Share

Bab 9 - Pesta

Penulis: Aku Ingin Makan Daging
Dylan menutup teleponnya dan mengusap pelipisnya, wajahnya semakin terlihat marah.

Dylan menutup teleponnya dan mengusap pelipisnya, dia tampak semakin marah.

Pria itu mencoba menelepon Lydia, tetapi seperti dugaannya, tidak ada jawaban. Sepertinya pria tersebut telah diblokir dari daftar kontak Lydia.

Dylan membanting ponselnya di atas meja sambil memandang Tony dengan tatapan kejam.

“Cari tahu keberadaan Lydia, aku ingin tahu hasilnya dalam lima belas menit.”

Pekerjaan Tony sudah berada di ujung tanduk, pria itu menundukkan kepalanya lebih rendah lagi dan cepat-cepat bekerja.

Kurang dari lima belas menit, Tony kembali dan berkata, “Pak Dylan, dari hasil penyelidikannya, sepertinya Nona Lydia sudah tidak berada di Kota Alusia.”

Bibir tipis Dylan meruncing dan ekspresi wajahnya semakin gelap.

Setengah jam kemudian, Dylan menghapus pernyataan yang merugikan Lydia dan meminta maaf, menjelaskan bahwa ini semua adalah kesalahpahaman. Namun, tidak ada pembicaraan tentang pernikahan mereka sama sekali.

Tetapi, pernyataan maaf Dylan sama sekali tidak memiliki dampak terhadap opini publik.

Pada saat ini, Dylan melihat konten di media sosial Lydia. Seluruh detail kehidupan mereka terpampang di sana, pria itu terasa begitu dekat, namun begitu jauh.

[Dylan pulang lebih awal hari ini, senangnya!”]

[Hujan deras hari ini, semoga Dylan bawa payung ….]

[Dylan menjemputku di kantor hari ini.]

[Sarapan untuk Dylan kesayangan]

Dylan terus membaca, dan tiba-tiba merasa pernikahan selama tiga tahun ini sebenarnya tidak hampa. Setiap tulisan Lydia selalu tentang Dylan, tetapi pria itu tidak pernah memahaminya atau merasakan apa yang Lydia rasakan.

Ketika Dylan membaca pernyataan terakhir yang diunggah Lydia, terasa bahwa ini adalah akhir dari pernikahan mereka! Pemikiran ini menghantui pria itu, kehancurkan pernikahannya akhirnya membuat hatinya kosong ….

Dylan ingin terus membaca, tetapi halaman tersebut tiba-tiba tidak dapat dimuat lagi. Ketika pria itu mencoba membukanya lagi, semua unggahan Lydia yang baru dibaca sudah hilang, hanya tersisa pernyataan dingin Lydia yang terakhir.

‘Apakah ini akhirnya? Wanita itu akan menghapus semua kenangan ini begitu saja? Seolah-olah hidup mereka bersama sama sekali tidak pernah terjadi?’

Hati Dylan terasa kosong, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dylan berpikir, tidak peduli bagaimana juga, walaupun dia harus menggali sampai ke tengah bumi, dia akan mencari Lydia!

****

Satu bulan berlalu.

Sebuah pesta makan malam bergengsi di Kota Alusia, dihadiri oleh para tokoh kaya dan elit, semua orang dari kalangan atas hadir di sana.

Pertemuan eksklusif ini menutup jalanan dan dilengkapi petugas keamanan untuk menghalangi jurnalis yang ingin mengambil foto tanpa izin.

Pada saat ini, sebuah mobil Mercedes-Benz mewah berhenti perlahan di pintu masuk Hotel Waldorf Astoria.

Sosok Dylan turun dari mobil, dia memberikan aura penuh wibawa yang tak tertandingi lagi. Tidak diragukan bahwa pria itu adalah pusat perhatian di pesta makan malam ini. Tetapi dia tidak sendiri, Dylan menghadiri acara ini bersama pasangannya … Olivia Cahyana.

Beberapa waktu lalu, saat Olivia mendengar berita perceraian Dylan, dia langsung merasa bahagia, dia tahu kesempatannya telah tiba.

Di sisi lain, Dylan malah tidak memperhatikan Olivia, bahkan ketika wanita itu sedih atau sakit. Baru ketika paman Olivia memberikan undangan kepada Olivia, wanita itu akhirnya memiliki kesempatan menghadiri acara itu sebagai pendamping Dylan.

Malam itu, Olivia mengenakan gaun mewah yang dibuat khusus untuknya. Dia memancarkan sikap yang manis dan lembut kepada semua orang, siapa yang tidak akan terpikat olehnya?

