Share

Bab 74

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-11 22:20:27

“Aku tak peduli!” Tania berteriak keras di dalam bus.

Masa bodoh dengan semua orang yang menatapnya aneh. Ia sudah sangat kesal.

“Pria itu tidak punya otak!” Tania terus mengeluh.

Ia meremas ujung bajunya keras, berusaha menyingkirkan dongkol yang sejak tadi bersarang dalam hati.

Suara Tania berubah pelan saat melihat semakin banyak orang yang masuk ke dalam bus. Ia menunduk, terpaksa menelan kembali suaranya dalam tenggorokan.

‘Kenapa dia jahat sekali padaku?’ Tania membatin nelangsa.

Rasanya, tak pernah sekalipun Tania berbuat jahat pada Gilang. Semua berawal dari pria itu. Selalu, dan terus saja Gilang yang mencari masalah duluan.

“Dia keterlaluan ….” Suara Tania berubah lirih.

Tania mungkin akan lebih berlapang dada jika Gilang hanya menyakiti dirinya, tapi mantan gila itu membawa nama Grand Velora dalam bahaya juga.

Apa jadinya kalau Romi dan Rafael tidak datang tepat waktu? Kalau tamu tadi menggila bagaimana?

Kalau reputasi Grand Velora sampai hancur, apa Gilang mau berta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 81

    “Aku sedang lelah,” ucap Tania saat merebahkan diri di atas ranjang di dalam kamarnya.Ia baru selesai makan malam, tapi sudah mengantuk. Semua hal tentang manajer baru, juga gosip tentang perceraian Romi membuat Grand Velora heboh. Sepertinya belakangan ini, selalu ada berita besar di Grand Velora. Bzzzt.Handphone Tania bergetar. Nama kontak pacar tertera di layar. “Aku sedang tidak ingin bicara.” Tania mengeluh sendiri. Ia tidak membalas pesan Rafael, tapi pria itu malah meneleponnya. Getaran handphone Tania berhenti kemudian. Ia melihat ada sebuah pesan masuk setelahnya.Pacar: Aku di depan rumahmu. Apa aku boleh masuk?“Apa?!” Tania meloncat dari ranjang. Ia lupa dengan dirinya yang sedang memakai pakaian rumahan. Tania berlari keluar kamar, hanya dengan menggunakan kaos polos dan celana pendek. “Tania, kamu mau ke mana?!” Anggi bertanya saat melihat Tania membuka pintu rumah. Tania yang sedang terburu-buru, membuat alasan asal. “Mau ke warung sebentar!”Di depan rumah, T

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 80

    “Kami mendengar berita tentangmu,” ucap Lia dan Keisha bersamaan. Dua teman Tania itu menyeretnya ke kantin keesokan harinya, setelah foto-foto Gilang tersebar. “Gilang akhirnya dipecat?” Keisha bertanya penasaran. Tania mengangguk pelan. Ia masih ingat drama yang terjadi kemarin. Bagian saat Rafael mengamuk, juga dirinya yang menangis tanpa malu.Setelah kejadian di ruangan Romi, Tania melarikan diri ke toilet. Ia terus menghindari Rafael sampai sekarang. “Katanya ada foto-foto Gilang, tapi aku enggak sempat lihat.” Keisha terlihat kecewa. Lia pun sama. Mereka berdua mengangguk murung. “Aku juga cuma lihat sekilas,” sahut Tania. Foto yang tersebar itu ternyata tidak sampai ke semua orang. Para manajer langsung bertindak, menghapus semuanya. “Kita dapat peringatan. Pegawai yang masih simpan fotonya dan juga nyebarin, bakal dapat sanksi.” Lia menjelaskan. ‘Pantas saja, hari ini keadaan tenang. Ternyata semua sudah diatasi.’ Tania membatin dalam hati.“Iya, kemarin ribut banget

