Share

Mantan Istri CEO Dingin
Mantan Istri CEO Dingin
Penulis: missingty

Prolog

Tak!

Shane Digory melempar pulpen begitu melihat istrinya itu tampak kebingungan mencari alat tulis. Pulpen itu tepat jatuh satu meter dari kaki Helena.

"Hei, cepat tanda tangani surat itu. Besok Jasper akan membawa surat itu ke pengadilan," perintah Shane Digory lagi tanpa perlu repot-repot memanggil nama Helena. Bahkan mungkin pria itu lupa nama istrinya. Ia benar-benar ingin segera mengantongi akta cerai.

Helena segera mengambil pulpen itu kemudian kembali duduk di hadapan suaminya. Mencoba untuk tak terlihat ketakutan, Helena menelan salivanya sambil menahan tangannya yang gemetar. Helena membubuhkan tanda tangannya di kertas bertuliskan surat cerai itu.

'Selamat tinggal cinta pertamaku,' ucap Helena dalam hati.

Shane Digory tersenyum puas setelah melihat tinta hitam di atas surat cerainya. Kemudian pandangannya teralih ke wajah 'calon' mantan istrinya itu. 'Kenapa ia tampak menyedihkan?'

Shane Digory baru menyadari baju Helena terlihat kusam dan pudar. Shane Digory bahkan hapal pakaian wanita di hadapannya itu, karena Helena selalu mengenakan pakaian yang sama setiap berkunjung ke acara keluarganya. 

Rambut Helena tergerai lembab dengan wajah kelelahan, bahkan ada sebuah tanda bekas bercinta di leher wanita yang duduk di hadapannya sekarang. Hal itu semakin menambah tanda tanya di kepala Shane Digory. Mungkin ini adalah pertama kali Shane Digory benar-benar memperhatikan penampilan istrinya.

'Setelah bersenang-senang, ia mandi dan kelelahan kemudian balik ke rumah ini? Untuk mengambil sisa harta Digory yang bisa ia miliki? Sungguh murahan sekali.' Tak ada pikiran baik yang terlintas di benak Shane Digory jika itu berkaitan dengan Helena.

Helena belum beranjak juga dari kursinya, tak seperti biasanya. Wanita itu selalu mencoba tak berada dalam satu ruangan terlalu lama dengan Shane Digory, karena ia tahu seberapa besar -calon- mantan suaminya itu membenci dirinya. Tapi, entah kenapa hari ini, Helena benar-benar tak ingin sendirian, ia bahkan tak peduli walau mulut orang yang ia anggap menemaninya saat ini terkunci rapat. Helena hanya tak ingin sendirian.

Shane Digory menatap tajam Helena, menunggu wanita dengan manik zamrud itu segera pergi dari ruang kerjanya. Urusan mereka sudah usai. 'Apalagi yang ia tunggu?'

"Apa maumu?" tanya Shane Digory tak sabar. "Jika kau ingin menanyakan perihal warisan kakek Graham kau bisa langsung bertanya pada pengacara kakek atau Jasper."

"Oh begitu," jawab Helena singkat dengan tatapan kosong, ia sama sekali tak menangkap apapun pembicaraan Shane Digory. Wanita itu cuma duduk diam di hadapan lelaki tampan berambut abu gelap itu.

"Ck, tenang saja dengan akting menyakinkanmu kemarin, kau akan tetap diingat oleh kakekku hingga akhir hayatnya," ucap Shane Digory lebih menyindir Helena, alih-alih menangkan tentang pembagian harta.

"Apa kau juga ingin kompensasi perceraian?" tanya Shane Digory lagi dengan nada ketus, karena melihat istrinya belum beranjak juga. "Baiklah kompensasi perceraian bisa kau bicarakan dengan Jasper, kau tinggal menuliskan berapa banyak jumlah--."

"Aku ingin bercinta denganmu."

"Yang kau mau--. Apa?" Shane Digory menaikan satu tone suaranya saat mengucapkan kata 'apa'. Ia benar-benar terkejut dengan ucapan yang baru saja keluar dari bibir Helena.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status