Mantan, Balikan Yuk!

Mantan, Balikan Yuk!

Oleh:  Diganti Mawaddah  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 Peringkat
50Bab
11.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sekuel Novel "Kapan Kamu Menyentuhku?" Mendengar dan melihat mantan istrinya diselingkuhi, tentu saja membuat Dika marah. Ia pun bertekad untuk mengambil kembali cinta mantan istrinya, walaupun saat ini Dika juga sudah memiliki istri baru. Pria memang egois dan itu fakta! Yuk, simak kisah seru Dika mengajak mantan balikan!

Lihat lebih banyak
Mantan, Balikan Yuk! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Kelinci Lucu
pengen baca yg banyak episode kak, bikin greget ceritanya....
2023-03-01 21:24:26
0
user avatar
Arif Zaif
keren banget bun
2023-02-19 07:06:41
0
user avatar
Winda Ajiwardhana
Gaaaaas Pak Dika.. dgn modal muka tembok jangan biarkan Nuri lepas lagi.. duda dan calon janda 2x harus bersatu.. Gaasss maaaak.. hahaha
2023-02-16 22:52:55
1
user avatar
Bumi Senja
kak kapan kamu menyentuhku kok gk ada
2023-02-16 19:48:04
1
user avatar
Serli Mega Setyani
keren ...udah gak sabar nunggu tiap hari update
2023-02-07 04:19:37
1
default avatar
Roszilah Talib
Semoga sehat selalu ya neng..supaya semangat nulisnya..Dan aku juga semangat membaca lanjutnya..ga sabar nie...️...️
2023-02-01 19:07:20
1
user avatar
Carla
gak sabar ngakak berjamaah lagi, semangat mak diganti buat nulisnya
2023-02-01 08:05:31
0
50 Bab
1. Ajakan Dika
"Mau sampai kapan kamu duduk diem di situ, tapi gak pesan makan apa-apa?" tanya Nuri pada Dika yang asik duduk sambil cengengesan di salah satu kursi. "Ya udah, saya pesen baso deh. Baso halus aja karena saya orangnya kan halus," ocehan Dika membuat Nuri mencebik. Sejak kapan pria yang pernah menjadi suaminya itu sok manis. Tanpa menyahut, Nuri bergegas membuatkan satu porsi baso untuk Dika. Ya, Nuri adalah pemilik warung baso yang cukup banyak pelanggan. Pada awalnya ia hanya punya satu karyawan lelaki, tetapi sekarang, ada wanita juga yang membantunya menyiapkan minuman dan juga mengantar pesanan. "Ini." Nuri meletakkan mangkuk baso di depan Dika. "Terima kasih mantan," ucap Dika membuat Nuri merasakan eneg pada lambungnya. Wanita itu meninggalkan Dika dan sibuk dengan pelanggan lain. Silih berganti pengunjung yang datang meramaikan warung baso sederhana milik Nuri. Tidak sekali pun raut wajah wanita itu nampak lelah, padahal ia tengah dirundung masalah dengan suaminya. Dika
Baca selengkapnya
2. Masih Berusaha
"Apa? Selingkuh? Sama kamu? Idih, males!" Nuri segera bangun dari duduknya, tetapi Dika kembali berhasil menahan tangan wanita itu. "Nuri, denger dulu. Aku udah ijin sama mama untuk balikan sama kamu dan mama kasih ijin." Nuri tertawa geli. "Kamu udah punya istri dan aku masih punya suami. Jadi jangan mengada-ada!" "Kamu bukannya akan berpisah dengan suami kamu?" kali ini Dika tidak mau kalah. Ia terus mendesak agar Nuri setuju degan syaratnya. "Iya, tapi bukan berarti aku mau balikan sama kamu, Mas Dika. Sudah, sekarang pulang ya, aku mau tutup warung." Nuri bergegas berdiri dan langsung menuju gerobak bakso yang melihat isi panci kuah yang sudah tersisa sedikit saja. "Dika, kamu masih tinggal sama mama?" tanya Nuri tiba-tiba. Dika mengangguk. "Bawain baso untuk mama ya." Dika tersenyum sambil mengangguk. Nuri dengan cekatan membungkus baso sebanyak delapan butir dengan kuah sedapnya. Ditambahkan dengan mi kuning dan bihun. Tak lupa saus dan sambal. "Ini, khusus untuk mama ya
Baca selengkapnya
3. Isolasi