“Selamat datang Pak Dylan!” Para penyelenggara acara menyambut Dylan dengan semangat.

Tetapi sebelum mereka bisa berbicara dengan Dylan, suara keributan terdengar di pintu masuk.

“Pak Nixon dari Kota Lisalle datang!” Seseorang berseru.

Nixon tiba dalam mobil Rolls-Royce mewah, buatan khusus untuknya. Dia turun dari mobil dengan gaya yang sungguh mulia, dan langsung menarik perhatian semua orang.

Nixon dan Dylan, dua pria yang begitu berpengaruh dan kuat. Mereka berdua sungguh memesona!

Semua orang berbondong- bondong mendekati mobil Nixon, dengan antusias ingin salaman dan membangun koneksi dengannya.

Namun, ketika Nixon turun dari mobil, pria tersebut tidak langsung berjalan menuju dalam gedung. Sebaliknya, dia mendekati pintu mobil penumpang dan membukanya. Lalu pria itu merentangkan tangannya penuh kesopanan.

Nixon yang dikenal sebagai pria yang tidak pernah tertarik dalam hubungan asmara, tampaknya memiliki pendamping wanita sekarang.

“Lydia ….” Seseorang memanggil nama itu dengan terkejut.

Lydia, yang mengenakan gaun mewah yang seakan-akan untuk keluarga bangsawan kerajaan Eropa. Dia memancarkan aura menawan dan mewah dari ujung kepala sampai kaki, dengan perhiasan yang berkilauan dan gaya yang anggun.

Wanita tersebut terlihat begitu memukau, menggambarkan sebuah lukisan yang sempurna!

Dylan melihat kehadiran Lydia, merasa matanya telah membohongi diri sendiri. Tetapi pria itu dipukul dengan realitas, ekspresinya berubah gelap ketika melihat Lydia berjalan sambil menggandeng lengan Nixon.

Setiap langkah yang ditempuh oleh Nixon dan Lydia, semakin mendekat kepada Dylan ….
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 430 Kamu Orang Paling Buruk

    Dulu, banyak yang berpikir Kelly akan menikah dengan Samuel, sehingga mereka semua bersikap manis padanya. Namun, ketika Samuel memilih orang lain, Kelly mendapati dirinya tak lagi bisa masuk ke lingkaran sosial tersebut. Tidak ada lagi yang mau membantunya.Lydia memandang dengan tatapan dingin. Dia tak tahu bagaimana wanita itu bisa sampai di sana, karena lokasinya cukup jauh dari tepi pantai. Sayangnya, tanpa undangan, wanita itu hanya bisa berdiri di luar, dihentikan oleh pengawal. Lydia berdiri diam, tak berniat membiarkannya masuk."Menolongmu? Atas dasar apa?" tanya Lydia.Kelly berdiri lemah dengan nada memelas. "Tapi Lydia, meski kita nggak akrab, hidupku hancur karena ulahmu. Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?"Walaupun kata-katanya penuh keluhan dan kemarahan, Kelly terlihat begitu lemah dan tidak berdaya. Dia menyalahkan segalanya pada Lydia. Seandainya Lydia tidak masuk ke ruangan itu dengan Malvin, dia mungkin sudah menjadi istri Samuel sekarang.Bagaimana mungk

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 429 Kita Tidak Akrab

    Sebelum Lucas naik ke kapal, ia melihat beberapa mobil Ferrari terbaru terparkir di tepi pantai, termasuk salah satu yang sebelumnya dia sudah lama ingin beli tapi tidak pernah berhasil dibeli.Harus diakui, dia agak iri!"Lydia, apa kalian sekarang selalu pakai mobil Ferrari kalau pergi?" tanya Lucas.Lydia menatapnya dengan senyuman datar."Nggak, aku lebih sering pakai helikopter," jawab Lydia.Lucas hanya bisa terdiam.Tidak jauh dari sana, Dilap dan Malvin juga tiba.Lydia melihat mereka, segera menyapa.Dilap melirik Dylan dengan ekspresi merendahkan."Om payah banget sih. Dia bahkan belum berhasil dapetin hati yang dia sukai."Malvin berkomentar, "Kondisi Pak Dylan ‘kan nggak biasa."Jika tidak, dengan kualitas Dylan, dia bisa membuat hati siapa pun meleleh. Hanya saja sekarang, dia berurusan dengan Lydia.Lydia tersenyum sambil berkata, "Lama nggak ketemu. Apa kabar?"Dilap mengeluh dengan wajah muram, "Sejak kamu meninggalkan acara kami, popularitas kami menurun banyak. Bahkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 428 Halo, Papa Mertua!

