Home / Romansa / Malam Pertama dengan Dosenku / 12. Hilangnya Buku Nikah

Share

12. Hilangnya Buku Nikah

Author: Nia Kannia
last update Last Updated: 2025-03-29 14:22:34

"Mas Kai mau cari siapa? Mereka? Mereka ... siapa yang Mas Kai maksud?" Kinan mengerutkan dahi.

Aku gelagapan. Apa yang harus kulakukan? Aku memang cukup kecewa dengan kebohongan yang dia buat bertahun-tahun. Namun, aku belum siap melihatnya terluka.

"Hmm, bukan Apa-apa. Cuma ... cuma mahasiswa." Apa aku terlihat gugup?

Mata Kinan menatap seperti menyelidik. "Mahasiswa?"

Aku mengangguk tanpa suara, tak ingin salah bicara. Kemudian beranjak meninggalkannya untuk mengganti pakaian salat yang masih kukenakan.

"Mas." Ternyata dia membuntutiku.

Aku melirik dengan ujung mata. Tetap bergeming dalam mode dingin yang masih belum bisa kuperbaiki saat berhadapan dengan Kinan.

"Apa begitu sulit untuk memaafkanku? Kita udah cukup lama kayak gini, Mas," protes Kinan, "kita udah kayak orang lain di rumah dan kamar yang sama, Mas."

Aku menoleh, berhadapan dengan dirinya. Menatap dia dengan tatapan ... mungkin jenuh. Ya, jenuh.

"Gimana aku bisa maafin kamu sementara kamu nggak benar-benar ikhla
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Keisha Hery
kenapa sih sekarang gak bisa nonton iklan sebel.dech...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Pertanyaan Rendra

    Di meja makan, suasana tampak normal. Rayyan duduk di sebelah Lysandra, dengan Azzam dan Rahma di seberangnya. Obrolan ringan mengisi meja makan—tentang cucu tetangga, kabar sepupu di luar kota, hingga sayur asem buatan Rahma yang katanya makin enak. Rayyan menilai, ada saja cara papa mertuanya memuji sang istri.Ngomong-ngomong sebenarnya mereka belum mulai makan, karena masih ada yang ditunggu. Namun, Azzam sudah mencicipi sayur asam buatan istrinya. “Ini sambelnya buatan Mama dari tampilannya pasti enak banget, ga sabar pengin nyicipnya," ucap Rayyan sambil menatap sambal matah di hadapannya. "Tapi maaf nih, Ma, kayaknya sambel buatan Ly tetap masih nomor satu,” lanjut Rayyan, mencoba mencairkan suasana, kemudian melirik istrinya.Lysandra hanya menunduk sambil menyeruput air putih. Namun, ia tidak pergi. Tidak diam total. Ia tetap menanggapi, walau sekadarnya. Itu sudah cukup untuk menumbuhkan secuil harapan dalam hati Rayyan."Laki-laki di mana pun sama aja. Kalau muji pasti ada

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Selai Sarikaya dengan Gula-gula Cinta

    "Oya, tadi pas di parkiran aku mau pulang ke sini, Aira datang lagi." Akhirnya Rayyan memilih jujur.Lysandra merasa jantungnya berdetak lebih kencang. "Aku bahkan gak habis pikir, gimana dulu aku bisa jatuh cinta pada manusia selicik dia?" Rayyan menambahi."Dia ngancam mau nyebarin ke sosmed foto colongan waktu aku dalam pengaruh obat tidur yang dia kasih. Siapa pun yang lihat pasti akan berpikir negatif." Rayyan mulai bercerita. Ada nada kepasrahan di sana. "Aku gak peduli dengan pemikiran orang lain, Ly. Yang paling aku takutkan adalah kamu. Aku takut aku kehilangan kepercayaanmu." Rayyan mengeratkan pelukannya. Detik berikutnya, Rayyan merasakan tangan Lysandra menarik kemeja bagian belakangnya. Namun, itu hanya beberapa detik. Karena setelah itu Lysandra terkesan buru-buru melepas.***Suara spatula beradu dengan panci terdengar dari dapur. Ternyata Azzam tengah sibuk di dapur. Azzam terlihat sedang mengaduk sesuatu di panci."Ternyata Papa demen di dapur juga?" celetuk Rayya

