Share

Bab 162

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-07-04 19:47:51

“Kenapa?” Rafael bingung melihat Tania yang tertegun.

Tania sampai harus menyadarkan dirinya sendiri. Ia sepertinya hidup di dunia yang berbeda dari Rafael selama ini.

“Kamu enggak suka tasnya?” tanya Rafael.

Tania langsung mendelik. Ia langsung menyampirkan tas itu di bahunya.

“Aku suka,” sahut Tania.

Senyum Tania merekah sesaat, sebelum akhirnya ia meletakkan kembali tas itu. Sekarang, tatapan Tania berbinar sempurna. Tania tak sabar untuk membuka hadiah yang berikutnya.

Seperti yang Tania kira, semua isi hadiahnya adalah barang-barang branded. Tidak hanya tas, ada juga jam tangan mewah, sepatu, pakaian, kacamata, sampai parfum.

“Ah, ini sepertinya dari teman-temanku.” Tania mendapati dua hadiah di sudut.

Dari bungkus hadiahnya saja, Tania bisa tahu jika dua hadiah itu dari Lia dan Keisha. Motif bunga tanpa pita.

“Astaga! Aku merasa melihat diriku sendiri!” Tania juga kalau membungkus kado seperti itu.

Penasaran, Tania gegas membukanya. Saat melihat hadiahnya, Tania langsu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 179

    “Ap–Apa?” Tania tergagap. Tangannya bergetar hebat. Ia langsung mengakhiri panggilan dari Fera. Jarinya menekan tombol kotak masuk. Di grup kerjanya, ada pesan yang bertumpuk. Tania melihat pesan yang paling atas. Ada gambar yang belum terunduh.‘Jangan dibuka, Tania.’ Suara hatinya memperingatkan, seolah tahu akan tersakiti. Namun, Tania abai. Ia tetap membuka gambar itu. “Aku percaya pada suamiku ….” lirih Tania. Ia berdoa keras dalam hati. Semoga semuanya hanya kebohongan. “Enggak.” Tania terduduk lemas. Sekali lihat saja ia sudah tahu jika itu adalah Rafael. Suaminya, tertidur dalam pelukan wanita lain. Air mata mengalir di pipi Tania. Ia tidak bisa menahannya sama sekali. “Padahal, aku percaya,” lirih Tania. “Kenapa? Salahku apa?” Tania tak sanggup melihatnya lagi.Handphone di tangannya terlepas begitu saja. Rangkaian janji yang diucapkan oleh Rafael menggema dalam kepala Tania. Ingatan akan kebersamaan mereka membanjir bagai air bah dalam benaknya. Napas Tania terhen

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 178

    “Kakak enggak tau,” lirih Tania. “Kakak udah panggil dia, tapi dia tetep di samping cewek itu.” Tyo menggigit bibir. Wajahnya kebingungan. Bibirnya berulang kali terbuka, lalu tertutup lagi. Terlampau ragu untuk berucap. “Kalau menurut kamu gimana? Dia lebih pilih cewek itu daripada Kakak, kan?” Tania melempar bom pada Tyo. Adiknya itu gelagapan luar biasa. Mulutnya sudah komat-kamit tidak jelas. “Kakak serius nanya ke aku?” Tyo menunjuk dirinya sendiri. “Aku belum nikah, Kak. Aku bahkan belum pernah pacaran,” bisik Tyo, pelan.Tani menunduk dalam. Ia menggeleng. Bibirnya berucap perih. “Bagus kalau begitu. Mungkin melajang juga enggak buruk,” sahut Tania. Tyo jadi serba salah. Ia menepuk lengan Tania pelan. “Coba bicara dulu sama Kak Rafael. Nanti aku temani. Kalau Kak Rafael berani nyakitin Kakak, aku bakal pukulin dia sampai bonyok.” ujar Tyo.Tania mengangkat wajah. Ia melihat Tyo yang mengacungkan tinju. Tyo tidak berbadan besar. Ia jarang berolahraga. Tubuhnya bahkan ham