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 79

    “Aku?” Tania menunjuk dirinya sendiri.Staf housekeeping itu mengangguk. Tidak ada keraguan sama sekali di wajahnya. “Aku tidak naik jabatan karena dia!” Tania berseru muak. ‘Kenapa sih orang-orang terus menuduhnya macam-macam?!’ Tania menggeleng tidak terima. Ia tidak naik jabatan karena orang dalam. Setidaknya, itu yang Rachel dan Romi katakan padanya. “Pak Direktur!” Tania memanggil Rafael yang memang sedang duduk di sampingnya.“Apa saya menjadi resepsionis karena bantuan orang lain?” tanya Tania tanpa ragu. Agar semuanya jelas, Tania langsung meminta jawaban dari Rafael. Rafael adalah atasan mereka semua di sini. Posisinya yang paling tinggi. “Tidak,” jawab Rafael singkat. “Kamu bisa sampai di posisimu sekarang karena pelayananmu diakui oleh tamu.”Romi menengahi. Ia akan merasa sangat tidak berguna jika membiarkan Rafael yang menyelesaikan masalah ini. “Kalian harusnya tahu, jika tidak ada kecurangan seperti itu di dalam Grand Velora.” Romi menegaskan. “Performa adalah h

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 78

    “Urus dia!” Rafael memberi perintah pada Romi dan Dika. Sementara ia sendiri sibuk membantu Tania.Tania menerima uluran tangan Rafael. Ia mencoba mengatur napas, menghilangkan keterkejutan yang sebelum ini menerpa. “Kamu tidak apa-apa?” Rafael bertanya sambil memeriksa wajah Tania. Pria itu mengecek kepala, lengan, dan badan Tania dengan seksama. Rafael baru puas setelah memastikan jika Tania baik-baik saja. “Pipimu pasti sakit.” Rafael meraba pipi Tania pelan. Tania meringis tanpa suara. Ia tidak mau mengaduh atau mengeluh, agar Rafael tidak kembali murka. “Tidak terlalu,” jawab Tania, berbohong. Rafael menggeram kesal. Ia berteriak keras, meminta dibawakan kotak P3K. Romi bergerak cepat. Ia mengambil kotak yang ada di sudut meja, lalu gegas menyerahkannya pada Rafael.“Apa lukanya parah, Pak Direktur?” Romi bertanya khawatir. Pria itu merasa bersalah karena tidak bisa bertindak lebih cepat, sampai-sampai Rafael harus turun tangan sendiri. “Saya tidak apa-apa, Pak,” jawab T

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 77

    “Memangnya apa yang saya lakukan?” Gilang terus saja berpura-pura.Tania menggeram kesal. Ia sedang menahan diri untuk tidak meninju wajah Gilang yang tepat berada di depannya. “Kenapa kamu berteriak pada saya, Tania?” Gilang menegur dengan ekspresi sok berwibawa. “Saya kan manajermu,” sambung Gilang kemudian. Tania jadi tak bisa berkata-kata. Ingin dia mengeluarkan semua keluhan, tapi ternyata suaranya disela oleh panggilan Romi. “Ada apa?” Romi bertanya pada Tania. Inginnya Tania berpura-pura tidak ada masalah, tapi wajahnya yang muak sudah dilihat jelas oleh Romi. “Apa terjadi sesuatu?” Romi bertanya lagi, tapi Tania tidak menjawab. Gilang yang mewakili seperti biasa. Ia berdiri di depan Tania, berusaha bermulut manis di depan Romi. “Saya hanya sedang mengajari bawahan saya, Pak. Dia agak sulit diajari,” jawab Gilang penuh percaya diri. Tania melengos keras. Gilang pasti sedang membicarakan dirinya sendiri, bukan Tania.Ia dengan sengaja tidak mau mengiyakan ucapan Gilang.

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 76

    “Aku tidak ingin makan.” Tania menghela keras. Ia sangat terpaksa duduk di ruang VIP sebuah restoran. Rafael sendiri pura-pura tidak melihat keruhnya wajah Tania. Pria itu tetap memesan makanan, lalu memaksa Tania menyantapnya. “Aku tidak punya banyak waktu.” Rafael menunjuk piring Tania yang masih belum tersentuh. Tania mendengus kesal. Kalau tidak ada waktu, kenapa menemuinya coba?!“Setelah ini, kamu istirahat saja di rumah,” sambung Rafael. Ucapan Rafael membuat Tania memicing curiga. Apa-apaan perintahnya itu? Apa Rafael sedang mencoba perhatian padanya?“Tadi … memangnya apa yang terjadi?” tanya Rafael hati-hati. Tania jadi yakin jika Rafael sedang berusaha menghiburnya. Lihat saja sekarang. Rafael sedang bertanya apa yang terjadi di Grand Velora sebelum ini. “Tidak ada,” jawab Tania tenang. “Cuma sedikit masalah. Aku bisa mengurusnya sendiri.”Bukannya sombong, Tania hanya tak ingin merepotkan Rafael. “Tapi terima kasih untuk bantuanmu tadi, aku sangat tertolong.” Tania

