Share

Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya
Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya
Author: Author Rina

Bab 1

Author: Author Rina
last update Last Updated: 2023-12-06 13:04:16

Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya

Bab1.

"Eh kamu mau kemana?" tanyaku pada Alya istriku. Tumben dia pakai baju gamis, berjilbab prasmina, memakai bedak dan lipstisk. Beda jauh dengan hari-hari biasa yang hanya memakai daster bolong-bolong serta bau asap.

"Mau ikut Abang."

Aku melotot mendengar jawaban Alya, mau ikut , yang benar saja?

Apa nanti kata teman-teman kantorku?

"Gak usah Abang pergi sendiri saja," ketusku. Wajah Alya seketika berubah muram tapi aku tak perduli dengan semua itu.

"Kenapa Bang, bukankan di undangan tertulis kalau undangan itu untuk suami istri?" tanya Alya lirih.

"Ya memang begitu tulisanya tapi aku gak akan ngajak kamu."

"Tapi kenapa Bang, bukankan aku ini istrimu?"

"Malulah aku bawa kamu, masa manager perusahaan besar yang tampan seperti aku bawa istri degil dan kumal seperti kamu, di mana mau di taruh wajahku, hah?" ujarku dengan suara berat.

Kutoyor kepalanya dengan jari telunjuk," mikir! Belum lagi nanti kalau orang-orang tanya, 'Aldi istrimu kuliah dimana?' terus mau kujawab apa? Bilang kalau kamu cuma lulusan SMP? Malu dong sama teman-temanku."

Alya diam dan menunduk, mungkin menyadari siapa dirinya, kalau kita sudah gak selevel lagi sekarang. Kalau boleh di bilang kastaku jauh di atasnya. Masih untung dia gak aku ceraikan.

"Ya sudah aku di rumah saja Bang."

"Nah gitu dong, sadar dikit! Sudah tak cantik, dekil, bod*h. Masih untung aku gak ceraikan kamu, kalau lelaki lain pasti sudah diceraikan kamu," ketusku. Sengaja kukeraskan suaraku agar perempuan ini sadar akan posisinya.

"Ya Bang, maaf."

"Iya, kamu harus sadar dari kalau kamu itu sekarang sudah gak selevel sama aku."

Alya diam dan hanya mengangguk lemah. Entahlah, mungkin habis ini dia akan menangis, sebab biasanya jika begini sebentar lagi air matanya bakal tumpah. Tapi perduli apa aku, justru dengan begini dia tak akan menuntut apa-apa lagi, dia akan sadar kalau kedudukan dia sudah lagi tak sederajat denganku.

-

-

-

Kubelokkan motor gedeku ke dalam halaman yang luas yang terasnya dipenuhi bunga-bunga. Suatu ketika dulu aku sering kesini, tanganku segera memencet bel rumah yang terletak di samping kanan pintu.

"Iya Mas, bentar lagi siap," jawab seseorang dari dalam dan tak lama kemudian sang empunya suara keluar.

"Alda," gumamku saat melihat seorang wanita cantik keluar, bau wangi tubuhnya langsung menyengat hidungku. Untung aku masih bisa menahan diri untuk tidak mendekap dan menc**m bibir manisnya.

Sumpah gemesin banget beib.

"Mas!" ujar Alda yang entah untuk keberapa kalinya, aku dengar tapi hanya seperti angin lalu yang lewat di telingaku.

"I-iya Sayang," jawabku sambil memberikan senyum termanisku untuknya.

"Kok bengong sih?"

"Aku sedang memastikan kalau didepan aku ini benaran manusia."

"Ih..," sebuah cubitan melayang ke lenganku, sakitnya membuatku meringis. "Mas pikir aku hantu?" ujar Alda kesal. Bibirnya cemberut, alisnya sedikit menyatu. Namun, bagiku tetap saja cantik.

"Bukan Sayang, Mas pikir kamu bidadari jatuh dari mana, gitu?" ujarku yang sukses membuat pipi Alda bersemu merah.

