Share

5. MENGHINDAR

“Mbak, boleh tolong pijat tengkuk leherku sebentar?” pinta Nada pada asisten rumah tangganya.

“Boleh, Nada.”

Dengan sigap Ratna menghampiri Nada dan segera memijit pelan tengkuknya. Kini mereka sudah sampai di Amerika dan sedang berada di apartemennya.

“Mau Mbak belikan obat? Sepertinya kamu masuk angin, Nada.”

Dengan cepat gadis itu menggeleng, “Tidak usah, Mbak. Dipijat sebentar sama dibalur dengan minyak hangat pasti sembuh,” jawabnya.

Ratna mengangguk, walau dalam hati dia merasa sedikit ada yang aneh dari Nada.

Sejak di pesawat Nada memang sering bolak-balik ke toilet. Ratna perhatikan gadis itu sepertinya sedang tidak merasa nyaman dengan perutnya. Namun, jauh dari sebelum itu, beberapa kali Ratna pernah mendengar kalau Nada sering sekali muntah di kamar mandinya.

“Nad, kamu tidak melakukan hal aneh dengan Nicko, kan?”

Tiba-tiba saja Ratna bertanya hal demikian. Instingnya sebagai perempuan begitu kuat.

Nada menoleh sedikit ke arah belakang.

“Hal aneh apa maksud, Mbak?”

Dengan jari yang masih memijit tengkuk dan bahu Nada, Ratna menjilat bibirnya yang kering.

“Kamu sudah dewasa, Nada. Bisa saja hubunganmu dan Nicko itu melewati batas.”

Nada langsung membalikkan badan dan menatap pada Ratna.

“Apaan, sih, Mbak? Nicko bukan laki-laki seperti itu. Kami tidak melakukan apa pun,” sewot Nada.

“Maaf.” Ratna buru-buru meminta maaf pada Nada, “Mbak cuman khawatir saja. Kalau memang kalian tidak melakukan hal aneh, Mbak merasa tenang,” terangnya.

“Mbak jangan seenaknya menilai Nicko, ya. Dia bukan laki-laki seperti itu.” Emosi Nada kini mulai memanas, “ah, sudahlah aku mau istirahat. Mbak bisa istirahat di kamar sebelah.”

Nada secara tidak langsung mengusir ART-nya. Perasaannya mendadak sensitif tatkala diberikan pertanyaan seperti itu.

Saat Nada sedang sendirian di kamar. Pikirannya berkelana, dia tidak henti-hentinya mengusap perutnya yang rata itu.

Sudah tiga hari Nada tinggal di negeri paman sam. Dia masih disibukkan dengan mempersiapkan diri untuk studi berikutnya.

“Huek.”

Nada seketika memuntahkan sarapan pagi buatan Ratna. Perutnya benar-benar merasa tidak enak, saat diisi makan.

“Nada, pakai ini.”

Ratna memberikan sebuah benda yang berbentuk panjang pada Nada.

“Mbak tunggu hasilnya,” imbuh perempuan berumur 32 tahun itu.

Mata Nada menatap Ratna dengan tatapan kesal.

“Maksud Mbak apa?” serang Nada. Dia langsung menepis tangan Ratna yang ada di hadapannya.

Ratna berdecak, lalu dia meraih tangan Nada. Segera ia berikan sebuah alat tes kehamilan yang kemarin baru saja dia beli.

“Pakai ini sekarang juga. Kalau memang tidak terjadi apa-apa, seharusnya kamu tidak perlu takut.”

Nada bergeming dengan mata yang berkaca. Kedua matanya masih terasa perih, akibat dirinya baru saja muntah.

“Cepat. Mbak janji apa pun hasilnya tidak akan berbuat apa pun.”

Ratna mendorong Nada masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian menutup rapat pintu tersebut.

