Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 187 : Menyadari Kehilangan

Share

Bab 187 : Menyadari Kehilangan

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-07-06 21:01:05

Sore itu, langit mendung. Luis duduk di ruang tamu. Di seberangnya, Wilson duduk bersandar, menatap ayahnya dengan ekspresi tenang, namun tidak bisa menyembunyikan kelelahan emosional yang selama ini ia pendam.

Wilson datang atas permintaan Luis sendiri.

Setelah keheningan yang panjang, Luis mulai membuka suara.

“Bagaimana menurutmu, soal permintaan ibumu?”

Wilson mengangkat kepala perlahan. Ia tidak langsung menjawab. Tatapannya dalam, mencoba menakar apa yang sedang dirasakan ayahnya, dan mungkin juga dirinya sendiri.

“Aku hanya bisa menyerahkan semuanya pada Ibu,” jawab Wilson pelan. “Karena keputusan itu harus datang dari hati yang benar-benar siap.”

Luis menunduk, jari-jarinya saling mengunci. Wilson melanjutkan ucapannya, “Tapi kalau Ibu sudah sejauh itu mempersiapkan diri... dan kalau Ayah bertanya pendapatku, maka aku hanya bisa menyarankan satu hal saja.”

Luis men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 209 : Kebahagiaan untuk Karina

    Setelah keluar dari pertemuan dengan Veronica, langkah Reiner semakin mantap. Dia tahu bahwa hanya berkata cinta saja tidak cukup. Reiner ingin menunjukkan bahwa dia benar-benar siap menjadi bagian dari hidup Karina secara nyata, matang, dan bertanggung jawab. Beberapa hari kemudian, Reiner mengajak Karina makan malam di tempat yang tenang. Setelah mereka makan, Reiner mengeluarkan selembar brosur properti dari sakunya dan meletakkannya di atas meja. “Aku tau kau nyaman di apartemen mu sekarang,” ucap Reiner pelan, "tapi aku ingin kita punya tempat yang benar-benar baru. Rumah kita sendiri. Bukan rumah orang tuaku, bukan juga rumah ibumu.” Karina menatap Reiner, terkejut dan tidak langsung menjawab.Sebenarnya, Veronica juga sudah menyiapkan rumah untuknya jika nanti menikah. “Aku tidak memaksamu untuk pindah sekarang. Tapi aku sedang mencari tempat yang nyaman, aman, dan dekat dengan aktivitas kita berdua. Kau berhak m

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 208 : Kesempatan Dipercayai

    Sore itu, suasana di rumah keluarga Reiner terasa dingin dan tegang. Sang Ibu duduk di ruang tamu dengan secangkir teh yang bahkan belum sempat tersentuh. Ketika pintu dibuka dan Reiner melangkah masuk, wanita paruh baya itu langsung tahu, Reiner sudah mengetahui semuanya. Reiner berjalan tenang. Wajahnya datar, tetapi sorot matanya tegas. “Ibu…” katanya sambil duduk di seberang. “Aku tahu Ibu sudah bertemu dengan Karina untuk membicarakan sesuatu yang udah sama-sama kita ketahui.” Ibunya meneguk sedikit teh. “Ibu hanya ingin menyelamatkanmu dari pilihan yang keliru, Reiner. Ibu tidak ingin kau menyesal. Bagaimanapun, lebih baik mencegah daripada mengobati.” Reiner menarik napas panjang, lalu menatap ibunya dengan hormat. “Aku mengerti maksud Ibu. Tapi aku mohon… jangan temui Karina lagi hanya untuk menyuruhnya pergi dariku. Yang paling menginginkan hubungan ini adalah aku, bukan Karina.” Ibunya hendak menyela, tapi Re