"Udah ah, gombal melulu," ujar Alda.

Kamipun berjalan bergandengan menuju motor gedeku yang terparkir dihalaman.

"Kita naik motor Mas?" ujar Alda dengan mata membulat karena memang waktu janjian aku gak bilang kalau aku naik motor.

"Iya Sayang," jawabku sambil menggaruk kepalaku yang gak gatal.

"Rusak dong dandananku," ujarnya dengan nada kesal dan memonyongkan bibirnya. Namun, justru membuat aku makin gemas melihatnya.

"Sabar ya Sayang, bulan depan kita naik mobil," ujarku.

Senyum mengembang dari bibir Alda," janji ya!" kata Alda.

"Janji, yok naik!"

Di sepanjang perjalanan aku sengaja mengerem mendadak agar Alda memeluk tubuhku dan saat tubuhnya merapat ketubuhku aku merasa ada jutaan bunga tumbuh di hatiku.

Tiga puluh lima menit kemudian kita sampai di pesta.

-

-

-

"Tu kan Mas , rambutku jadi rusak," omel Alda sambil membenahi rambutnya di depan kaca spion.

"Sabar Sayang, gajian kan tak lama lagi," bujukku walau jujur aku masih bingung, uang apa yang akan kupakai untuk DP kredit mobil. Aku masih punya banyak tunggakan yang harus dilunasi tapi aku juga tak mau malu didepan pacarku yang cantik dan sexsi ini.

Senyum Alda mengembang," beneran ya?" ujarnya manja membuat jantungku berpacu lebih cepat.

"Iya Sayang," jawabku lembut.

Di sepanjang pesta aku memperkenalkan Alda sebagai istriku, aku baru saja beberapa bulan dipindah tugaskan jadi manager ke perusahaan yang berbeda jadi tak satupun yang tahu kalau Alda bukan istriku.

Pesta berlangsung sangat meriah dan selama itu banyak yang memuji keserasian kami.

***

"Siapkan minuman dan belikan makanan kecil, teman-temanku menunggu diluar," ujarku pada Alya sambil menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu.

"Iya Bang."

"Buruan, jangan sampai teman-temanku menunggu," ujarku bernada perintah.

Alya berjalan buru-buru keluar. Namun, kucegah saat akan lewat pintu depan.

"Eh, kamu mau lewat mana?"

Alya mengkerutkan alisnya," ya lewat pintu Bang."

"Maksudku jangan lewat pintu depan, lewat pintu samping saja!"

"Tapi kenapa Bang?" tanya Alya bingung.

"Lewat samping lebih cepat," ujarku berbohong. Yang benar aku malu kalau sampai teman-temanku tahu kalau aku punya istri dekil dan yang aku bawa kepesta kemarin hanya mantan yang kebetulan sedang CLBK.

"Iya Bang," jawabnya tanpa membantah.

Segera kutemui teman-temanku di teras.

"Istri lo mana Bro?" tanya salah seorang temanku. Aku paham yang dimaksud tentu bukan Alya tapi Alda karena yang mereka tahu istriku adalah Alda.

"Biasa la Bro lagi arisan sama teman-teman kuliahnya."

"Wah, istri lo lulusan apa?"

"Dia kuliah di luar negeri Bro."

"Gak kerja Bro, sayangkan ijasahnya?" tanya temanku yang satunya.

"Dulu kerja tapi sejak menikah dia lebih memilih ngurusin gue," ujarku bangga.

"Permisi Bang."

Alya datang dengan nampan berisi minuman dan makanan kecil. Dia memoles sedikit wajahnya dan sudah ganti baju tapi bagiku tetap saja dekil dan bau asap.

"Silahkan di minum!" ujar Alya lembut dan aku segera memberi kode pada Alya untuk segera masuk ke dalam. Bisa jatuh harga diriku jika mereka tahu kalau istriku yang asli hanyalah wanita biasa yang hanya lulusan SMP, dekil pula. Mau di taruh di mana mukaku yang ganteng ini?

