Share

Bab.5 Kesal

Penulis: Yeyen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-08 06:56:53

Pagi menyapa, Sera bergegas membersihkan dirinya, ia akan melarikan diri untuk sementara waktu, ia malu dengan apa yang terjadi tadi malam.

Sera sudah sibuk di dapur, membantu menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

Namun, suara Sebastian yang memanggilnya dari kamar membuat Sera segera meninggalkan kegiatan itu dan menemui Sebastian

"Ada apa?" Tanya sera setelah tiba dikamar, ia menahan malunya, ia tidak berani menatap wajah Sebastian

"Mulai sekarang, kalau aku mau berangkat kerja, bantu aku untuk memilih baju dan keperluan lainnya," ucap Sebastian sembari meraih pinggang istrinya, wajah Sera semakin memerah karena malu.

"Kamu harus fokus padaku. Urusan dapur, sudah ada Bibi yang mengurusnya." Sebastian mengecup lembut bibir istrinya

Sera tersenyum mengangguk. Setelah malam yang penuh keintiman, Sebastian tak lagi menjaga jarak. Kini ia bebas menyentuh, memeluk, dan memanggil istrinya tanpa ragu. Sera pun tak menyangkal jika dirinya sudah sepenuhnya menjadi milik Sebastian.

Pagi itu, ia berdiri di depan lemari, memilih pakaian terbaik untuk suaminya. Matanya jatuh pada setelan biru terang, dipadukan dengan celana dan dasi navy yang serasi. Ia membawanya pada Sebastian dengan senyum kecil.

Namun, Sebastian hanya menatapnya sekilas, lalu menggeleng pelan.

"Yang putih saja," katanya singkat dan mengambil kemeja putih dari sisi lain lemari. Ia tersenyum lembut, seakan menganggap itu hal sepele.

Sera terpaku sejenak, senyumnya memudar.

"Lalu untuk apa menyuruhku memilih, kalau akhirnya tetap pilih yang dia mau?" gumamnya pelan, lebih ke dirinya sendiri. Ia menghela napas panjang, berusaha bersabar.

"Sabar, Sera… mungkin kamu belum tahu seleranya. Mungkin juga dia belum terbiasa membiarkan orang lain memilih untuknya" pikirnya, mencoba memaklumi.

Ia melangkah kembali ke sisi ranjang, duduk sambil memperhatikan Sebastian yang sibuk merapikan penampilannya sendiri.

Kini ia tidak lagi membantu, entah ia belum terbiasa atau ia masih merasa kesal dengan sikap suaminya. Sera hanya melihat suaminya yang sedang memakai dasi. Menurutnya, Sebastian sangat memikirkan penampilannya, ia begitu lihai memakai dasi dan bajunya juga sangat rapi.

.

.

Sepertinya, keluarga ini hanya benar-benar berkumpul saat jam makan tiba. Seperti pagi ini, mereka duduk bersama untuk menikmati sarapan, namun tanpa banyak percakapan.

Setelahnya, semua akan kembali sibuk dengan urusan masing-masing.

"Mereka jarang sekali mengobrol" ucap Sera membatin sambil melirik satu per satu wajah di meja makan.

Begitu sarapan selesai, Sebastian bangkit dan berpamitan. Ia mencium pipi papa dan mama, lalu mengangguk singkat ke arah Sera sebelum keluar rumah.

Sera hanya bisa melihat mobil Sebastian melaju pergi, tanpa ada drama pamit yang manis seperti di film-film, tak ada cium tangan, apalagi cium kening.

"Sesaat prilakunya sangat manis, namun detik berikutnya ia bisa sangat cuek, sebenarnya dia itu pria seperti apa?" Ucap Sera membatin, ia merasa bingung dengan perlakuan Sebastian padanya

Tak lama, papa dan mama menyusul, masing-masing dengan agenda yang tak pernah benar-benar mereka bicarakan.

"Apa kau sudah puas merenungi kepergian kakakku?" Suara Olivia menyadarkannya, ia tak menanggapi ucapan adik iparnya

Sera mengambil tasnya dan duduk diam di kursi depan mobil. Pandangannya lurus ke depan, namun pikirannya entah ke mana.

Hari ini, ia akan pergi ke kampus dan seperti yang sudah direncanakan semalam, ia akan pergi bersama Olivia.

Di kursi belakang, Olivia bersandar dengan angkuh, aroma parfum mewahnya mengisi ruang sempit di dalam mobil.

"Apa kau pikir Kak Sebastian mencintaimu?" suara Olivia terdengar tajam, penuh penekanan. Tidak ada basa-basi, hanya nada yang memancarkan kesombongan.

Sera menoleh perlahan, menatapnya dari balik bahu. "Kenapa bertanya seperti itu?" tanyanya datar.

Olivia terkekeh pelan, lalu berkata

"Aku hanya ingin tahu... apakah Kakakku benar-benar sudah melupakan Naomy… atau belum." Tawanya terdengar mengejek dan menusuk.

