan spanduk besar bertuliskan “Happy 2nd Birthday Nathan & Nathania” terpasang tepat di taman belakang. Aroma manis kue ulang tahun memenuhi udara, bercampur tawa anak-anak yang sudah mulai berdatangan bersama orang tuanya. Juliet sibuk membantu para pengasuh menyiapkan makanan kecil, sementara Wilson menyambut para tamu dengan senyum hangat. Nathan dan Nathania mengenakan pakaian kembar, kaus putih dengan celana dungaree, lengkap dengan topi ulang tahun di kepala. Mereka tampak menggemaskan saat tertawa-tawa mengejar balon di halaman. Lalu… sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah. Karina keluar lebih dulu, mengenakan gaun pastel lembut. Di belakangnya, perlahan… Veronica turun dari mobil. Ia mengenakan pakaian yang sederhana, tanpa perhiasan mencolok. Wajahnya terlihat tegang, tapi dia berusaha tersenyum. Di tangannya, ada dua kotak kado untuk Nathan dan Na

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 222 : Memulai Hubungan Baik

    Malam itu terasa sunyi meski di dalam rumah ada beberapa orang. Veronica duduk di ruang tamu dengan tangan yang terus gemetar meskipun ia berusaha menyembunyikannya. Di sampingnya, Karina sesekali menatap sang ibu, memberi isyarat tenang, bahwa ia ada di situ, terus menemani. Juliet duduk di seberang. Wajahnya datar, tidak dingin, tidak juga hangat. Mencoba hanya untuk mendengarkan. Veronica membuka mulut berkali-kali, tetapi selalu tertahan. Dadanya sesak. Lidahnya kelu. Bahkan untuk mengatakan “maaf”, rasanya tidak cukup. Karena dia tahu, yang dirusaknya bukan hanya kenangan masa kecil Juliet, tapi juga kepercayaan, dan arti keluarga. Akhirnya, setelah hening yang sangat panjang, suara Veronica pecah pelan. “Ibu… tidak tahu harus mulai dari mana…” Juliet tetap diam, hanya menatapnya. Veronica menunduk, kedua tangannya mengepal di atas pangkuan. “Ibu menyesal…” bisiknya. “Sangat menyesal. Ibu ta

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 221 : Memandang Dari Jauh

    Veronica berdiri di balik rak-rak panjang boneka di pusat perbelanjaan itu, memegang kotak mainan yang seharusnya ia beli untuk Nathan dan Nathania, namun kini lupa untuk apa ia datang. Matanya tidak bisa lepas dari sosok wanita muda yang berjalan beberapa meter di depannya, Juliet. Senyap, penuh beban. Langkahnya terhenti di tengah lorong, sementara Juliet tampak sibuk memilih kebutuhan rumah tangga. Dia terlihat dewasa, kalem, dan anggun… tidak lagi seperti anak kecil yang dulu memeluk erat tubuh Veronica sambil menangis histeris, memohon agar tidak dipisahkan. Kilasan masa lalu menyerbu benak Veronica. Juliet kecil, menangis dan meronta. Jeritan pilu yang memohon agar jangan pergi, jangan ditinggalkan. Tapi saat itu… Veronica memilih meninggalkan. Sekarang anak itu sudah menjadi ibu. Sudah melahirkan dua anak kembar yang manis. Dan Veronica? Dia tidak ada di sana. Tidak saat Juliet pertama kali belajar berjalan lagi setelah jatuh. Tidak saat Juliet tumbuh remaja, mencari pegan

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 220 : Keharmonisan

    Hari itu, langit cerah dan suasana akhir pekan terasa hangat di rumah Wilson dan Juliet. Suara tawa kecil Nathan dan Nathania sudah terdengar dari dalam halaman rumah, sementara Juliet sedang menyiram tanaman di taman belakang. Wilson baru saja selesai memanggang roti khusus untuk anak-anak, aroma harum memenuhi rumah. Saat bel pintu berbunyi, Juliet melirik ke arah Wilson, dan pria itu segera berjalan ke depan. Begitu pintu terbuka, tampak Reiner berdiri di sana bersama Karina. Keduanya mengenakan pakaian santai namun rapi. Karina membawa kotak kue buatan sendiri, sementara Reiner menggenggam boneka kecil, oleh-oleh untuk si kembar. “Selamat pagi,” sapa Reiner dengan nada sopan dan tulus. “Kami tidak datang terlalu pagi, kan?” Juliet tersenyum, kali ini lebih lepas. “Tidak. Kalian datang tepat waktu. Masuklah.” Karina dan Reiner pun masuk, sedikit tegang namun berusaha tetap santai. Nathan dan Nathania yang semula bermain, kini berlari kecil menghampiri ibunya. “Nak, i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status