"Kirain tadi itu istri Lo Bro? Soalnya aku sering lihat wanita itu keluar masuk rumah Lo?"

"Jelas bukan dong, dia tu cuma pembantu di rumah ini," jawabku jumawa.

Prank...

Sebuah suara mengagetkan kami dan kami reflek menoleh ke sumber suara.

Mataku membulat, napasku turun naik, dadaku begelombang.

"Alya!" Bentakku saat melihat wanita bod*h dan dekil itu sedang?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 26

    "kami sudah berusaha sebaik mungkin nyonya, tapi kami tidak tahu kenapa tiba-tiba terjadi trouble dan sekarang tuan Irsyad dalam keadaan koma."Alya diam hanya mulutnya yang menganga tulang-tulangnya terasa lemas bahkan dia terduduk. Seketika dia tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan tidak menangis ataupun berteriak, dia hanya diam."Maafkan kami nyonya, kami siap berusaha sebaik mungkin tapi sepertinya takdirku kata lain. Sekarang ini Tuan Irsyad sedang dalam keadaan kritis semoga ada keajaiban," ucap dokter itu . Dia menatap sendut ke arah Alya yang hanya diam dan bersimpuh. Cukup lama wanita itu hanya terdiam dan menatap kosong lurus ke depan. "Nyonya, anda tidak boleh menyerah. Saya yakin Tuan pasti dia akan menyerap itu saja dia pasti akan berjuang untuk Anda apalagi sekarang dalam rahim Anda ada keturunannya," ucap Arya memberikan kekuatan pada Alya."Kenapa Tuhan tidak adil padaku, kenapa di saat aku ingin merasakan kebahagiaan dia justru merenggutnya secara paksa. Kenapa Arya?"

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 25

    Bab 25 Nina menoleh ke arah sumber suara dengan jantung yang berdetak dengan cepat, walau bagaimanapun dia dokter baru di sini kalau sampai ketahuan dia memiliki niat jahat ini bisa membahayakan karirnya."Iya, dok?"jawab Nina dengan suara yang sedikit gemetar."Tadi anda bilang soal Karma, Siapa yang kena karma?"tanya dokter muda yang berwajah tampan itu. Tatapannya terlihat mengintimidasi. "Enggak, Dok! Saya tadi hanya asal bicara saja," jawab Nina mengelak. "Oh," dokter itu menganggukkan kepalanya. "Saya pikir anda memiliki niat jahat,"ucapnya. "Tentu saja tidak dok, bagaimana mungkin seorang dokter memiliki niat jahat. Bukankah dokter di sumpah untuk menyembuhkan pasiennya. Bukan sebaliknya." Nina menatap dokter muda itu, Dia terlihat tampan dengan iris mata coklat. "Iya itu betul, kita sebagai seorang dokter memang tugas kita adalah untuk berikan pertolongan kepada pasien Bukan sebaliknya. Oh ya. Jadi bagaimana? Apa anda sudah memiliki jadwal untuk mengambil tindakan pada T

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 24

    Bab 24 KarmaNina yang tadi tersenyum dengan angan-angannya kini mencoba memasang wajah biasa saja, wanita itu pura-pura berpikir agar terlihat lupa. "Irsyad yang mana ya?" tanya Nina. "Tuan Irsyad, kekasih Cik Farah nona," jawab Arya yang seketika membuat hati Nina terasa sakit dan sesak. Terbayang di pelupuk mata bagaimana menderitanya Farah akibat sakit yang dia derita akibat kecelakaan itu yang bahkan untuk sekedar duduk saja Farah harus menahan sakit, tak ada satu detikpun tanpa jeritan Farah waktu itu. Saat akan mandi, di pindahkan posisi bahkan ketika Nina atau yang lainnya mengganti popok, Farah akan menjerit kesakitan. Nina menderita cedera setelah kecelakaan dan Iryad juga tak peduli sama sekali. Semua itu sungguh membuat hati Nina terasa sakit dan sesak, hati kakak mana yang tak hancur melihat hal itu. [U datang saja ke sini, nanti I yang akan bayar semua ongkos you naik taxi] Nina mengamati pesan adiknya waktu itu yang dialamatkan kepada Irsyad, saat ini Farah sedang