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Memilih Jujur

    Aira menyandarkan punggung. “Ray, kamu pikir aku muncul cuma karena pengin balikan sama kamu? Aku juga mau buktikan sama kamu, kalau aku bisa lakukan apa pun. Kalau aku gak bisa memiliki kamu, maka tidak akan ada satu wanita pun bisa memilikimu, Ray."Rayyan menggertakkan gigi. “Katakan, Kamu mau apa, Ai? Kamu mau uang? Atau posisi seperti apa?""Kamu pikir aku matre, Ray? Kapan aku pernah menilai sesuatu dengan uang?"Aira menoleh pelan. “Aku mau kamu belajar kehilangan. Karena selama ini, aku yang selalu kehilangan.”Rayyan menatap Aira dengan amarah membuncah. Tapi matanya juga penuh kecemasan. Ia tahu, satu langkah salah dari Aira bisa menghancurkan semuanya. Termasuk kepercayaan Lysandra—yang bahkan belum kembali pulih seutuhnya.Aira kembali menyimpan ponselnya. Lalu membenahi rambut dan kacamata.“Aku gak akan unggah hari ini. Tapi siapa tahu... besok aku lagi iseng.” Ia membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Namun sebelum menutup pintu, ia menoleh lagi.“Oh ya, salam buat i

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Wanita Tanpa Harga Diri

    Pesan Tak BerbalasMalam beranjak dini hari. Ponsel Rayyan bergetar. Telepon dari nama kontak 'Mas Bima'.“Pak Rayyan, saya dan tim sudah cek backup sistem CCTV rumah itu. Termasuk juga cctv mini market dekat jalan tempat Pak Ray hampir menabrak Aira."Rayyan langsung berdiri. “Gimana?”“Untuk cctv di rumah itu, ada satu file dihapus, file yang hilang adalah rekaman pada tanggal malam Pak Ray terjebak di sana. Tapi kami berhasil restore. Kami gak bisa kirim lewat email. Tapi Bapak harus lihat sendiri.”Rayyan mengepalkan tangan. “Saya datang ke kantor pagi-pagi.”“Pak Ray…”“Iya?”“File ini … harus Bapak lihat langsung sekarang.”Rayyan mengangguk meski tahu Mas Bima tak bisa melihatnya. Ia memindahakan sambungan ke telepon video dengan dada berdegup kencang.Kamera berpindah ke layar laptop teknisi.Dalam video yang masih dipause, tampak Aira keluar dari dapur dengan membawa secangkir teh. Sesampai di ruang tamu, Aira berhenti. Dari saku bajunya, ia menarik sesuatu—tak terlihat jelas

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Pulang

    Apakah Lysandra kini benar-benar pergi meninggalkannya?Rayyan kembali lagi ke ruang tengah. Ia terduduk lemas di sana. Pandangannya kini tertuju pada meja makan. Di mana setiap pagi mereka membangun interaksi manis.Rayyan kemudian memandangi foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding. Meski ekspresi merekan terlalu kaku di foto itu. Namun, itu cukup manis jika dibandingkan dengan keadaan hubungan mereka sekarang.Lysandra benar-benar pergi. Rayyan tak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya setelah ini.Pria itu meremas rambutnya, duduk di sofa tanpa suara. Kepalanya tertunduk. Tangannya gemetar. Semua terasa seperti mimpi buruk yang diputar ulang, tetapi kali ini tanpa jeda.Alya datang dari lantai atas. Membawa kembali nampan yang tadi dia bawa ke kamar Rayyan. Nampan itu berisi sop daging ia buat khusus untuk putranya itu. Wanita itu memang masih kesal pada putranya. Namun, ia tahu betul rasa kesalnya take lebih besar daripada rasa sesal dan hancur yang Rayyan rasakan. P

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Pergi?

    Rayyan menggeliat pelan. Kepalanya terasa berat. Saat mulai membuka mata, pandangannya terasa buram.Ternyata Ia baru saja tertidur sejenak setelah beberapa jam duduk mematung di depan pintu kamarnya yang tertutup—menunggu pintu terbuka atau suara dari dalam menjawab panggilannya.Harapannya sedikit dikabulkan, pintu itu terbuka. Rayyan refleks bangkit. Meski tubuhnya sedikit Terhuyung, ia berdiri tegak saat melihat Lysandra berdiri di depan pintu. Satu koper besar di samping kaki Lysandra, membuat Rayyan mengerutkan dahi. Hatinya juga serasa dicubit.Lysandra menatap sekilas pria yang berstatus suaminya itu. Terlihat kacau. Rambut berantakan, muka kusut dan kusam, kelopak mata samar menghitam dengan lengkap dengan kantungnya. Sorot matanya juga layu. Sama kacaunya dengan hati Lysandra sekarang. “Sayang.” Rayyan mendekat. “Mau ke mana?” tanyanya panik. Sebenarnya tak perlu ditanya, dengan tampilan seperti itu sudah pasti Lysandra akan pergi.Lysandra menatapnya dingin. Mata yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status