Sera terdiam. Tidak ada satu pun kata yang keluar dari bibirnya, meski hatinya terasa dicekik. Ia membuang pandangannya kearah luar jendela, menahan gelombang emosi yang mendesak dari dalam dada.

"Jangan terlalu berharap pada Kakakku" lanjut Olivia dingin.

"Dan mulai besok, pergi ke kampus sendiri. Aku cuma berbaik hati hari ini."

Mobil melaju pelan, tapi suasana di dalamnya terasa tajam, penuh tekanan yang tak terlihat.

"Hufttt..." Sera menghela napas berat, dadanya terasa sesak sejak turun dari mobil. Kini ia sudah duduk di salah satu sudut perpustakaan, tempat biasa ia dan Jelita berbagi cerita.

Jelita yang baru datang langsung menangkap ekspresi sahabatnya.

"Kau kenapa?" bisiknya pelan, takut mengganggu suasana tenang di sekitar.

Sera menunduk, menyandarkan kepalanya di lengan. "Aku baru saja keluar dari rumah hantu. Dadaku sesak sekali. Sekarang aku paham kenapa orang-orang bilang dia sangat sombong," gumamnya sambil mengernyit, ekspresinya penuh kesal.

"Kau pergi bersama adik iparmu? Wah... daebak!" Jelita membulatkan matanya, setengah kagum, setengah terkejut.

Sera hanya mengangguk pelan. Namun Jelita segera mengganti topik, wajahnya langsung berubah penasaran.

"Eh, terus… suamimu gimana? Kalian udah malam pertama, belum? Terus tadi pagi ngapain aja?"

Suara Jelita cepat dan penuh rasa ingin tahu, seolah tak bisa menahan diri. Ia bahkan sedikit mencondongkan badan, seperti takut ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka yang mulai terlalu pribadi.

Sera memutar bola matanya, wajahnya memerah, campuran antara malu dan jengkel.

"Apa tidak ada pertanyaan lain yang ingin kau tanyakan?."

Bersambung . . .

Jangan lupa tinggalkan jejak ya teman

Terimakasih

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 86 Puas

    Keriuhan langsung pecah begitu pintu ruangan terbuka dan sang pemilik baru perusahaan melangkah masuk. Tatapan penuh pesona sempat menyambut Aiden hingga dalam hitungan detik tatapan itu memudar. Semua mata sontak tertuju pada wanita cantik yang digandengnya dengan begitu bangga. Tanpa ragu, Aiden memperkenalkan Sera sebagai istrinya… sekaligus CEO baru perusahaan ini. Sera membelalakkan mata. Ia bahkan sempat menahan napas. "Sayang… kamu jangan main-main," bisiknya pelan di telinga Aiden. Sementara itu, Sebastian dan Olivia tampak seperti tersambar petir tidak percaya, marah, sekaligus terhina. "Aku tidak main-main, sayang. Perusahaan ini sekarang milikmu. Kau yang akan mengurusnya… tentu saja dengan bimbinganku," Aiden mengedipkan satu matanya, membuat seluruh karyawan terperangah melihat kemesraan itu. Bisik-bisik mengalir dari berbagai sudut ruangan. Banyak yang memuji, banyak yang iri tapi semua sepakat bahwa pasangan itu terlihat sangat serasi. Berbeda dengan Sera yang mula

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 85 Merasa Pulang

    Seminggu berlalu setelah bulan madu mereka berakhir. Kini Sera dan Aiden harus kembali pada realita menjalani hari-hari dengan bekerja seperti biasa. Mereka sudah tinggal bersama di apartemen baru yang Aiden beli khusus untuk istrinya. Sementara apartemen lama milik Aiden, kini ia sewakan. Pagi itu, Sera sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. “Kenapa tidak apartemen lama mu saja yang kita tempati, sayang?” tanya Sera sambil menata piring. Aiden mendekat, mengambil tangan Sera, lalu menciumnya lembut. “Itu rumah bujangku. Ini rumahku bersama istriku. Aku hanya ingin suasana baru.” Sera tersenyum kecil. “Oh iya… apa aku akan jadi ibu rumah tangga?” “Siapa bilang?” Aiden menjawab santai sambil menikmati sarapannya. Sera hanya mengangkat bahu, pasrah. “Kau tetap jadi sekretarisku,” ujar Aiden sambil mengedipkan sebelah mata. “Kau harus selalu ada di sampingku. Jadi kita bisa berbulan madu di mana saja.” Senyumnya berubah penuh makna. “Maksudmu?” Sera mengernyit, bingung denga

