Home / Urban / Mantan Jadi Suami / Bab.6 Aiden Arsenio

Share

Bab.6 Aiden Arsenio

Author: Yeyen
last update Last Updated: 2025-08-08 14:05:55

Di belahan bumi yang lain, seorang pria tampan berdiri membelakangi dunia, menatap nanar ke arah jendela besar di ruang kantornya yang mewah.

Dari sana, hamparan kota yang gemerlap terlihat begitu indah… namun tak mampu menghangatkan sorot matanya yang dingin dan penuh perhitungan.

Dalam waktu dekat, ia akan mengambil alih kendali perusahaan keluarganya yang berada di Kota X. Tapi bukan hanya urusan bisnis yang membawanya ke sana. Ada alasan pribadi…

Tanpa membuang waktu, ia memanggil orang kepercayaannya yaitu Mike Xander. Seorang pria tangguh, setia, dan nyaris sama menawannya. Ke mana pun ia pergi, Mike selalu ada di belakangnya, memastikan segalanya berjalan sesuai rencana.

"Mike," ucapnya tegas, tanpa menoleh.

"Kita harus segera menyelesaikan urusan kita di sini. Aku tidak ingin keberangkatan kita ke Kota X tertunda, satu detik pun."

Mike mengangguk pelan, tak banyak bertanya. Ia tahu, jika tuannya sudah berbicara seperti itu, berarti ada sesuatu yang lebih dari sekadar ekspansi bisnis.

Lalu pria itu kembali bersuara, kali ini dengan nada yang lebih dingin dan penuh tekad.

"Aku harus mengacaukan wisudanya."

Aiden menatap layar ponselnya sejenak, senyuman miring perlahan terukir di sudut bibirnya, senyum yang tak pernah menjanjikan hal baik bagi siapa pun yang mengenalnya. Ia lalu mengangkat ponsel dan menekan sebuah nomor.

Orang itu bukan sembarang orang, dia adalah bayang-bayangnya. Kaki tangan yang setia dan tak pernah gagal menjalankan perintah.

"Bagaimana? Apa kau sudah menemukannya?" suara Aiden terdengar dingin dan tenang, seolah pertanyaannya hanyalah formalitas.

"Dengan siapa dia menikah?"

Ia terdiam, mendengarkan lawan bicaranya di ujung telepon dengan penuh perhatian.

Sesekali, matanya menyipit, bibirnya menyeringai kecil, senyuman puas bercampur ancaman yang membeku di udara.

"Selidiki suaminya. Semua hal tentang dia. Latar belakangnya, keluarganya, pekerjaannya bahkan bagaimana cara dia tersenyum, aku ingin tahu" ucap Aiden pelan namun penuh tekanan.

"Kirimkan semua data padaku. Jangan lewatkan satu detail pun."

Begitu panggilan berakhir, Aiden memasukkan ponselnya ke saku jas dan berjalan keluar dari ruang kantornya dengan langkah tegap. Mata tajamnya menatap lurus ke depan, Ia akan pulang hari ini menemui mommy dan daddynya.

"Malam, Mom. Dad."

Aiden melangkah masuk ke ruang makan dengan tenang. Ia menyapa kedua orang tuanya yang sedang menikmati makan malam.

Nada suaranya datar, namun kehangatan kecil terasa di balik ketenangannya malam itu. Ia menjadi hangat jika bersama keluarganya.

"Aku sudah mengurus semua perpindahan, Dad. Aku akan segera memimpin perusahaan kita di Kota X," ucapnya tanpa nada membanggakan. Tidak ada kesombongan di sana hanya kepastian.

Mommy Clara meletakkan garpunya dengan dramatis, menatap Aiden dengan mata berkaca.

"Jadi kamu benar-benar akan meninggalkan Mommy sendirian, sayang?" tanyanya seperti sedang bermain dalam adegan teater.

"Come on, Mom," sahut Aiden malas, lalu menatap daddy seolah meminta pertolongan.

Daddy tertawa kecil, lalu menepuk tangan Mommy dengan lembut. "Biarkan anakmu mandiri, sayang. Kita bisa mengunjunginya kalau Mommy rindu."

Aiden mengangkat tangan ke arah Daddy. Keduanya bertos ringan, sebuah kode diam penuh pengertian antara dua pria dalam keluarga.

Namun, Mommy Clara belum selesai. "Bagaimana dengan Bella? Apa dia setuju kamu akan pindah ke Kota X?"

Aiden menghela napas, lalu menjawab pelan, "Aku tidak perlu meminta persetujuannya, Mom. Dia masih pacarku, bukan istriku."

Mommy Clara langsung memicingkan mata. "Jangan mempermainkan perasaan perempuan, Aiden. Mommy tidak setuju dengan itu."

Aiden menghela nafas pelan.

"Justru perempuanlah yang sedang memainkan perasaanku, Mom." Ucap batin Aiden

Tapi ia hanya mengangguk.