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 75

    “Dua,” sahut Tania pasrah. Lebih baik Tania mengakui dua pasang sepatu yang ia sukai, daripada Rafael membeli semuanya. Meski Tania tidak yakin pria itu serius atau hanya bercanda. Tak ada salahnya berjaga-jaga. “Aku cuma mau dua ini!” Tania mengangkat dua pasang sepatu. Satu pasang sepatu ankle strap berwarna hitam yang memang sudah ia pilih, dan satu lagi pointed heels berwarna silver yang juga ia sukai. Rafael hanya mengangkat bahu. Ia berjalan menuju ke kasir seolah meminta Tania mengikuti. “Cepat letakkan,” ucap Rafael dengan tangan yang sudah mengeluarkan kartu untuk pembayaran. Tania tidak ingin dibayari, tapi Rafael sudah menatapnya tajam.“Jangan membuatku malu dengan membiarkanmu membayar, Tania.” Rafael mengingatkan Tania akan statusnya. Bukan hanya status pasangan kekasih mereka, tapi juga tentang statusnya sebagai direktur. Dua pasang sepatu itu tidak seberapa. “Iya!” Tania menyerahkan sepatu-sepatu di tangannya. Ia membiarkan Rafael membayar semuanya. Mereka ke

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 74

    “Aku tak peduli!” Tania berteriak keras di dalam bus. Masa bodoh dengan semua orang yang menatapnya aneh. Ia sudah sangat kesal. “Pria itu tidak punya otak!” Tania terus mengeluh.Ia meremas ujung bajunya keras, berusaha menyingkirkan dongkol yang sejak tadi bersarang dalam hati.Suara Tania berubah pelan saat melihat semakin banyak orang yang masuk ke dalam bus. Ia menunduk, terpaksa menelan kembali suaranya dalam tenggorokan.‘Kenapa dia jahat sekali padaku?’ Tania membatin nelangsa. Rasanya, tak pernah sekalipun Tania berbuat jahat pada Gilang. Semua berawal dari pria itu. Selalu, dan terus saja Gilang yang mencari masalah duluan. “Dia keterlaluan ….” Suara Tania berubah lirih. Tania mungkin akan lebih berlapang dada jika Gilang hanya menyakiti dirinya, tapi mantan gila itu membawa nama Grand Velora dalam bahaya juga. Apa jadinya kalau Romi dan Rafael tidak datang tepat waktu? Kalau tamu tadi menggila bagaimana? Kalau reputasi Grand Velora sampai hancur, apa Gilang mau berta

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 73

    “Berapa lama lagi saya harus menunggu?!” Seorang wanita bergaya sosialita dengan baju mewah mengeluh di depan Tania. Wanita itu menatap sinis, membuat Tania mempercepat usahanya. “Waktu saya jadi terbuang percuma!” Wanita itu terus mengomel. Tania mencoba menenangkan. Ia tidak bisa terlihat panik meski rasanya ingin menangis saja. Fera dan Tasya juga tak berniat membantunya. Mereka tak mau terkena masalah. Apalagi terakhir kali, Gilang sudah memberikan peringatan. Gilang, sebagai manajer, hanya melihat dari belakang. Ia malah menikmati momen itu tanpa melakukan apa pun. “Sebentar, Bu.” Tania memohon dengan nada memelas. Ia berusaha sebisa mungkin agar tidak terpancing emosi, tapi wanita di depannya terus berteriak. Teriakan wanita itu sangat keras, membuat tamu lain yang sedang check in ikut terganggu. Beberapa bahkan sudah melihat ke arah mereka dengan wajah penasaran. “Ada apa?” Romi muncul di belakang Tania. Tania menoleh, memandang Romi dengan alis tertaut putus as

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status