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 207 : Lagi-lagi Yang Sama

    Pagi itu, sinar matahari menyinari kaca besar gedung kantor tempat Karina bekerja. Dengan setelan formal yang elegan namun tetap ringan, Karina melangkah masuk ke kantor dengan senyum cerah dan langkah penuh rasa percaya diri. Para staf yang biasa melihat Karina dengan wajah tegang dan dingin, belakangan ini takjub dengan perubahan suasananya. Wajah Karina lebih segar, sorot matanya hidup, dan senyum itu tidak bisa disembunyikan. “Pagi, Manajer Karina!” sapa salah satu stafnya. Karina menoleh dan tersenyum ramah. “Pagi! Jangan lupa briefing jam sepuluh nanti, ya!” Ia menuju ruang kerjanya, membuka laptop, dan langsung tenggelam dalam pekerjaannya. Tangannya lincah mengetik, pandangannya tajam membaca laporan, seolah seluruh energinya telah kembali penuh. Salah satu rekan kerja sempat berbisik pelan pada rekannya, “Nona Karina sekarang ceria sekali, ya? Dulu seram sekali, apalagi saat dia sedang marah.” “Mungkin dia sedang jatuh cinta?” bisik rekannya dengan geli. Dan m

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 206 : Saling Percaya

    Siang itu, suasana kafe terlihat tenang. Juliet sedang duduk di meja sudut, memeriksa laporan pemesanan dan logistik.m mingguan. Tidak lama, pintu masuk terbuka. Seorang pria muda melangkah masuk, mengenakan setelan santai tapi juga terlihat sangat rapi. Dia menoleh ke sekeliling… hingga pandangannya jatuh pada Juliet. Juliet baru sadar ketika Daren sudah berdiri tidak jauh dari mejanya. “Selamat siang, Nona Juliet,” sapa Daren dengan senyum yang terlihat sopan. Juliet terkejut sebentar, lalu segera membalas ramah, “Oh… selamat siang. Tuan Daren, kan? Anak dari Pak Andrew?” Daren mengangguk, lalu duduk setelah dipersilakan. “Saya ke sini bukan cuma karena penasaran dengan rasa dari kopi di kafe ini… tapi juga karena ingin menyampaikan rasa terima kasih langsung. Waktu itu, saya terlalu tergesa-gesa di rumah sakit.” Juliet tersenyum tipis. “Saya hanya melakukan apa yang semestinya dilakukan, Tuan. Untung semua berj

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 205 : Wanita Malaikat

    Suasana siang itu di kafe cukup ramai. Beberapa pelanggan menikmati makan siang sambil bercengkerama bersama teman, keluarga, atau padangan sekalipun. Juliet berdiri di dekat meja bar, mengecek laporan stok sambil sesekali memperhatikan kinerja staf cafe. Hari ini dia memang sengaja datang untuk mengawasi saja, bukan untuk ikut turun langsung seperti biasanya. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara gaduh dari salah satu meja dekat jendela. “Tuan! Tuan?! Tolong...!” Seorang pelanggan pria paruh baya yang tengah makan siang tampak terhuyung lalu ambruk ke samping. Beberapa pelanggan langsung berdiri, panik. Salah satu pelayan berlari memanggil Juliet dengan terburu-buru. “Kak Juliet! Ada yang pingsan! Sepertinya serangan jantung!” Tanpa pikir panjang, Juliet segera berlari ke meja tersebut. Dia melihat pria itu sudah kesulitan bernapas, dadanya naik turun dengan sangat cepat, dan wajahnya mul

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 204 : Jalan Pilihan

    Keesokan harinya, saat Karina baru saja tiba di apartemennya sepulang kantor, ponselnya berdering. Nomor yang tidak dikenalnya muncul di layar ponselnya. Karina sempat ragu, tetapi ia akhirnya menjawab. “Karina di sini.” Suara seorang wanita terdengar dari seberang, tenang tapi terdengar tajam. “Ini Ibunya Reiner.” Karina langsung terdiam. Detak jantungnya melambat. Ia berdiri di ambang pintu ruang tamunya, bingung harus menjawab apa dan bagaimana memulai percakapan. “Aku ingin bicara sebentar, itu jika kau tidak keberatan,” lanjut wanita itu. “Iya. Silakan, Bibi...” ucap Karina pelan, sedikit ia merasa gugup. Suara di seberang justru terdengar lebih tegas. Padahal Karina makin gugup sekarang. “Aku mohon padamu dengan sangat, jangan pengaruhi Reiner lagi. Anak itu makin keras kepala, dan kau pas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status