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 177

    “Cepat!” Tania berseru panik. Keenan segera menyetop taksi yang melintas. Ia mengantar Tania ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit, dokter langsung memeriksa. Tania bersyukur saat dokter mengatakan jika ia dan bayinya baik-baik saja. Tania hanya mendapatkan beberapa luka gores yang tidak fatal. Luka-luka itu sudah diobati. “Kalau Ibu berniat untuk beristirahat di sini malam ini akan lebih baik,” ucap sang dokter. Tania mengangguk mengiyakan. “Terima kasih, Dokter.”Dokter berpamitan setelahnya, meninggalkan Tania berdua dengan Keenan. Suasana canggung menyergap, sampai akhirnya Tania memulai pembicaraan.“Makasih udah anterin aku.” Tania melihat Keenan yang mengernyit. Keenan tampak ragu sesaat, tapi akhirnya ia bertanya. “Yang di cafe tadi, itu suami kamu?”Tania tersentak. Ia tak ingin mengiyakan, tapi Tania tak mau berbohong. “Iya.” Tania tersenyum pahit. Itu suaminya. Yang ia kira sempurna, tapi ternyata sanggup berselingkuh juga. “Dia—”“Kamu enggak mau pulang?” Tania

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 176

    Tania mengelak keras. “Tapi ini bukan urusan romantisme. Dia itu teman saya!” Gaby mengibaskan tangannya tidak peduli. Ia melipat kedua lengan di depan dada. “Bertemannya jangan di tempat kerja, di jam kerja.”Tania akhirnya menutup mulut. Ia tidak bisa membantah apa yang Gaby katakan. Saat jam kerjanya selesai, Tania mengabari Keenan. Mereka kemudian berjanji untuk bertemu di cafe. Kebetulan sekali Rafael juga sedang ada urusan. Dika pun tak bisa mengantar Tania hari itu. “Iya, aku naik taksi. Nanti aku kabari kalau udah sampe.” Tania mengakhiri panggilan telepon dari Rafael. Ia berpamitan pada Fera dan staf resepsionis lain sebelum berjalan keluar. Di depan Grand Velora, Tania naik taksi.Di cafe, Keenan sudah menunggunya. “Tania!” Keenan melambaikan tangan dari tempat duduk yang ada di sudut. Tania langsung berjalan ke arah Keenan. Ia duduk di depan sang teman. “Kamu sudah lama? Maaf jalan agak macet tadi,” ucap Tania. Keenan menggeleng pelan. “Aku yang minta maaf. Harusnya

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 175

    “Aku punya bayi di sini!” Tania sengaja menegaskan agar Rafael tidak salah paham.Tania tak ingin Rafael merasa senang karena ia sedang dongkol. Semakin Rafael tersenyum, semakin Tania geram.“Cepat!” gerutu Tania. Rafael bergegas. Tak lama, ia sudah kembali dalam pakaian kering. Tania memicing. Ia ingin mengusir Rafael, tapi di rumah orang tuanya ini, Tania tak mungkin melakukannya. “Aku tidur di luar aja.” Rafael yang peka dengan tatapan tajam Tania, langsung beranjak. Tania berseru memanggil Rafael, tapi suaminya itu sudah terlanjur keluar. Meski enggan, Tania menyusul Rafael. Bisa jadi masalah jika keluarga Tania mendapati Rafael tidur di luar. Tania bisa diceramahi sampai kiamat. Apalagi Tania tidak akan mengucapkan alasannya. “Balik ke kamar,” ucap Tania sambil menyenggol lengan Rafael. Rafael sudah memejamkan mata, terlihat lelah. Namun, mendengar perintah dari Tania, Rafael gegas berdiri. Mereka berjalan beriringan ke kamar. Tepat setelah mereka masuk, Tania meminta Ra

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 174

    “Kenapa cemberut begitu?” Rafael baru pulang dan ia mendapati Tania sedang mengerutkan dahi. Padahal Tania sudah berusaha untuk biasa saja, tapi jengkel yang ia rasakan tak bisa Tania tahan. Dalam hati, Tania jelas tahu jika Rafael tidak melakukan kesalahan apa pun.Bukan Rafael yang merencanakan itu semua. Itu hanya orang tua Rafael yang sampai sekarang belum menerima Tania. “Apa ada masalah?” Rafael bertanya dengan tatapan menyelidik. Tania memasang wajah datar. Ia tak berniat menjawab sama sekali. Melihat respon Tania, Rafael bertanya lagi. “Apa aku melakukan kesalahan?” Saat itu, ujung hidung Tania bergetar sedetik. Namun, Rafael menyadarinya. “Salahku, ya?” Rafael mulai mengingat-ingat apa yang hari ini ia lakukan. “Aku hanya ada di kantor seharian, memeriksa dokumen. Rasanya aku enggak melakukan apa pun.” Rafael bergumam sendiri. Rafael mulai menjabarkan pada Tania apa saja yang sudah ia lakukan. Tania tak menyahut sama sekali, membuat Rafael stres sendiri. “Aku enggak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status