    Karena sebelum Dylan beristirahat dia memerintahkan Bobby untuk membuat hubungannya dengan Lydia membaik, Bobby begadang semalaman. Akhirnya, Bobby terpikirkan satu ide bagus. Sebentar lagi adalah ulang tahun Rizal.Lydia tidak membawa banyak barang saat datang, begitupun ketika dia pergi. Lydia berdiri di gerbang sambil mengucapkan selamat tinggal pada Dylan. Akhirnya bisa beberapa hari tidak perlu melihat Dylan lagi. Lydia senang sekali ….Dylan memperhatikan Lydia dengan lembut saat Lydia pergi. Kemudian, dia menatap Bobby dengan garang setelahnya.“Sudah disiapkan?”Bobby dengan mantap mengangguk, "Pasti, jangan khawatir, Pak. Pertemuan Bapak dengan calon ayah mertua di acara ini pasti akan membantu Pak Dylan menjadi bagian dari Keluarga Bram."Wajah Dylan tetap terlihat serius, tetapi bibirnya sedikit tersenyum. Dia tampak lebih santai.Bobby melanjutkan, "Pak Dylan itu luar biasa. Susah loh Pak cari orang yang setara dengan Pak Dylan. Pak Rizal pasti akan menghargai niat baik

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 427 Salah Menarik Orang

    Saat dokter spesialis sedang melakukan pemeriksaan, Dylan akhirnya melepaskan tangan Lydia.Tidak sampai satu menit kemudian, karena Dylan tidak mendengar suara Lydia, dia berkata, “Lydia, sini tanganmu.”Suara Dylan terdengar lemah dan menyedihkan.Para dokter merasa, “Hubungan Pak Dylan dan Bu Lydia bagus sekali ....”Pak Dylan kelihatannya bukan tipe orang yang suka menempel pada orang lain. Mengejutkan sekali sikapnya hari ini.Tidak lama kemudian, satu tangan menyelusup. Dylan segera menggenggamnya, seketika sadar merasa lega.Dylan tidak berani mengelus-elusnya karena takut Lydia marah.Berhasil berkompromi sedikit seperti ini saja, bisa membuat semua ketidaknyamanan Dylan malam ini hilang.Pemeriksaan berlanjut selama sepuluh menit. Detak jantung Dylan berdetak cepat selama sepuluh menit.Namun, saat pemeriksaan hampir selesai, mereka mendengar suara Bobby dari luar."Bu Lydia beneran cuma makan sup sarang burung waletnya semangkuk? Mau nggak saya ambilin lagi?Suara itu semakin

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 426 Temani Aku Di Sini

    Lydia merasa tidak seharusnya dia menerima berlian begitu saja. Lydia berencana untuk memberikan kejutan yang lebih besar untuk ulang tahun Mike nanti.Di dalam mobil, Ruben dan sopir duduk di depan, sedangkan Lydia dan Dylan duduk di belakang. Dylan duduk dengan mata tertutup, tampak dingin. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Lydia memberikan sedikit jeda, tiba-tiba dia teringat bahwa Dylan meminta pendapatnya tentang makan malam tadi malam, dan dia sama sekali tidak memberikan tanggapan apa pun! Lydia memberi isyarat dengan batuk kecil."Sebenarnya koki restoran itu cukup bagus, rasa dan tampilannya sangat baik. Apa pendapatmu?" Dylan mengangkat sedikit alisnya. Wajahnya terlihat sedikit lebih baik."Hmm, yang penting kamu suka." Lydia lega. Dia merasa tidak seharusnya dirinya makan gratis dan membuat Dylan marah. Lydia melihat Ruben di depan."Ruben, gimana menurut kamu?" Ruben menjawab, "Rasanya biasa saja, tampilannya saja bagus. Nggak bikin kenyang."Lydia mengernyitkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 425 Tidak Boleh Terlalu Pelit

    Dylan merasakan pandangannya sedikit gemetar. Diam-diam dia merasa terganggu. Semua persiapan yang telah Dylan buat kini tertinggal oleh seikat berlian dari seorang bocah? Mengapa Charter bisa memiliki anak sepayah itu.Ekspresi Lydia berubah. Bagaimana mungkin Mike menyimpan barang-barang seharga itu, yang seharusnya ada di brankas, dalam kantongnya begitu saja? Lydia tersenyum. Dia tampak bingung dan geli melihat kepolosan Mike."Kamu harus simpan ini kembali, ya. Kakak nggak bisa terima," kata Lydia dengan lembut.Mike tampak kecewa, merengek sambil menarik tangan Lydia."Kakak nggak suka? Aku punya yang lebih besar lagi!" katanya dengan polos.Lydia hanya bisa tersenyum getir. Sulit menjelaskan hal-hal seperti ini kepada seorang anak kecil.Dengan senyum yang dipaksakan, Lydia menerima berlian itu."Aku suka, kok. Tapi Mike jangan kasih yang begini lagi ya nanti."Lydia berencana menyerahkannya kembali kepada Charter. Mike tampak sangat bahagia karena Lydia menerima hadiahnya.

