Sekuel Novel "Kapan Kamu Menyentuhku?" Mendengar dan melihat mantan istrinya diselingkuhi, tentu saja membuat Dika marah. Ia pun bertekad untuk mengambil kembali cinta mantan istrinya, walaupun saat ini Dika juga sudah memiliki istri baru. Pria memang egois dan itu fakta! Yuk, simak kisah seru Dika mengajak mantan balikan!
View More"Mau sampai kapan kamu duduk diem di situ, tapi gak pesan makan apa-apa?" tanya Nuri pada Dika yang asik duduk sambil cengengesan di salah satu kursi.
"Ya udah, saya pesen baso deh. Baso halus aja karena saya orangnya kan halus," ocehan Dika membuat Nuri mencebik. Sejak kapan pria yang pernah menjadi suaminya itu sok manis.Tanpa menyahut, Nuri bergegas membuatkan satu porsi baso untuk Dika. Ya, Nuri adalah pemilik warung baso yang cukup banyak pelanggan. Pada awalnya ia hanya punya satu karyawan lelaki, tetapi sekarang, ada wanita juga yang membantunya menyiapkan minuman dan juga mengantar pesanan."Ini." Nuri meletakkan mangkuk baso di depan Dika."Terima kasih mantan," ucap Dika membuat Nuri merasakan eneg pada lambungnya. Wanita itu meninggalkan Dika dan sibuk dengan pelanggan lain. Silih berganti pengunjung yang datang meramaikan warung baso sederhana milik Nuri. Tidak sekali pun raut wajah wanita itu nampak lelah, padahal ia tengah dirundung masalah dengan suaminya.Dika pun menikmati baso buatan Nuri yang benar-benar enak. Empuk dan berasa dagingnya. Sesekali ia tersenyum saat memandangi kesibukan mantan istrinya itu.Kring! Kring!Dika memutar bola mata saat melihat siapa yang meneleponnya. Ia mengabaikan panggilan itu. Namun, dering itu kembali memekakan telinga pengunjung, terutama Nuri. Wanita itu menoleh ke belakang sembari menatap tajam Dika. Dari gerakan matanya saja, bisa diartikan bahwa Nuri berharap Dika mengangkat telepon tersebut.Merasa tidak enak hati dengan pemilik warung, Dika pun akhirnya mengangkat panggilan dari Tika;istrinya."Halo." Nada suaranya sangat-sangat tidak bersahabat."Halo, Sayang, kamu di mana? Ini sudah mau magrib, kenapa belom pulang?""Kamu udah mandi?""Udah. Saya sengaja mandi biar Mas senang saat pulang kerja.""Tapi bau busuk itu sampai ke sini. Kamu mandi pakai air keran atau air got? Kamu besok harus ke dokter, Tika. Kalau masih bau terus, kamu aku pulangkan ke kampung!""Iya Mas, besok saya akan ke dokter, tapi anterin ya?""Nggak ah, nanti aku pingsan lagi kalau bonceng kamu naik motor. Kamu naik ojek online aja. Kalau ojeknya kebauan, kamu naiknya ke gerobak, nanti pakai tali diikat ke motor ojek. Lebih aman begitu, kamu gak perlu takut jatuh. Satu lagi, kalau bisa gerobaknya gerobak sampah aja, biar aromanya gak bikin tukang ojek eneg.""Mas, kamu keterlaluan! Segitu baunya saya sampai-sampai kamu samakan dengan gerobak sampah!" Suara Tika terdengar amat menderita."Halo, suaranya putus-putus ini. Udah ya." Pria itu pun mematikan ponselnya dengan cepat. Jika tidak segera dimatikan, bisa-bisa Tika meneleponnya kembali.Ucapan Dika yang sangat jelas membuat Nuri menjadi sedikit penasaran. Bau apa? Siapa yang bau? Bukan hanya Nuri yang penasaran, karyawatinya yang bernama Winda pun sama keponya dengan dirinya."Bu, emang kenal sama lelaki yang teriak-teriak di telepon itu?" tanya Winda setengah berbisik."Gak terlalu," jawab Nuri malas."Oh, saya kirain mantan Bu Nuri. Soalnya liatin Bu Nuri terus. Jomlo kah cowok itu, Bu? Kenalin saya dong!" Nuri yang tengah mengaduk-aduk kuah baso, mendadak menghentikan gerakannya."Winda, lelaki itu udah punya istri.""Oh, suami orang toh! Suami orang sekarang lagi gemes-gemes banget loh, Bu." Nuri menghela napas."Kamu mau saya pecat atau mau tetap kerja?" Nuri berkacak pinggang. Winda pun menyeringai lalu segera pergi untuk mengantar pesanan pembeli.Hingga azan magrib