"Baiklah, Mom. Aiden akan bicara dengan Bella." Ia lalu berdiri, melangkah pelan ke arah orang tuanya dan mencium pipi Mommy dan Daddy dengan penuh kasih sayanh

"Kalau begitu, aku bersihin diri dulu, Mom, Dad." Aiden pun melangkah meninggalkan ruang makan dengan langkah mantap.

Aiden baru saja keluar dari kamar mandi, handuk putih membalut tubuhnya yang tegap dan berotot tubuh yang selama ini membuat banyak wanita rela menyerahkan segalanya hanya untuk sesaat bersamanya. Tapi malam ini bukan soal mereka.

Ia duduk di tepi ranjang, menatap ponselnya sejenak, lalu menghela napas kecil. Bukan karena ia ingin… tapi karena ia tak ingin mendengar Mommy-nya mengeluh bila suatu saat Bella datang mencarinya.

Dengan satu sentuhan, ia menghubungi kekasihnya.

"Sayang..."

suara Bella terdengar manja dari seberang, seolah tahu Aiden akan meneleponnya malam ini.

"Aku ingin bicara soal sesuatu," kata Aiden dingin, tegas, tapi tenang. Seperti biasa, nadanya datar, tapi ada magnet di sana, daya pikat yang sulit ditolak.

"Aku akan pindah ke Kota X untuk mengurus perusahaan."

Hening. Seperti yang sudah ia perkirakan, suara Bella mulai merajuk tak lama kemudian.

"Aiden… kau serius? Lalu aku bagaimana? Aku akan sendirian di sini…" Nadanya seperti anak kecil yang kehilangan mainan kesayangan.

"Aku tidak akan lama." Aiden berucap malas

"Tapi… aku akan merindukanmu," gumam Bella, suaranya mulai goyah.

"Kalau kau merindukanku… kau bisa mengunjungiku" katanya pelan, ia memainkan drama agar tak berlama-lama

Diam beberapa detik. Dan seperti yang selalu terjadi setiap kali Aiden bicara dengan nada itu, Bella menyerah.

"Baiklah… tapi jangan lama, ya. Aku menunggumu."

Aiden tersenyum tipis. "Tentu."

Begitu panggilan berakhir, Aiden meletakkan ponselnya ke meja. Matanya menatap kosong ke langit-langit kamar.

Kota X sudah menunggu. Dan seseorang di sana… akan ia hancurkan. Perlahan. Dengan cara yang hanya ia tahu.

Bersambung. . .

Jangan lupa tinggalkan jejak kawan

Terimakasih

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Jadi Suami   Bab.75 Wanita Jalang

    Sera sedang sibuk bekerja. Ia begitu fokus pada layar di depannya, jari-jarinya menari cepat di atas keyboard. Ada banyak hal yang harus ia selesaikan sebelum hari pernikahannya tiba. Tanggal pernikahan semakin dekat, dan makin hari ia semakin takut tidak bisa membagi waktu dengan baik. Di satu sisi pekerjaannya menumpuk, di sisi lain ia harus memastikan segalanya berjalan sesuai keinginannya. Ia ingin hari itu sempurna. Sementara itu di lobby kantor, suasana memanas. Bella dan asistennya tampak berdebat dengan resepsionis. “Maaf, Bu. Saya tidak boleh mengizinkan siapa pun naik ke ruangan Pak Aiden,” ujar receptionist sopan. “Kau tidak tahu siapa aku? Aku tunangan Aiden!” Bella mengangkat dagunya angkuh, seolah-olah seluruh dunia harus tunduk kepadanya. “Maaf, Bu. Tapi Pak Aiden sedang tidak di tempat. Hanya sekretarisnya, Ibu Sera yang berada di kantor,” jawab receptionist tetap lembut. “Kalau begitu, aku akan bertemu sekretarisnya. Di mana ruangannya?” Bella masih saja berbica

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 74 Mantan

    Sore itu, Aiden tiba di rumah Sera bersama kedua orang tuanya. Ia sengaja tidak memberi kabar lebih dulu, ia tahu, sebentar lagi Sera pasti akan tiba di rumah. “Om, Tante… perkenalkan, ini orang tua saya,” ucap Aiden sopan. Papa dan Mama menyambut hangat calon besan mereka dengan senyum penuh keramahan. Mereka pun saling berkenalan, bertukar sapa, dan berbincang hangat. Daddy membuka percakapan dengan nada bersahabat. “Niat kami datang ke sini adalah untuk melamar putri Bapak. Kami bahagia mendengar kalau anak kami sudah menemukan wanita yang ia cintai.” Papa mengangguk pelan, lalu menarik napas sebelum berbicara. “Tapi mohon maaf, Pak, saya ingin bercerita sedikit tentang anak saya… dan kesalahan yang pernah saya lakukan. Saya hanya ingin semuanya jelas, agar tidak ada hal yang membebani mereka di kemudian hari.” Daddy dan Mommy saling berpandangan, lalu mengangguk penuh pengertian. Mereka menghargai ketulusan Papa yang ingin terbuka. Papa pun mulai menceritakan semuanya,