"Kamu yang bawa ini, Ka? Berarti kemarin kamu mampir ke warung baso Nuri? Anak Mama gercep juga," tanya Bu Widya saat mereka tengah sarapan berdua. Ya, hanya berdua saja karena Tika gak boleh sarapan bersama mereka karena aroma busuk Tika sangat pekat. "Iya, Ma, mampir lihat Nuri. Kayaknya udah bisa nerima keadaan dan mungkin karena saya juga yang memberikan perhatian sebagai mantan. Dika yakin sekali, sebentar lagi Nuri akan kembali pada Dika." Bu Widya tertawa cekikikan mendengar ucapan putra sulungnya yang sangat konyol. Dika belum pernah se-alay ini sebelumnya. Untuk itu Bu Widya merasa lucu. "Kenapa Mama ketawa? Orang saya jujur," tanya Dika heran. "Mama geli lihat kamu ngomong gitu. Bukan kamu banget kayaknya. Apa kamu kesambet Tika?" Bu Widya menyantap baso Nuri yang rasanya masih tetap enak, meskipun buatan kemarin dan menurutnya tidak ada baso enak yang pernah ia makan seperti enaknya baso buatan mantan menantunya itu. "Nih, Ma, ngomong-ngomong soal Tika, katanya hari ini
Baca selengkapnya
4. Kelakuan Dika
Tok! Tok!"Tika, buka! Truk udah datang. Ayo, cepat kamu berkemas. Truk itu akan bawa kamu ke tempat isolasi!" Bu Widya berteriak di depan kamar Tika. Tentu saja wanita itu kalang kabut karena ia tidak mau dipisahkan oleh Dika.; suaminya. Satu hal yang perlu dan harus segera ia lakukan adalah pergi ke dokter untuk meminta obat."Tika, buka!" Tika yang dari awal memang memiliki sifat licik, tentu saja tidak mau menyerah. Ia memasukkan beberapa helai baju ke dalam kantong totte bag, lalu ia keluar dari jendela kamar suaminya yang memang belum dipasang besi teralis. Sengaja ia memakai baju panjang dan juga penutup kepala. Selain untuk menyamarkam bau, ia juga tidak mau sampai dikenali tetangga. Untunglah saat ia melompar keluar dari jendela, tidak ada seorang tetangga pun yang melihat. Merasa tak ada jawaban dari menantunya, Bu Widya pun nekat melubangi tembok dengan mesin bor. Karena jika ia dobrak pintu, maka pintunya akan rusak. Beli pintu baru mahal, lebih murah nenambal dinding tem
Baca selengkapnya
5. Dua Pria di Rumah Nuri
"Kamu ini bisa-bisanya pingsan di rumah orang. Mau apa sih?" tanya Daniel dengan wajah sebal. Di sampinga ada Nuri yang diam sambil melipat tangan di dada. Dika yang baru saja sadar, langsung bangun duduk. Lebih tepatnya pura-pura tak sadar, lalu sadarkan diri. "Saya cuma mau ketemu Nuri. Ada yang mau saya bicarakan. Karena rumahnya sepi saat saya panggil, saya berniat panggil dari jendela kamar, eh... ""Ya... ya... sudah, sekarang sudah sadar kan? Sekarang kamu bisa pulang!" Usir Daniel to the point. Tentu saja ia tidak senang dengan kehadiran mantan dari Nuri di rumah istrinya ini. "Kalian berdua pulang saja. Saya lagi gak enak badan dan lagi ngantuk banget." Nuri meminta keduanya pergi dari rumahnya dengan cara halus. "Kamu sakit?" dua pria itu mengeluarkan kalimat tanya secara serentak dan sama. Daniel dan Dika sama-sama menatap Nuri dengan tatapan khawatir. "Ya, saya bisa sakit jiwa kalau kalian berdua ada di rumah saya lebih lama lagi. Cepat pergi! Saya gak mau diganggu." N
Baca selengkapnya
6. Bertengkar
"Mas, saya sudah tidak bau," ujar Tika semangat sambil berputar-putar di depan suaminya. "Hidung kamu lagi polip, makanya gak bisa nyium bau. Kamu masih bau busuk. Keluar dari kamar saya!" Dika menarik kasar tangan istrinya untuk segera turun. "Mas, pelan-pelan!" Tika berusaha menahan tubuhnya, tetapi tenaga suaminya terlalu kuat, sehingga ia terpaksa pasrah saat ditarik masuk ke kamar pembantu yang dulunya ia tempati. "Mas, kamu gila! Masa istri kamu ditaruh di kamar pembantu! Yang benar saja!" Tika berteriak tidak terima dengan perlakuan suaminya, tetapi Dika masa bodoh. Selagi bau busuk dari tubuh istrinya belum hilang, maka ia tidak mau berdekatan dengan wanita itu. "Biasanya juga kamu di kamar ini. Aku bilang, obati bau badan kamu, Tika! Kenapa malah kamu pergi ke rumahku. Masuk tanpa ijin. Sama aja kamu itu maling! Ngerti gak?!" Blam! Cklek"Mas, buka! Saya jangan dikunciin!" Teriak Tika panik karena Dika menguncinya dari luar. Wanita itu terus menggedor pintu dengan kuat,
Baca selengkapnya
7. Janji Daniel