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 23

    Bab 23 Kedatangan NinaNina datang ke Indonesia karena ada urusan pekerjaan, dia sekarang bekerja sebagai dokter ahli bedah dan untuk beberapa waktu dia mendapat kontrak di Indonesia."Selamat datang Cik Nina, semoga betah di sini," sambut karyawan rumah sakit tempat dimana dia akan bertugas Sementara, katanya rumah sakit ini kekurangan tenaga medis dan ada seorang pasien yang berkewarganegaan Malaysia memerlukan bantuannya. Awalnya pihak rumah sakit menawarkan untuk operasi saja ke hospital di Malaysia, tapi pihak pasien menolak dengan alasan istrinya saat ini sedang hamil dan memperlukan kehadirannya. Semua serba dadakan bahkan Nina tak sempat berpikir lagi membuat Nina mau tak mau datang juga ke Indonesia dengan hati yang bertanya-tanya sehebat apa pasiennya ini karena gak mungkin kalau hanya orang biasa ."Mari Cik Nina, kita langsung saja ke ruangan direktur untuk membahas pasiennya," ucap seorang dokter yang menyambut kedatangan Nina."Baiklah, mari!" Nina dibawa ke sebuah ruan

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    bab 22

    Bab 22Masa Lalu jika tidak diselesaikan akan jadi bumerang dikehidupan mendatang."Tuan tadi Cik Farah, mencari anda," ucap Riyan yang saat itu masih bekerja di Malaysia sebagai TKI dan dia bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Irsyad. Orang tua Irsyad adalah pejabat di kerajaan Malaysia.Mendengar nama Farah disebut Irsyad membulatkan matanya segera dia menarik sopir pribadinya itu menjauh, dia seperti takut pembicaraannya didengar orang lain. "Ada apa, aku sudah bilang sama kamu berapa kali ya kamu jangan pernah menyebut nama perempuan itu di rumah ini bisa gawat, ngerti nggak!" teriak Irsyad dalam logat bahasa Melayu. "Maaf Tuan, saya lupa."Irsyad melepaskan pegangan tangannya di kerah baju Ryan."Ada apa, apalagi yang perempuan itu mau?"tanya Irsyad dengan nada sinis."Dia tanya kenapa Tuan tidak datang mengunjunginya padahal sudah satu minggu berlalu dan dia juga sudah pulang dari rumah sakit tapi kenapa Tuan tidak juga melihat keadaannya.""Memangnya kenapa Apa perlu aku me

  • Mantan Istri Yang Kuhina Jadi Nyonya    Bab 21

    Bab 21"ada apa Yan?" tanyaku kepada Ryan sopir pribadiku, hatiki mulai tidak enak melihat wajah pucatnya, berbagai macam pikiran buruk melintas di kepalaku."Tadi waktu ke ruang perawatan untuk merawat Tuan saya melihat Tuan kesakitan, lalu beliau pingsan,"jawab Ryan dengan wajah panik."Ya Tuhan." Aku ingin bangun tetapi buru-buru Rian mencegahku."Jangan nyonya keadaan nyonya masih belum sembuh benar saya takut kalau terjadi apa-apa dengan nyonya." Ryan membujukku, wajah sopirku itu terlihat cemas."Tapi aku ingin melihat keadaan Tuan aku tidak bisa jika aku tidak melihat keadaannya bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya."aku mulai khawatir takut terjadi apa-apa dengan suamiku sekarang aku tidak memiliki siapa-siapa, selain suamiku hanya dia yang aku punya jika nanti terjadi apa-apa dengan Bang Irsyad Lalu bagaimana dengan hidupku kepada siapa lagi aku harus bersandar, aku tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya setelah apa yang terjadi padaku dengan Bang Aldi dulu."Saya tahu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status