Share

7

Semua teman-teman Mona sudah pulang, gadis itu langsung mengerjakan pekerjaan rumah. Menyiapkan makan malam, lalu masuk ke kamar Arka untuk membersihkan tempat tersebut. Dengan cekatan Mona merapikan seluruhnya. Mengembuskan napas lelah, lekas mandi karena Mona akan istirahat. Tubuh sangat letih akibat belajar kelompok dan membersihkan kediaman Arka.

"Tidur sebentar aja deh," kata Mona setelah membersihkan diri, membiarkan tubuhnya hanya berbalut handuk.

Arka menggeramkan marah saat sampai rumah Mona tidak membukakan pintu. Dengan rasa kesal yang mengganjal, Arka melangkah ke mobil untuk mengambil kunci cadangan. Saat memasuki kamar, ia baru teringat bahwa adik iparnya tadi mengerjakan tugas kelompok di sini. Dia langsung melihat CCTV lalu menggeram kesal saat melihat Mona selalu bergenggaman tangan bersama salah satu laki-laki.

"Gadis ini harus diberi hukuman agar tau posisinya," seru Arka lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sehabis membersihkan diri, Arka langsung memakai pakaian santai. Melangkah dengan pasti ke bilik Mona, ia langsung membuka pintu dan disuguhkan pemandangan yang mengundang gelora yang beberapa hari ini dia tahan. Lelaki tersebut mendekat dan mengusap bibir ranum adik ipar, perlahan wajah Arka mendekat menyatukan kedua benda kenyal melumat dengan kasar.

Mona terusik oleh kegiatan Arka, perlahan mata lentik itu terbuka dan langsung membulat. Saat mengetahui kakak ipar tengah menindih, sambil menyelipkan tangan ke gunung kembar miliknya. Mona berusaha memberontak tetapi tenaga kalah kuat dengan Arka, gadis tersebut hanya bisa terisak karena dilecehkan.

"Berisik!" geram Arka lalu melepaskan pertemuan benda kenyal itu, ia lekas mengusap bibir dan menatap tajam Mona.

"Ini hukuman untukmu, karena sudah berdekatan dengan laki-laki. Ingatlah, kamu adalah pengganti istriku jadi jangan macam-macam!" gertak laki-laki itu lalu melangkah meninggalkan Mona yang terisak tetapi berhenti di pintu berbicara tanpa menoleh.

"Cepat turun! Atau kamu mau Mas berbuat lebih," ucap Arka melangkah keluar menuju dapur yang ada meja makan.

Arka menunggu lima belas menit lalu Mona keluar dengan mata sembab. Lelaki itu hanya melirik sekilas lalu fokus ke ponsel sambil mengunyah makanan. Arka memandang Mona yang masih terdiam di kursi tanpa menyentuh hidangan.

"Siapkan aku kopi! Cepat!" perintah Arka dengan tegas, Mona tersentak lalu melakukan bangkit dengan lesu untuk menyeduh kopi.

"Ini Mas," kata Mona dengan lesu, lalu mengambil hidangan untuk dimakan, selera Mona hilang saat mengingat kejadian tadi.

"Masss, aku ingin berbicara," ucap Mona pelan membuat Arka mendongak sebentar lalu menunduk lagi fokus makan.

"Nanti, jika sudah makan malam," sahut Arka tak peduli dibalas anggukan Mona.

"Aku bisa melakukan pekerjaan rumah tangga, tapi tidak untuk melayani di ranjang," batin Mona berseru saat mengingat Dinda membuat ia jadi tumbal oleh keegoisan sang kakak.

Sehabis makan malam, Arka bangkit meraih secangkir kopi lalu melangkah ke ruang tamu. Mona masih melahap makanannya, ia akan ke Arka saat selesai mengisi perut. Berdiri dari kursi dan mendekat pada kakak ipar, gelisah menyerang membuat Mona meremas pakaian bahkan sampai berkeringat di dahi.

"Mau apa gadis ini," batin Arka berseru tetapi tidak memperdulikan Mona, pria itu fokus mengetik keybroad di laptop. Menikmati secangkir kopi yang terasa pas di lidah.

"Ma-masss, aku tidak mau melayanimu di ranjang, cukup hanya pelecehan yang tadi saja," ujar Mona dengan nada cepat setelah tergagap tadi, membuat Arka menoleh dan menatap tajam wajahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status