Raungan Tika, diiringi suara dentum jatuhnya benda ke lantai, sama sekali tidak ia pedulikan. Pria itu memilih sarapan di kamar, agar suara Tika hanya terdengar samar saja sampai ke atas. Ditambah lagi, ia menyetel TV dengan kuat agar suara mengamuknya Tika tidak terdengar. Dika menikmati sarapan seadanya karena memang stok bahan makanan di rumahnya tersisa nuget saja. Untunglah beras dan bumbu dapur lainnya masih ada, sehingga ia bisa memasak alakadarnya untuk mengisi perut yang lapar. Kring! Kring! Dika meraih ponsel yang ada di atas ranjang. Nama Budi tertera di layar ponsel. "Halo, assalamu'alaikum.""Wa'alaykumussalam, maaf Pak Dika, semalam saya sudah tidur. Ada apa ya, Pak?"Budi belum bisa memanggil Dika dengan sebutan 'Pak' karena memang awalnya sudah dengan sebutan itu. Jika memanggil namanya saja, dirasa tidak sopan. "Oh, iya Mas Budi, begini, saya mau cerita sedikit. Setelah saya menikah dengan Tika, saya tidak tahu apa yang terjadi dengan istri saya itu. Badannya bau
Baca selengkapnya
8. Keputusan Nuri
"Ibu gak perlu ikut campur urusan rumah tangga saya!" Daniel menatap Bu Widya dengan marah. Suaranya menggelegar membuat Bu Widya sempat ciut, tetapi ia mencoba berani menantang tatapan Daniel yang seperti ingin menerkam mangsa. "Saya pengganti ibu Nuri selama Bu Fatma tidak di Jakarta. Tentu saja ini menjadi urusan saya. Pasti Bu Fatma setuju anaknya minta cerai, jika modelam suaminya seperti kamu!" Balas Bu Widya tidak mau kalah. Daniel tertawa remeh. "Ibu gak berkaca bagaimana anak lelaki Ibu yang menyia-nyiakan Nuri? Kenapa bru berisik sekarang?" "Karena kemarin itu anak saya ketempongan jin. Jadinya nakal. Sekarang jin-nya udah pergi. Udah sana, perempuan kalau udah gak mau jangan dipaksa!" Bu Widya mengusir Daniel. Pria itu tidak punya pilihan, selain pergi dari rumah Nuri. Percuma juga berdebat dengan ibu-ibu tua, ia pasti kalah. Ditambah lagi, Nuri sama sekali tidak keluar saat ia berdebat dengan orang tuanya Dika. "Nunggu apa lagi? Cepat sana pergi!" Bu Widya mendelik pad
Baca selengkapnya
9. Membawa Tika Pergi
"Astaghfirullah, bau apa ini?" pria bernama Budi langsung menekan hidungnya sesaat baru turun dari mobil ambulan. "Bau Tika, Mas Budi. Ayo, mari masuk!" Dika menjabat tangan pria yang sudah tidak menjadi iparnya lagi. "Minum dulu, Mas, mau teh atau kopi?" tanya Dika ramah. Meskipun ia telah menceraikan Tika, tetapi ia tetap baik pada Budi karena memang masalahnya hanya pada Tika saja. "Saya gak sanggup baunya, Pak Dika. Saya langsung bawa Tika pergi aja deh, tapi bau begini, baiknya dibungkus apa ya?" Budi menggaruk kepalanya. "Mungkin pakai mukena." Dika mengusulkan. "Wah, kayaknya adik saya gak punya mukena, Pak.""Kenapa?" Dika mengerutkan kening terheran. "Adik saya mana mau solat, Pak. Udah dari kecil. Lebaran aja gak solat, apalagi solat lima waktu." Dika manggut-manggut paham, sedangkan Bu Widya sudah bergidik ngeri. Punya menantu yang tidak solat, mau apa jadinya rumah tangga anaknya nanti. Untunglah tiba-tiba wanita itu bau, jika tidak, maka selamanya bisa dipastikan i
Baca selengkapnya
10. Malam Pengantin yang Tertunda
Dua hari sejak Tika dibawa pulang ke kampungnya dan dua hari juga Dika belum menghubungi atau berkunjung ke warung baso Nuri. Ia sedang ada tugas seminar di Bandung, sehingga masih fokus pada pekerjaannya. Hari ini ia sudah kembali ke Jakarta dan tempat yang langsung dituju adalah warung baso Nuri. Mobil yang ia kemudikan melaju pelan sampai mendekati warung. Matanya memicing untuk memastikan keberadaan Nuri, tetapi ia tidak melihat Nuri sedang sibuk di depan gerobak baso. "Nurinya mana, Mbak?" tanya Dika pada karyawan yang sedang menuangkan kuah ke dalam mangkuk. "Bu Nuri udah pulang ke rumah suaminya. Tadi di sini dari pagi sampai jam dua siang." Bahu pria itu melemah. Berarti ucapan mamanya waktu itu benar. Nuri benar rujuk dengan Dika. "Sejak kapan?" tanyanya lagi. "Sejak hari ini, Pak. Jadi mulai hari ini sampai seterusnya, Bu Nuri di warung baso hanya dari pagi sampai jam dua siang. Sebentar, saya tinggal antar pesanan ini." Karyawan Nuri yang bernama Winda itu meninggalkan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status