Share

Bab 251

Author: Viona
Kaisar merasakan sakit yang teramat dalam di hatinya.

Dia mengucapkan kata-kata itu padanya untuk membuat Lyra kehilangan kendali.

Namun, meskipun Kaisar berhasil membuatnya kehilangan kendali, dia tidak kehilangan kendali untuknya.

Dia sangat tertekan dan mengancamnya dengan lembut namun tegas, "Mario adalah jenderal yang langka dan berbakat. Selama kau benar-benar meninggalkannya, aku nggak akan menyentuhnya sama sekali. Aku akan memberinya hadiah atas jasanya dan mempromosikannya ke posisi yang lebih tinggi. Tapi kalau kau bersikeras dan mengabaikan kata-kataku, jangan salahkan aku karena bersikap kejam."

Dia mengulurkan tangan untuk menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Gerakannya lembut, tetapi nadanya dingin, "Aku menghargai bakat, tapi aku juga nggak kekurangan orang berbakat seperti dia. Kau mengerti?"

Lyra menangis dalam diam, kukunya mencengkeram telapak tangannya sendiri, rasa sakit yang tajam itu tak mampu mengimbangi kepahitan yang mengalir dari mulutnya.

Dia memeja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 252

    Lyra juga merasa bahwa keinginan Pangeran Andre untuk makan kue tidak sesederhana kelihatannya.Dia menduga Pangeran Andre mungkin mencoba menyampaikan beberapa informasi kepada Rania melalui kue tersebut, mungkin kue itu adalah semacam kode di antara mereka.Atau mungkin dia menggunakannya sebagai alasan untuk membuatnya kembali mengunjunginya lagi, demi bisa mendapatkan informasi dari luar melalui dirinya. Atau setidaknya bisa menemaninya mengobrol agar tidak bosan.Dia telah menanggung penderitaan itu selama lima tahun sendirian, setelah akhirnya memiliki penghubung dengan dunia luar, jadi wajar saja kalau dia akan melakukan segala cara untuk mempertahankannya.Jika Lyra benar-benar mengirimkan kue tersebut, dia pasti akan menemukan alasan lain untuk membuatnya kembali lagi.Lyra merasa bahwa pria itu sebenarnya cukup pintar, tetapi Kaisar jauh lebih pintar, karena langsung bisa menangkap niatnya yang tersembunyi.Wajar jika dia kalah dari Kaisar.Kaisar tumbuh dalam kondisi yang sa

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 251

    Kaisar merasakan sakit yang teramat dalam di hatinya.Dia mengucapkan kata-kata itu padanya untuk membuat Lyra kehilangan kendali.Namun, meskipun Kaisar berhasil membuatnya kehilangan kendali, dia tidak kehilangan kendali untuknya.Dia sangat tertekan dan mengancamnya dengan lembut namun tegas, "Mario adalah jenderal yang langka dan berbakat. Selama kau benar-benar meninggalkannya, aku nggak akan menyentuhnya sama sekali. Aku akan memberinya hadiah atas jasanya dan mempromosikannya ke posisi yang lebih tinggi. Tapi kalau kau bersikeras dan mengabaikan kata-kataku, jangan salahkan aku karena bersikap kejam."Dia mengulurkan tangan untuk menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Gerakannya lembut, tetapi nadanya dingin, "Aku menghargai bakat, tapi aku juga nggak kekurangan orang berbakat seperti dia. Kau mengerti?"Lyra menangis dalam diam, kukunya mencengkeram telapak tangannya sendiri, rasa sakit yang tajam itu tak mampu mengimbangi kepahitan yang mengalir dari mulutnya.Dia memeja

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 250

    Entah sudah berapa lama badai dahsyat itu akhirnya mereda.Kaisar menarik selimut menutupi mereka berdua, tetapi dia tetap menolak untuk menjauh dari sisinya.Lyra merasakan sakit yang luar biasa, setiap tarikan napasnya terdengar menyakitkan.Dia ingin memintanya pergi, tetapi ketika membuka mulut, suaranya serak, seolah-olah dia telah menelan segenggam pasir kasar."Kau mau bilang apa?" Dada Kaisar masih berdebar kencang, suaranya berat dan serak, tak jauh lebih baik darinya.Lyra sangat membencinya hingga hatinya berdarah, tetapi karena tak sanggup menahan rasa sakit, dia harus berbicara dengan susah payah, "Keluar...""Ke mana?" tanya Kaisar penuh arti. "Di luar sangat dingin, kau ingin aku pergi ke mana?"Lyra yang dipenuhi rasa malu dan marah, melangkah mundur.Kaisar menahannya, mencegahnya melarikan diri, dan berkata dengan kasar, "Mohonlah padaku."Lyra menolak untuk memohon padanya, Kaisar lalu berkata, "Kau nggak mau memohon, kan? Aku masih bisa...""Kumohon!" Wajah Lyra mem