berkumandang, Dika tak kunjung pulang. Pria itu pergi ke mushola terdekat untuk melaksanakan solat magrib. Setelah selesai, Dika kembali lagi ke warung baso Nuri. Ia memperhatikan etalase yang memanjang baso besar dan kecil itu hampir habis. Ini tandanya sebentar lagi warung baso Nuri akan tutup. Satu hal yang membuatnya penasaran, di mana Nuri tinggal setelah mantannya itu pergi dari rumah suaminya."Ya ampun, kamu ini beneran jelangkung ya. Datang tak diundang, pulang gak mau juga. Kenapa sih, betah banget di sini? Warung saya udah mau tutup nih!" Nuri menatap sebal Dika yang tidak juga pergi dari warungnya. Ia merasa risih dan tidak mau nanti suami yang saat ini tengah pisah rumah dengannya, melihat Dika dan menjadi curiga. Nuri benar-benar tidak mau menambah masalah."Ada yang mau saya bicarakan. Sini deh!" Dengan beraninya Dika menarik pelan tangan Nuri untuk duduk di kursi kosong."Ck, ada apa sih? Jangan pegang-pegang!" Nuri menarik tangannya dengan kasar, agar terlepas dari tangan Dika. Pria itu tidak marah atau kecewa sama sekali, justru ia selalu tersenyum. Memperlihatkan senyuman terbaiknya pada Nuri."Gini, saya punya saran bagus untuk kita berdua. Kamu saat ini sedang pisah ranjang dengan Daniel dan saya saat ini kebauan sama Tika. Beuh, bau WC aja kalah.""Maksudnya? Apa hubungannya dengan saya?" tanya Nuri tidak mengerti arah pembicaraan Dika."Kita selingkuh aja gimana?""Apa?!"Bersambung"Mas ada apa?" tanya Nuri yang menghampiri suaminya di balkon kamar. Pria itu baru saja menerima telepon dan wajahnya menjadi murung. Nuri memeluk tubuh suaminya. Angin malam membuat udara sangat sejuk, sehingga berpelukam adalah hal yang paling tepat dilakukan saat ini. "Mas, ada apa?" tanya Nuri lagi saat suaminya tak juga bersuara menjawab pertanyaannya. "Harimau Sumatera kena virus di lidahnya. Jadi gak mau makan. Diam saja. Padahal sudah ada dokter hewan khusus menangani harimau itu. Harimau itu satwa langka, jika ia mati, makan perlahan spesiesnya bisa punah. Harimau Sumatera ada dua di kebun binatang. Satu jantan dan satu betina, baru saja mau dikawinkan, penjantan sakit. Saya harap Leora bisa sembuh.""Namanya Leora?" tanya Nuri. Dika mengangguk. Wajah suaminya dan gaya bicara suaminya berubah amat sangat serius. Ia menjadi sosok yang berbeda jika sudah bicara tentang passion dan kegemarannya."Maaf ya, suasana bulan madu kita jadi seperti ini," kata Dika tidak semangat. "G
Perut pengantin keroncongan. Tidur delapan belas jam membuat lambung keduanya berteriak tidak tahan lapar. Masih dengan piyama saja, Nuri pergi turun ke bawah untuk makan, sedangkan Dika masih dengan beskap, hanya bagian atas diganti dengan kaos biasa.Semua diambil oleh sepasang pengantin itu. Ada jus, buah potong, es krim, makan berat, aneka kue, dan desert lainnya. Nuri sengaja memakai totte bag yang berisi kotak bekal. Jika tidak habis, bisa ia bawa ke kamar."Sayang, udah jam sebelas. Ayo, cepat makannya! Kita belum mandi dan bersiap untuk pergi ke Taman Safari. Ada mobil dari kantor nanti yang jemput. Kalau jam dua belas kita belum check out, kita bisa kena tegur petugas hotel. Mobil kantor jemput jam setengah dua belas," kata Dika mengingatkan Nuri yang masih asik menikmati es krim."Ck, Mas, kita jadi terburu-buru gini. Ampun deh! Kagak mirip pisan sama honeymoon. Ya sudah, ayo, kita naik deh!""Mandinya berdua aja ya, biar cepat," bisik Dika lagi sambil membantu istrinya mema