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 73 Setuju

    Aiden akhirnya tiba di kota kelahirannya. Ia pulang dengan satu tujuan, yaitu memberi kabar kepada kedua orang tuanya bahwa ia akan menikah. Dalam hati, ia berharap kabar ini membawa kebahagiaan bagi mereka. “Morning, Dad... morning, Mom,” sapanya hangat. “Aiden…” seperti biasa, Mommy langsung menyambutnya dengan pelukan penuh rindu, mencium pipinya seperti anak kecil yang baru kembali dari perjalanan jauh. “Selalu saja pulang tanpa memberi kabar,” Mommy menepuk dada putranya lembut. Aiden terkekeh, lalu kembali memeluk Mommy lama-lama, sebelum merangkul Daddy yang sudah menatapnya dengan senyum tenang. “Apa kabar, Nak?” tanya Daddy. “Aku sangat baik, Dad. Dan... aku membawa kabar gembira,” ucap Aiden sambil tersenyum melihat dua orang yang paling ia sayangi. Mommy mulai menyiapkan sarapan untuk kedua lelaki kesayangannya. “Berita apa, sayang?” tanyanya sambil menuangkan kopi. “Aku ingin menikah, Mom. Dad.” Mommy langsung menatapnya antusias. “Benarkah? Dengan siapa?

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 72 Di Lamar

    “Aku akan bicara pada Mama dan Papa,” ucap Aiden begitu mereka tiba di rumah. Sera hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Beberapa saat kemudian, Aiden melangkah masuk ke ruang tamu rumah Sera. “Maaf, Om, Tante... ada yang ingin saya bicarakan,” ujarnya sopan. Papa dan Mama Sera menatap Aiden penuh tanya. “Maaf kalau Aiden lancang, Om,” lanjutnya sambil menarik napas panjang. Aiden menggenggam kedua tangannya sendiri, mencoba menenangkan degup jantungnya yang tidak beraturan. “Saya... ingin menikahi Sera, Om, Tante.” Ucapan itu menggantung di udara. Papa dan Mama saling berpandangan, terdiam cukup lama. Mama akhirnya bersuara pelan, “Apa tidak sebaiknya menunggu sampai ingatannya pulih? Tante takut kalau nanti, saat Sera sudah benar-benar ingat, dia tidak bisa menerima semuanya.” Sera segera menyela, tak ingin Aiden disalahpahami. “Aiden sudah menceritakan semuanya, Ma. Aku sudah tahu kalau aku seorang janda... dan Leo adalah anakku. Meskipun aku belum mengingat semuanya, se

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 71 Restu Leo

    Sera tiba-tiba menangis, membuat Aiden panik. “Aku seperti merindukan seseorang, Aiden…” suaranya lirih, bergetar. Aiden tak tahu harus berbuat apa selain memeluknya erat, mencoba menenangkan isak tangis itu. “Apa dia menyakitiku? Kenapa hatiku sakit sekali?” Sera terisak di dada Aiden. “Tidak, sayang… dia tidak pernah menyakitimu,” ucap Aiden lembut. Sera menunduk, matanya menatap papan nama di makam di hadapannya. Sejak tadi pikirannya dipenuhi ribuan potongan kenangan yang tak bisa ia tangkap utuh. “Leonard Maximus… apa dia anak kita?” tanyanya pelan, menatap Aiden dengan mata sembab. Aiden menggeleng pelan. “Dia anakmu… tapi bukan denganku.” “Maksudmu… apa aku sudah menikah?” Sera spontan menjauh dari pelukan Aiden, menghapus air matanya dengan punggung tangan. “Lebih tepatnya, kau sudah janda, sayang,” ujar Aiden lembut. Sera terdiam, menatap kosong ke arah nisan kecil itu. “Aku akan menceritakan semuanya nanti, kalau kau sudah siap,” lanjut Aiden, ia mengusap permukaa

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 70 Tulus

    Dua hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari pernikahan Sebastian dan Naomy. Mereka mengucap janji suci di rumah orang tua Sebastian, disaksikan hanya oleh keluarga inti. Sebastian tampak sangat bahagia. Wajahnya bersinar penuh semangat saat memperkenalkan Naomy kepada keluarga besarnya, sangat berbeda dengan Sera dulu yang selalu terlihat tenang, bahkan sedikit cuek. Malam harinya, Papa dan Mama Sebastian meminta pasangan itu untuk bermalam di rumah. Namun Naomy menolak halus, terutama ketika Sebastian mengajaknya ke kamar lamanya. “Aku tidak mau tidur di kamarmu yang dulu... yang pernah kau tempati bersama Sera,” ucap Naomy dengan bibir yang sedikit manyun. Bayangan masa lalu suaminya dengan wanita lain membuat dadanya sesak. Sebastian tersenyum lembut, merengkuh istrinya dalam pelukan. “Ini malam bahagia kita, sayang. Jangan mengingat siapa pun selain aku. Dia sudah lama aku buang jauh-jauh.” Naomy menghela napas dan mengangguk. Pelan, ia membalas pelukan itu. “Akhirnya ki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status