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 249

    Dia memejamkan mata, setetes air mata jatuh dari sudut matanya.Deru napas berat dan marah pria itu terngiang di telinganya, tetapi dia seolah mendengar deru badai salju di perbatasan.Mario mungkin sedang bertempur berdarah-darah di tengah badai salju di perbatasan, sementara dia dipenjara oleh Kaisar, bahkan memikirkannya pun terasa seperti tindakan berdosa.Kaisar mengabaikan air mata itu, dan kata-katanya bagaikan pisau tajam yang menggores tulang-tulangnya, setiap goresan membuatnya gemetar kesakitan."Aku tahu kau masih merindukan Mario. Dia sudah lama pergi, apa kau nggak ingin tahu bagaimana kabarnya sekarang?""Kau nggak bisa bertemu Roni sekarang, jadi siapa lagi yang bisa memberitahumu tentang Mario selain aku? ""Kalau kau tahu diri, aku mungkin bisa memberitahumu sedikit. Tapi, kalau kau nggak patuh, aku akan memastikan kau nggak akan pernah mendengar sepatah kata pun tentangnya lagi seumur hidupmu!"Lyra diliputi rasa sakit dan kebencian. Dia tiba-tiba membuka matanya dan

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 248

    Lyra menatap mata Kaisar yang gelap gulita, dan menganggap pertanyaannya sangat konyol.Dia tidak menyukainya, dan keterikatan antara Kaisar, Pangeran Andre, dan Rania tidak ada hubungannya dengan dirinya, jadi mengapa dia harus cemburu?Jika bisa, dia berharap Kaisar akan merebut Rania, membawanya ke istananya, dan menjadikannya selir kesayangan sejak saat itu.Dengan begitu, dia akan bebas."Katakan!" Kaisar yang tak mendapat jawaban, terus menekannya ke bawah, wajahnya condong ke arahnya.Lyra memiringkan wajahnya, berusaha menghindari sentuhannya, dan berkata dengan napas tersengal-sengal, "Masalah antara Kaisar dan kakakku nggak ada hubungannya denganku. Hamba nggak punya alasan untuk cemburu.""Bukan urusanmu?" Kaisar tidak puas dengan jawaban itu, alisnya berkerut. "Kau itu selirku, dan aku suamimu. Bagaimana mungkin ini nggak ada hubungannya denganmu?"Lyra secara naluriah menolak sebutan suami.Meskipun dia sudah dipaksa masuk ke istana Kaisar, dia tak pernah menganggapnya seb

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 247

    Tetapi, dia tak akan pernah mengakuinya di depan Kaisar."Yang Mulia, Anda terlalu khawatir," katanya, berusaha menjaga suaranya tetap tenang. "Hamba hanya memenuhi keinginan Putri Rania atas perintah Anda. Hamba nggak punya motif lain. Meskipun Pangeran Andre tampak baik hati, hamba rasa dia nggak cocok untuk menduduki tahta. Memerintah negara membutuhkan seseorang seperti Yang Mulia.""Orang macam apa aku ini?" Kaisar menyipitkan matanya. "Apa kau mencoba mengatakan bahwa aku ini lebih kejam, lebih dingin, dan lebih tak berperasaan daripada dia, kan?""Nggak, bukan itu maksud hamba.""Lalu apa maksudmu?" Kaisar tiba-tiba meledak, memegang dagunya lagi. "Kau baru saja bertemu Pangeran Andre sekali, dan kau pikir dia baik, bahkan lebih baik dariku, kan?""Sejak kecil, semua orang bilang dia lebih baik dariku, dan sekarang, kau pun berpikir begitu.""Apa kelebihannya? Apa kebaikannya? Apa kau tahu sudah berapa banyak orang yang telah mati di tangannya? Apa kau tahu bagaimana dia memperl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status