Setiap hari, Ratna dihantui perasaan yang aneh. Dia merasa tidak tenang dengan kondisi Nada yang selalu saja mual dan muntah setiap harinya. Belum lagi Nada terlihat sangat lesu dan lemas.

Sementara itu, di dalam toilet, Nada masih mematung dengan benda berbentuk lonjong di tangannya. Bola mata cokelatnya itu menatap nanar benda tersebut.

“Bagaimana ini?” batinnya gusar.

Entah sudah berapa kali Nada menjilat terus bibirnya. Bahkan sekarang kakinya terus mengetuk lantai.

“Nada, sudah keluar hasilnya?” tanya Ratna dari luar sana.

“Hah?” Nada terkesiap, lalu melihat ke arah pintu. Jantungnya kini berdetak dengan cepat.

“Be-belum, Mbak.”

Sikap Nada yang tadi ketus berubah menjadi gugup. Akhirnya tak memiliki pilihan lain, Nada pun segera melakukan tes kehamilan. Kemudian setelah selesai, dia pun keluar dari kamar mandi.

“Mana hasilnya,” pinta Ratna

Dengan wajah yang ragu dan penuh rasa bersalah, Nada memberikan alat tersebut pada Ratna. Dia memejamkan matanya dalam, sambil mengatur napas. Nada sudah tahu betul hasilnya akan seperti apa, karena sebelumnya Nada pun pernah melakukan hal serupa saat masih di rumahnya.

Setelah menerima benda bewarna merah muda dari Nada, mata Ratna menyipit. Akan tetapi, sedetik kemudian kedua kelopak mata itu terbuka lebar.

“Nada?” pekik Ratna yang tidak menyangka dengan hasil yang baru saja dilihatnya.

Dua garis berwarna merah. Ternyata selama ini kecurigaan dan kekhawatiran Ratna pada majikannya itu menjadi nyata.

“Tolong rahasiakan ini, Mbak,” pinta Ratna dengan wajah tertunduk. Gadis itu merasa malu menghadapi Ratn.

“Siapa orangnya, Nada?” tanya Ratna dengan suara yang terdengar gemetar.

Ratna sudah menemani Nada sejak gadis itu berumur empat belas tahun. Sempat Ratna berhenti bekerja dari keluarga Nada, karena dia harus menikah.

Namun, saat Ratna memutuskan kembali karena keadaan, keluarga Nada menerimanya dengan hangat. Bahkan Ratna sangat ingat ekspresi Nada ketika mengetahui dirinya kembali melayani Nada.

Bagi Ratna, Nada bukan sekedar majikannya. Akan tetapi, Nada adalah adik perempuannya.

“Nada, siapa orangnya? Ayo, bilang saja sama Mbak. Mbak janji akan merahasiakannya,” bujuk Ratna.

Bagaimana pun Ratna harus tahu siapa ayah biologis dari anak yang sedang dikandung oleh majikannya ini. Sesuai dugaan Ratna, Nada memilih untuk tetap bungkam.

“Nicko, kan? Benar dia? Karena setahu Mbak, hanya Nicko laki-laki yang dekat denganmu,” tebaknya lagi.

Untuk kali ini Nada merespon dengan sebuah gelengan kepala.

“Terus siapa?”

Air mata Ratna sudah jatuh dari pelupuk mata. Dia paham sekarang, kenapa beberapa bulan lalu Nada mengalami collapse. Dia juga tahu sekarang, alasan utama Nada memilih untuk pergi meninggalkan rumah.

Sungguh hancur hati Ratna, saat mengetahui fakta pahit ini. Dia gagal melindungi Nada yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri. Dia gagal menepati janjinya pada Clara, untuk bisa menjaga anak semata wayangnya.

“Nada, tolong jawab,” pinta Ratna.

Namun, perhatian mereka tiba-tiba teralihkan. Ponsel milik Ratna berdering nyaring. Sambil menyeka air mata yang sudah membasahi pipi, dia merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya. “Mas Adrian?”

BERSAMBUNG ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status