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 424 Hadiah Kecil

    Lydia mengelus rambut Mike yang lembut. Dia tak bisa menolaknya."Tentu saja!"Mata Dylan yang tadinya berbinar, perlahan meredup. Suaranya terasa lebih dingin."Kamu keluar sendiri gini, memangnya Charter tahu?"Mike takut. Dia merapat ke pelukan Lydia.Paman yang menyebalkan itu, bahkan saat sakit pun tetap saja menjengkelkan!Dengan angkuhnya, Dylan mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon Charter."Anakmu kabur. Sekarang sama aku dan Lydia."Maksudnya jelas: Segera jemput.Dylan sengaja menyalakan speaker, agar Mike mendengar suara Charter.Charter terdengar datar dan dingin di telepon."Oh begitu? Tolong jaga dia, aku sedang rapat, bye."Telepon terputus.Mereka bertiga terdiam sejenak. Mike menyadari apa yang terjadi. Dia segera memeluk Lydia dengan gembira."Hore! Aku bisa sama kakak cantik!"Wajah Dylan pucat sembari melihat layar ponsel yang sudah mati, napasnya tak karuan.Sudah susah-susah merencanakan kencan, malah berakhir dengan menjaga anak Charter? Sungguh menjengk

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 423 Makin Tampan Makin Kaya

    Keesokan harinya, Lydia menerima telepon dari Liam."Nielson Group ada masalah. Apa ini berkaitan dengan Dylan?"Lydia sudah menduga Liam pasti akan menyadari sesuatu. Dia sedang berada di luar negeri, berita dari dalam negeri seharusnya belum sampai kepadanya dengan secepat itu.Lydia dengan tenang menjelaskan kepada Liam tentang Preston yang ternyata adalah pelaku di balik semua ini.Liam terdiam lama, suaranya terdengar sangat dingin."Pastikan Ruben selalu melindungi kamu, jangan lengah. Urusan lainnya jangan kamu urusi, kita bicarakan nanti setelah aku kembali."Lydia hanya menjawab "oke".Mereka kemudian membicarakan beberapa hal lain, lalu menutup teleponnya.Lydia mengerahkan seluruh perhatiannya pada proyek kerjasama mereka. Dia pergi ke Julist Group pagi-pagi sekali.Victor yang masih kurang berpengalaman, menghadapi beberapa masalah rumit. Dia belum bisa mengambil keputusan dengan cepat. Lydia menghabiskan sehari penuh bersama Victor, dengan sabar mengajarinya. Tak terasa,

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 422 Tidak Boleh Teledor

    Ketika Bobby sedang duduk sendirian di ruang tamu, wajahnya tampak cemas dan khawatir tentang Dylan, ia tiba-tiba mendengar suara di pintu. Dylan sudah pulang. Dengan penuh semangat, Bobby bergegas menyambutnya."Pak Dylan, sudah pulang? Meski kondisi tubuh Pak Dylan begini, masih saja Pak Dylan kerja keras. Pak Dylan itu orang paling hebat yang pernah saya temui, loh …."Dylan tadi sudah merasa cukup baik setelah berhasil menangani Preston. Saat itu, Dylan menjadi kesal mendengar ucapan Bobby. Pujian yang tak berbobot.Sambil menahan emosi marahnya, Dylan bertanya, "Lydia sudah pulang?""Iya, Pak Dylan. Hari ini kayaknya mood Bu Lydia kurang baik. Sebaiknya Pak Dylan nggak menemuinya dulu, deh. Biar nggak nambah masalah ...."Mata Dylan yang dalam dan penuh arti membuat Bobby merinding. Bobby terbatuk kecil, mencoba memperbaiki suasana."Tadi ikut Bu Lydia ke pesta. Pemandangan kayak gitu biasanya cuma bisa lihat di TV. Tapi saya rasa, sih, pesta tadi kurang oke karena nggak ada Pa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status