Share

5. Dua Pria di Rumah Nuri

"Kamu ini bisa-bisanya pingsan di rumah orang. Mau apa sih?" tanya Daniel dengan wajah sebal. Di sampinga ada Nuri yang diam sambil melipat tangan di dada. Dika yang baru saja sadar, langsung bangun duduk. Lebih tepatnya pura-pura tak sadar, lalu sadarkan diri.

"Saya cuma mau ketemu Nuri. Ada yang mau saya bicarakan. Karena rumahnya sepi saat saya panggil, saya berniat panggil dari jendela kamar, eh... "

"Ya... ya... sudah, sekarang sudah sadar kan? Sekarang kamu bisa pulang!" Usir Daniel to the point. Tentu saja ia tidak senang dengan kehadiran mantan dari Nuri di rumah istrinya ini.

"Kalian berdua pulang saja. Saya lagi gak enak badan dan lagi ngantuk banget." Nuri meminta keduanya pergi dari rumahnya dengan cara halus.

"Kamu sakit?" dua pria itu mengeluarkan kalimat tanya secara serentak dan sama. Daniel dan Dika sama-sama menatap Nuri dengan tatapan khawatir.

"Ya, saya bisa sakit jiwa kalau kalian berdua ada di rumah saya lebih lama lagi. Cepat pergi! Saya gak mau diganggu." Nuri membuka pintu rumahnya dengan amat lebar. Wajah Daniel nampak menahan marah, karena ia kecewa ikut diusir juga oleh istrinya. Padahal ia sengaja datang ke rumah Nuri untuk berbaikan dan mengajak Nuri pulang ke rumahnya.

"Mas, kamu pulang ya. Mama dan tante kamu pasti sangat khawatir karena anak dan keponakan kesayangan mereka udah mau magrib gini belum sampai rumah."

"Kamu juga, Mantan, pulang ya!" Dika mengangguk dengan yakin.

"Tapi saya akan pulang, kalau suami kamu ini yang sebentar lagi akan jadi mantan suami, ikutan pulang juga." Nuri mendesah sebal. Lengan baju kaus tiga per empat itu ia naikkan dengan cepat. Dilanjutkan dengan gerakan berkacak pinggang.

"Kalian berdua tetap mau di sini, oke! Saya yang akan pergi!".

"Jangan, Mantan, gak papa biar saya pulang ya!" Dika menahan tangan Nuri. Ia berkunjung di saat yang tidak tepat, sehingga jelas sekali Nuri tidak nyaman.

"Saya pamit ya. Cepat sembuh." Dika berjalan cepat keluar dari rumah Nuri. Lalu wanita itu menatap Daniel, lalu ia menggerakkan kepalanya ke arah luar. Meminta Daniel juga ikut pergi. Pria itu menyerahkan dan akhirnya ia pun ikut meninggalkan rumah Nuri.

"Saya tidak akan menceraikan kamu, Nuri. Jangan harap kamu akan bisa cerai dari saya!" Ucapan Daniel begitu tegas, tetapi Nuri sama sekali tidak takut . Menurutnya Daniel hanya keras dan sok tegas padanya, tetapi pada mama dan tantenya, ia amatlah lembek.

Dika sudah lebih dulu meninggalkan warung baso Nuri. Tujuannya saat ini adalah Alfamini suwer. Ya, Dika berencana membeli aneka makanan ringan, buah, dan juga ia berencana membelikan vitamin untuk Nuri. Untunglah letak tempat yang ia maksud tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Nuri.

Dengan menggunakan keranjang roda, Dika membeli aneka kebutuhan yang ia kira-kira bermanfaat untuk Nuri. Total belanjanya pun mencapai empat ratus ribu karena Dika membelikan vitamin paten seharga dua ratus ribu untuk Nuri.

Setelah berbelanja, Dika kembali ke rumah Nuri. Ia bisa bernapas lega setelah tidak melihat keberadaan Daniel di sana.

Tok! Tok!

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alayakumussalam," suara Nuri menyahut dari dalam rumah.

"Ini saya, cuma mau antar ini saja. Ada di depan saya taruh ya." Dika bergegas naik kembali ke motor. Nuri membuka pintu dan terkejut dengan dua kantong belanja penuh di teras rumahnya.

"Biar cepat sembuh!" Seru Dika diiringi senyuman. Nuri nampak menghela napas, tetapi kemudian ia mengangguk sambil tersenyum tipis. Dika pun merasa lega. Ia bisa pulang ke rumah dengan perasaan tenang.

Saat azan magrib berkumandang, Dika sampai di rumahnya. Ya, malam ini ia harus pulang ke rumah karena ada flashdisk penting urusan pekerjaannya yang tertinggal di lemari kamarnya. Lampu dapur menyala, begitu juga lampu teras. Pria itu memang sengaja menyalakan lampu dua ruangan itu agar tidak ada orang jahat yang iseng masuk ke rumah dan menguasai barang-barangnya.

Dika memutar anak kunci rumahnya dua kali, lalu ia masuk untuk menyalakan lampu ruang tamu. Pintu rumah kembali ia kunci, lalu ia pun naik ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Cklek!

"Tara... kejutan!" seorang wanita bau tersenyum manis sambil mengenakan lingerie saat menyambut suaminya.

"Tika, mau apa kamu di rumah saya?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
.........dika kena kau ...kan ketulah..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status