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 84 Di Cintai

    Pagi hari, Aiden sudah bersiap, begitu pula dengan Sera. Dengan gaun sederhana yang melekat di tubuhnya, Sera tampak cantik tanpa perlu usaha berlebihan. Aiden menatapnya lama, tersenyum, lalu mendekat dan memeluk pinggang istrinya dari belakang. “Terima kasih,” bisik Aiden sambil mengecup ceruk leher Sera. Sera menatap pantulan mereka di cermin, memegang tangan Aiden yang di perutnya. “Terima kasih untuk apa?” “Untuk semua yang kau berikan.” Sera berbalik menghadap suaminya. Dengan lembut ia memegang kedua pipi Aiden. “Dengar… aku tidak memberikan apa pun selain cintaku. Dan aku rasa itu pun belum cukup. Aku ingin memberimu seorang anak.” Ia lalu mengecup bibir Aiden penuh kelembutan. Aiden terdiam sejenak, menatap Sera dengan penuh cinta. “Seharusnya aku yang berterima kasih padamu. Terima kasih atas perjuanganmu selama ini. Kalau kau tidak berjuang, aku tidak akan bersamamu sekarang… dan tidak akan sebahagia ini.” Air mata Sera mulai mengalir. “Terima kasih,

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 83. HoneyMoon

    Pagi-pagi sekali mereka sudah berkumpul di restoran hotel. Aiden tak melepaskan genggaman tangannya dari tangan istrinya, seolah takut Sera menghilang barang sedetik. Mereka menyapa keluarga satu per satu sebelum akhirnya duduk dan ikut menikmati sarapan hangat bersama. “Aku akan membawa Sera berlibur, Dad,” ucap Aiden sambil tersenyum pada Daddy dan Mommy. “Itu bagus. Sudah seharusnya kalian berbulan madu,” jawab Daddy ringan. “Papa akan mensponsori tiket keberangkatan dan kepulangan kalian. Ke mana pun.” Papa berkata dengan bangga. Hari itu, ia baru benar-benar melihat anaknya tersenyum tanpa tekanan, sepanjang hari bersama Aiden. “Dan Daddy akan mensponsori penginapan kalian,” Daddy menimpali tak mau kalah. Mommy ikut menggoda, “Enak ya punya orang tua dan mertua kaya.” Tawa pun pecah di meja itu. “Terima kasih Pa… thank you, Dad,” Aiden bertos ria, seperti kebiasaannya sejak dulu bersama Daddy. Sera dan keluarganya bisa merasakan kehangatan keluarga Aiden, sesuatu y

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 82 Nakal

    Sebastian dan keluarganya naik ke panggung untuk memberi selamat kepada pengantin baru. Aiden menatap mereka dengan ekspresi datar, namun ia menggenggam tangan Sera erat seolah ingin melindungi pujaan hatinya dari apa pun yang mungkin datang. “Selamat, Sera… akhirnya kau menemukan pengganti kakakku,” ucap Olivia dengan cibiran yang jelas merendahkan. Aiden tidak langsung turun tangan. Ia ingin melihat sejauh apa Sera bisa melawan. “Ada apa dengan kakakmu? Siapa dia? Dan kau sendiri… siapa? Aku rasa aku tidak mengenalmu. Bagaimana bisa kau datang ke pestaku?” Sera berpura-pura masih hilang ingatan, dengan ekspresi yang begitu tenang. Olivia terkekeh meremehkan. “Dasar amnesia. Kau itu janda, jangan bermimpi terlalu tinggi. Aku rasa…” Olivia mendekat dan berbisik di telinga Sera. “Kau akan bernasib sama seperti dengan kakakku dulu. Habis manis, sepah dibuang.” Sera tetap tersenyum, senyum yang justru semakin memancing emosi Olivia. “Kita lihat saja. Jika suamiku dibandin

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 81 Hari Bahagia

    Hari ini adalah hari bahagia Sera dan Aiden. Berbeda dengan pernikahannya yang dulu, kali ini Sera benar-benar bahagia menikah dengan hati dan pilihannya sendiri. Sekali lagi, kebaya putih menyelimuti tubuh mungilnya. Kebahagiaan terpancar jelas dari wajah Sera, senyum manis terukir begitu sempurna. “Ayo sayang… Aiden sudah menunggumu,” ucap Mama dan Mommy lembut. Mereka menggandeng Sera menuju tempat Aiden berada. Aiden menatap Sera dengan senyuman yang langsung melembutkan seluruh raut wajahnya. Air mata menggenang di matanya, akhirnya ia sampai pada titik ini, menikahi perempuan yang benar-benar ia cintai. “Tidak ada yang tidak mungkin untuk cinta. Akhirnya kau menikahi wanita yang kau cintai, brother,” Mike menepuk pundak Aiden. “Aku acungkan jempol untuk perjuangan cintamu,” tambah Vincent dengan bangga. Aiden tersenyum sambil mengusap sudut matanya. Ia terharu, ini hari yang sudah ia nantikan sejak lama. “Terima kasih sudah membantuku. Hari ini tidak akan ada tanpa kalian

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status