"Sudah, jangan menangis, Angel. Ini sudah takdir," ucap Daniel menenangkan istrinya yang masih saja sesegukan. Ia baru kembali dari menguburkan jenazah bayinya yang ia kubur di halaman rumah. Luna pun meneteskan air mata karena sedih. Ada rasa kehilangan dan kecewa karena ia tidak punya adik, padahal ia sangat inginkan adik dari papanya. Ia ingin rumahnya ramai dengan tawa dan canda anak kecil. Namun, semua mimpinya terpaksa ia kubur."Ini salah Papa. Papa gak peka sebagai suami," suara serak Luna membuat Daniel dan Angel menoleh serentak."Apa yang kamu katakan, Nak?" tanya Daniel dengan wajah sedih. "Luna bilang, Papa gak aware sama Tante Angel. Papa selingkuh dari Bunda Nuri, tapi dengan Tante Angel pun Papa gak sepenuhnya peduli padahal jelas Tante Angel lagi hamil anak Papa; adik Luna. Tante udah ngeflek seminggu lalu, tapi Papa cuek dan gak pentingin bayi Papa. Papa kalau seperti ini terus, gak akan ada wanita yang tahan hidup dengan Papa. Luna kecewa sama Papa! Luna jadi takut
"Kenapa Angel?" Daniel terbangun saat merasakan istri yang tidak di sebelahnya terus saja bergerak gelisah. "Perut saya gak enak, Mas." Angel melangkah masuk ke kamar mandi. Daniel berbalik sambil memeluk guling, melanjutkan mimpinya yang sempat terhenti karena perut istri yang mulas.Suara pintu kamar mandi terbuka. Daniel dapat mendengarnya, begitu juga suara langkah sang Istri yang tidak lama kemudian terdengar suara laci lemari dibuka. Daniel menoleh ke belakang."Kenapa?" tanya Daniel."Flek, Mas." Angel memakai celana dalam yang bersih. "Mas, antar saya ke dokter yuk! Saya takut kenapa-napa. Ini flek, kemarin enggak, kemarin lusa flek. Sehari flek sehari nggak. Saya jadi penasaran kenapa.""Mungkin karena kamu lelah aja. Udah tidur aja. Nanti juga berhenti fleknya. Ini hari kamis kan, kalau Sabtu masih flek, kita ke dokter. Aku ngantuk banget." Daniel kembali memejamkan matanya, sedangkan Angel masih gelisah. Ia memang ikut berbaring, tetapi ia tidak juga bisa memejamkan mata
"Bang, ngebut ya," kata Nuri berpesan pada sopir ojek online. "Siap, Bu, tapi Ibu jangan kaget kalau saya ngebut ya," balas pengemudi ojek itu yang mungkin usainya sekitar empat puluh tahunan. "Nggak kok, kita emang harus cepat, soalnya ada pelakor di rumah saya. Kalau bisa cepat, maka saya akan kasih dua ratus ribu buat Abang, gimana?" "Wah, mau ada perang dunia kayaknya nih. Okelah, Bu, pegangan ya. Pasti saya bisa cepat, Bu." Motor pun melesat cepat, sehingga hampir saja Nuri jatuh terjengkang, jika ia tidak memegang jaket pengemudi itu. Pria itu membuktikan ucapannya. Hanya sepuluh menit saja ia di jalan dengan tampilan akhir amat berantakan. Wajahnya lengket dan mulutnya tidak bisa mengatup karena banyaknya masuk angin ke dalam mulutnya. Biasanya jika naik ojek online ,maka ia akan membutuhkan waktu setengah jam lebih lima menit, tetapi bersama ojek online ajaib ini rasanya baru naik sudah sampai."Makasih banyak atas bantuannya, Bang. Saya jadi sampai tepat waktu." Nuri memb
Tiga Bulan BerlaluNuri menguap lebar di depan kertas sketsa yang sejak pagi ia corat-coret, tetapi tidak menemukan kecocokan pada design gaun pesta tersebut. Sudah sejak lama Bu Celine memintanya menggambar menggunakan tablet atau laptop, tetapi karena ia tidak mahir dengan dua alat itu, ia hanya menggunakan pensil khusus dan juga kertas gambar untuk membuat design.Bosnya baik, begitu juga dengan teman-teman di kantor pusat dan juga team butik yang sering ia jumpai. Mereka dapat menerimanya dengan baik, selama tiga bulan ia bekerja. Satu buah sketsa dihargai lima belas juta dan jika berhasil dilirik oleh rumah model, maka akan diberikan bonus. Untuk gaji pokok Nuri mendapatkan upah delapan juta dan jika ia saat berhasil membuat design menarik pasaran, maka uang lima belas juta itu ikut masuk ke rekeningnya. Hoam! Sekali lagi Nuri menguap. Ini sudah jam sebelas malam. Matanya mengantuk, tubuhnya sudah penat, tetapi idenya seperti tidak tuntas. Oleh karena itu, Nuri memutuskan ke da
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments